Monday, 28 January 2013

Pilkada dan Petaka di DKI Jakarta




DKI Jakarta menjadi petaka yang memilukan bagi umat manusia, kerugian material yang tak terhitung berapa jumlahnya, begitu juga tak sedikit nyawa manusia yang melayang atas petaka dengan penuh kedahsyatan, disebabkan banjir yang besar dengan menenggelamkan berbagai daratan di DKI Jakarta, apabila dilihat dari banjir yang ada di DKI Jakarta kemarin, tentunya sudah menyisakan peringatan besar dari sang maha pencipta langit dan bumi, supaya umat manusia lebih menghargai alam, dan supaya umat manusia menjaga alam dengan sebaik-baik mungkin.

Pilkada DKI Jakarta sudah berlalu, dan kitab suci Al-Qur'an sudah jelas memerintahkan umat Islam, untuk memberikan sebuah dukungan kepada sesama umat muslim, tetapi apakah warga DKI Jakarta sudah sesuai dengan perintah Al-Qur'an tersebut? bahwa umat muslim diperintahkan, untuk memilih sesama umat muslim sebagai pemimpin di tengah-tengah realita kehidupan berbangsa dan bernegara.

Keberadaan agama Islam sudah sangat jelas mengajarkan umat muslim di saat memilih pemimpin di DKI Jakarta, untuk memilih pemimpin sesama umat muslim. Karena Islam melarang memilih diluar keimanan. Karena berdasarkan dari ayat-ayat suci Al-Qur'an yang tertuang dibawah ini:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimmpin (mu): sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim" .(QS. Al-Maidah [5]: 51)

"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir jadi pemimpin, bukan orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, bukanlah dia dari (agama) Allah sedikitpun". (QS. Ali Imran [3]: 28).

"Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir". (QS. al-Maidah [5]: 44).

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun.“[QS. Al-Maidah [5]: 72]

"Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih."[QS.Al Maidah [5]: 73]

"... mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kerugian bagi kamu (kaum Muslim). Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka sedang apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda (siapa kawan dan siapa lawan), jika kalian memahaminya." (QS Ali 'Imran [3]: 118).

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.(Q.S. Al-Baqarah [2]: 120).

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Q.S. Al Baqarah [2]: 208).

Dari ayat-ayat suci Al-Qur'an di atas, tentunya sudah jelas bagi umat muslim, bahwasanya umat muslim, supaya mengikuti apa yang terkandung di dalam ajaran Islam, tentunya memilih pemimpin yang seiman, tetapi apakah saat itu umat muslim di DKI Jakarta memilih pemimpin yang seiman?....

Pada akhirnya alam menjawab dengan waktu yang sangat singkat, melalui petaka banjir yang tak dikira menerjang daratan di DKI Jakarta, tentunya semua itu peringatan dari Allah SWT bagi seluruh umat manusia, khususnya bagi umat muslim di DKI Jakarta, supaya umat muslim selalu mengikuti apa yang tertuang di dalam ayat-ayat suci Al-Qur'an.

"Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya".(QS. Al-A’raf [7]: 96).

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com).........

Nabi Nuh as dan Petaka Air Hujan di Jakarta





Menyimak kisah sejarah perjalanan Nabi Nuh as membuat hati dan pikiran, bertambah semakin iman di sanubari yang paling dalam, apalagi hubungan kisah sejarah Nabi Nuh as melekat bersama bahteranya yang begitu menakjubkan, dan pada akhirnya dapat menyelamatkan para penganutnya yang taat, tetapi bagi para pelaku yang zalim, Allah SWT menghukumnya, hingga binasa bersama tenggelamnya bumi pada peristiwa banjir tersebut.

Sedangkan keberadaan Jakarta dan sekitarnya juga mengalami banjir yang mengerikan, apabila tidak dapat ditangani secara baik dalam hari berikutnya, bulan berikutnya, tahun berikutnya, kemungkinan besar Jakarta juga dapat tenggelam, seperti kisah perjalanan Nabi Nuh as saat menghadapi para kaum yang zalim.

Sebenarnya, air hujan adalah berkah dari Ilahi, tetapi di Jakarta dan daerah sekitarnya, malah tenggelam gara-gara air hujan yang di anggap berlebihan intensitas airnya, padahal kalau air hujan dapat dikelola dengan baik, tentunya akan membawa sebuah berkah yang dapat bermanfaat bagi umat manusia, tetapi kalau air hujan tak dapat dikelola dengan benar. Maka air hujan akan menjadi banjir dan menyebabkan bencana yang sangat mengerikan bagi kelangsungan umat manusia selanjutnya.

Keberadaan air hujan, apabila dibiarkan tanpa ditata secara baik, tentunya akan mengakibatkan sebuah petaka yang dapat merenggut harta maupun nyawa, tetapi kalau air hujan dapat ditata dengan benar. Insya Allah, air hujan akan menjadi berkah yang penuh kemaslahatan bagi umat manusia. Maka sudah selayaknya umat manusia yang hidup di muka bumi, untuk berbuat baik kepada alam, supaya alam juga berbuat baik kepada umat manusia secara keseluruhan.

Umat manusia tak lepas dari istilah: khalifah di muka bumi. Maka sudah sepatutnya umat manusia dapat mengatur berbagai ruang kondisi alam dengan baik dan benar, supaya air hujan dapat dimanfaatkan bagi kelangsungan umat manusia di dalam meraih kehidupan yang lebih baik lagi.

Ketika alam sudah tidak semestinya diperlakukan secara baik, tentunya alam juga akan mengalami ketidak-seimbangan bagi realita kehidupan alam semesta. Maka sudah selayaknya umat manusia, untuk selalu berbuat baik terhadap alam, supaya alam dapat berbuat baik pula terhadap umat manusia. Sehingga umat manusia dengan kehadiran air hujan, bukan malah menjadi petaka yang mengerikan, tetapi dengan kedatangan air hujan, tentunya diharapkan dapat membawa sebuah kesuburan alam dengan dipenuhi berbagai jenis tumbuh-tumbuhan dan pepohonan yang bermanfaat bagi realita kehidupan umat manusia seutuhnya.

Kedatangan air hujan dari langit merupakan sebuah berkah dengan membawa berbagai manfaat yang sungguh luar biasa, tetapi air hujan kenapa membawa petaka bagi Jakarta dan sekitarnya? Kalau melihat dari sejarah air hujan memang tak selamanya membawa berkah, tentu tak lepas disebabkan air hujan tidak mampu diserap dengan baik oleh tanah. Karena tumbuh-tumbuhan dan juga pepohonan sudah semakin hilang habitatnya. Sehingga ekosistem alam mengalami kerusakan yang sangat mengerikan, Maka kalau peristiwa kerusakan alam sudah terjadi di berbagai tempat, berarti air hujan yang turun akan mengakibatkan banjir yang dapat menenggelamkan suatu daerah atau suatu daratan.

Sejarah juga pernah mencatat tentang kisah perjalanan Nabi Nuh as. Bahkan didalam ayat suci Al-Qur'an Allah berfirman: "Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan." (QS. Huud [11]: 37).

Dari kisah sejarah perjalanan Nabi Nuh as, Allah SWT tidak menghancurkan segala-galanya. Namun Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh as, untuk membangun sebuah bahtera besar supaya dapat menyelamatkan sebagian makhluk ciptaan-Nya, dan pada akhirnya Nabi Nuh as bersama para pengikutnya yang taat, selamat dari petaka banjir yang maha dahsyat, sedangkan bagi yang zalim tenggelam bersama banjir bah lautan.

Berangkat dari kisah sejarah perjalanan Nabi Nuh as, bahwa sebuah petaka adalah bagian dari peringatan Allah SWT bagi umat manusia yang dapat berpikir, untuk selalu memperlakukan alam dengan baik, supaya alam juga memperlakukan umat manusia dengan baik juga.

Kalau air hujan adalah: berkah, tetapi kenyataannya menjadi sebuah bencana yang maha dahsyat, berarti sama dengan ada kesalahan dalam penataan lingkungan yang ada di suatu wilayah, baik di Jakarta dan sekitarnya. Maka sudah saatnya di Jakarta dan sekitarnya membangun waduk raksasa atau dengan gerakan penghijauan yang dapat menampung air hujan, supaya air hujan dapat menjadi berkah, bukan malah menjadi petaka bagi umat manusia.

Ingatlah!, wahai umat manusia diseluruh alam semesta, bahwa air hujan adalah berkah besar bagi seluruh umat manusia, apabila umat manusia dapat memperlakukan alam dengan dengan baik dan benar, untuk itulah seluruh umat manusia berbuatlah kebajikan kepada alam, supaya alam juga baik terhadap umat manusia di alam semesta.

“Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh berkah, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun, untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan.” (QS. Qaaf [50] : 9-11).

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........

Para Pelajar Jauh Dari Olah Politik





Pemahaman para pelajar dalam olah politik masih bersifat sesuatu yang terlihat di depan mata, paling banter hanya pemahaman politik yang berdasarkan politik tertulis di dalam buku-buku semata, belum sampai ke tahap di balik fakta lapangan. Karena olah politik yang di angkat para pelajar masih dibilang dalam lingkup humanisme, tetapi belum bertarung bagaimana proses menuju humanisme yang penuh tipu daya yang mengiringi langkah olah politik sebenarnya.

Tak jarang pelajar sampai tingkat S3, bahkan profesor sekalipun dalam memainkan olah politik masih bersifat kaku, belum dapat bermain secara jeli, seperti para politisi ulung yang sudah lalang melintang dalam mengolah berbagai realita kehidupan tentang olah politik yang pandai memutar bahasa maupun memutar tingkah polah dalam memainkan sebuah sandiwara, untuk melakukan olah politik, supaya dapat melakukan sebuah hajat besar sesuai dengan tujuan para politisi dalam memainkan olah politik.

Para pelajar dalam berpolitik masih terbilang lugu, apabila dibandingkan dengan para senior politisi, apalagi permainan politik itu bagian dari bakat alam, bukan pelajaran dari bangku kuliah, dan juga bukan dari pelajaran buku-buku semata, tetapi politik merupakan sebuah bakat alam antara naluri olah akal dengan olah jiwa yang dipadukan menjadi satu kepentingan dengan sebutan singgasana kekuasaan.

Masa kuliah dalam memahami sebuah politik hanya sekedar dari buku-buku semata, paling banter hanya sebatas ikut pergerakan semata, baik melalui gerakan aksi di jalan atau hanya sekedar aksi di kampus belaka. Sehingga tak sedikit para alumnus dengan menyandang gelar sarjana hanya sebatas bermain secara datar belaka, dan paling banter hanya sebatas ikut arus gelombang para politisi yang lebih senior, tetapi bukan sebagai pioneer dalam melakukan sebuah olah politik.

Politik tidak hanya sebatas bahasa idealis, begitu juga politik tidak hanya bersifat pragmatis semata, begitu pula politik tidak hanya sekedar retorika belaka, tetapi politik bagian dari bakat alam. Sehingga jangan heran banyak para politisi yang tidak mengenyam bangku kuliah, tetapi para politisi tersebut, ternyata dapat melakukan berbagai permainan politik secara cantik dan rapi, pada akhirnya kekuasaan ada dalam genggaman yang paling kuat di sisinya.

Keberadaan politik tidak sebatas hanya dalam dunia partai, namun lebih jauh lagi, bahwa bermain politik dapat di segala aspek realita kehidupan, baik dari aspek agama, sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, teknologi, dan berbagai aspek lainnya, tetapi yang perlu digaris bawahi tentang politik, bahwa politik tak luput dari perspektif tentang sebuah kekuasaan.

Dorongan politik bagian dari sebuah pencarian dalam melakukan berbagai gebrakan. Maka berpolitik membutuhkan olah strategi yang jitu, untuk melakukan berbagai manuver gerakan yang dapat mencapai sebuah celah antara kelemahan atau kelebihan, baik dari kawan maupun lawan. supaya dapat membaca dan memahami berbagai realita kehidupan politik yang terjadi.

Olah politik bukan sebatas dari bangku kuliah, tetapi olah politik lebih jauh lagi dengan berdasarkan dari empiris dan bakat alami dari para politisi, untuk melakukan berbagai permainan, supaya dapat menyatukan maupun dapat meruntuhkan, baik kawan maupun lawan. Karena politik tak lepas dari menyatukan keragaman menjadi satu kesatuan, dan mencoba meruntuhkan cara pandang lawan politik, supaya kemenangan dapat diraihnya. Sehingga politik tak jarang dikatakan sesat dalam bentuk permainannya, tetapi kalau politik dapat diolah berdasarkan kejujuran dan amanah, tentu akan menghasilkan sebuah paradigma politik yang penuh rahmat di tengah-tengah realita kehidupan masyarakat luas.

Melakukan olah politik bukan dari sebatas buku bacaan semata, tetapi olah politik berangkat dari sebuah kemampuan memahami dari sebuah peta tentang realita kehidupan, lalu dicari sisi yang satu, dicari kembali sisi lainnya, hingga sampai ketemu solusi dalam menyelesaikan sebuah kasus yang terjadi di dalam melakukan olah politik.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan berkah kepada kita semua, untuk melakukan berbagai tindakan kebajikan, supaya kita semua tergolong bagian dari orang-orang yang beruntung, baik di dunia maupun di akhirat kelak, Amin.....

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........

2013 -2014: Hujan dan Banjir Media Politik




Hujan politik sudah menampakkan di tahun 2013, baik dari berbagai media massa maupun media sosial tak luput dari genangan air yang siap menenggelamkan permainan politik di tahun 2014 yang akan datang. Sehingga permainan politik 2014 merupakan sebuah pertarungan berbagai media, mulai dari media tingkat amatir sampai media tingkat profesional, tentu tak lain dan tak bukan, bahwa kekuasaan salah satu tujuan dalam merebut sebuah puncak tertinggi menuju kursi singgasana impian bagi para politisi.

Bermain politik tak luput dari sebuah permainan abstrak maupun konkrit, disebabkan peta politik yang terus berubah dari kurun waktu yang tak ditentukan. Maka permainan politik terus mengalami evolusi perubahan dari masa sekarang sampai masa yang akan datang, tetapi pada substansi sebenarnya adalah: sama, bahwa dari masa dahulu sampai masa yang akan datang mempunyai sebuah kesamaan, tentu tak lepas dari bahasa kekuasaan sebagai panglima dari sebuah permainan politik.

Media ikut andil besar dalam sebuah pola permainan politik, jadi jangan heran di saat media memberitakan sebuah berita tentang politik, ternyata media tak lepas dari urun opini dalam membangun sebuah permainan politik yang sesuai dengan kehendak para sponsor atau kehendak dari para pemilik media. Sehingga media sudah tidak dapat lagi di bilang netral dalam memberitakan sebuah berita, apalagi menerjemahkan sebuah berita. Mengingat berita bagian dari media, begitu juga media tak lepas dari siapa pemilik dan siapa yang memberikan urun duit di dalam membangun sebuah media pemberitaan.

Kalau 2013 sebagai bentuk hujan media politik, sedangkan 2014 merupakan banjir media politik. Mengingat 2014 bangsa Indonesia mempunyai hajat besar dalam menyelenggarakan pemilihan legislatif dan juga pemilihan kepala negara. Berangkat dari sinilah, berarti pertarungan politik 2014, akan semakin ramai dengan munculnya, berbagai wajah baru maupun berbagai wajah lama dalam permainan di alam politik yang terus menggerus sebuah bentuk permainan yang semakin memanas di berbagai kancah realita kehidupan.

Peran media begitu penting sebagai pola membangun sebuah opini dari dunia politik, berarti mengambil segala daya kekuatan dari media sangat urgen, untuk membangkitkan dunia politik yang terjadi di tengah-tengah permainan politik, supaya apa yang menjadi sebuah cita-cita politik dapat diketahui secara khalayak umum, tentu tak lepas dari media sebagai penyalur aspirasi politik di tahun 2014 nanti.

2013-2014 merupakan sebuah bentuk hujan media politik dan juga sebuah bentuk banjir media politik. Maka di tahun 2013 dengan segala daya upaya para politisi terus mendekati berbagai media, untuk melakukan berbagai manuver dalam berpolitik, supaya di tahun 2014 nanti apa yang menjadi tujuan politik dapat tercapai sesuai dengan kehendak dan pikiran para politisi.

Bermain politik 2013 sangat menentukan menuju sebuah langkah permainan selanjutnya. Maka 2013 harus dapat memaksimalkan sebaik mungkin dalam olah strategi, untuk memenangkan sebuah permainan dalam dunia politik, tentu apabila politik 2013 dapat bermain secara cantik dengan kondisi hujan media, berarti di tahun 2014 dengan memasuki tahap banjir media politik, semua tinggal memoles secara perlahan-lahan. Maka kemenangan akan dapat tercapai dengan baik dan tepat sasaran.

Hujan media politik di tahun 2013 sebagai bentuk jalan pelicin menuju kelanjutannya, tentu berupaya semaksimal mungkin memenangkan kondisi banjir media politik di tahun 2014. Maka para politisi harus menyiapkan perahu yang mampu membawa pulau tujuan di saat banjir media menerjang di berbagai penjuru arah politik yang penuh gelombang menghantam sebuah perahu politik.

Kalau perahu politik tak mampu menghadapi banjir media politik 2014 nanti, berarti sama dengan perahu politik nanti akan ikut tenggelam bersama banjir media 2014 yang penuh badai dan gelombang. Maka tidak ada kata lain, selain mempersiapkan sedini mungkin membangun perahu politik yang kuat dan handal di tahun 2013, untuk menuju banjir media politik di tahun 2014 nanti, supaya dapat menyelamatkan perahu politik dari kepungan banjir dan badai.
Semoga Allah SWT memberikan keselamatan kepada kami dan para pembaca, baik keselamatan di dunia maupun keselamatan di akhirat kelak, Amin......

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........