Thursday 13 October 2011

Edaaaaaaaaan, Ijazah Anak ini di Jadikan Bungkus Kacang Goreng



Keberadaan ijazah sebagian pelajar menganggap barang yang istimewa, bahkan dengan buku yang dimiki pada waktu menempuh pendidikan pada sekolah dulu, ternyata masih bernilai dan berharga keberadaan ijazah, sehingga menimbulkan pengagungan terhadap ijazah secara berlebihan, apalagi kalau ijazah yang sudah tamat dari perguruan tinggi sekelas S1 sampai S3.

Memiliki ijazah bagi para pelajar sangat urgen bagi mereka yang sedang mencari pekerjaan, bahkan tidak hanya sebagai cara mencari kerja, namun ijazah sudah dijadikan gengsi hidup, karena banyak orang yang tertipu dengan ijazah tinggi mereka punya anggapan, bahwa mereka lebih pandai di banding yang tidak punya ijazah sama sekali, padahal semua itu belum jaminan, karena terkadang orang yang tidak punya ijazah ada yang lebih cerdas di banding mereka yang punya ijazah, sebab ada sebagian masyarakat tanpa ijazah malah mampu membuat perusahaan dengan karyawan para pelajar dari perguruan tinggi, berangkat dari sini berarti pendidikan yang mengagungkan ijazah harus di ubah cara pandang dalam memandang sebuah ijazah, bahwa sebenarnya ijazah hanya sebatas sarana dalam dunia pendidikan, bukan dewa yang harus di agungkan.

Kalau para pelajar ada yang melihat anak membawa kacang goreng dengan bungkus ijazah, tentu banyak orang akan bilang, bahwa anak ini sudah tidak waras alias edan, karena ijazah merupakan pelicin di dalam mencari pekerjaan, mengingat bangsa ini sudah membudaya, bahwa ijazah merupakan simbol dalam meraih sebuah kesuksessan, sehingga pendewaan ijazah sudah tidak terelakkan lagi.

Mellihat ijazah sebagai dewa pendidikan di Indonesia, tentu meresahkan bagi anak yang punya keahlian di bidang yang digeluti, padahal dia lebih ahli di banding orang yang punya ijazah, sehingga dari sini memunculkan oknum lintas cepat mencari ijazah dengan cara tidak halal, tetapi kesalahan ketika ada oknum jual beli ijazah, pemerintah selalu menyalahkan oknum tersebut, padahal adanya oknum jual beli ijazah tak lepas dari pendidikan di negeri ini yang hanya mengejar sebuah simbol belaka, karena itu perlu instrospeksi diri dari kalangan pendidikan Indonesia mengenai keberadaan ijazah saat ini.

Ijazah sebagai bungkus kacang goreng merupakan salah satu pemberontakan lintas batas terhadap dunia pendidikan, bahwa di negeri ini telah memandang ijazah barang yang berharga, bukan dari keahlian seseorang dalam menjalankan sebuah pekerjaan, sehingga kedepan para pendidik dituntut untuk bekerja ekstra keras, agar anak didik yang duduk di dunia pendidikan saat ini harus di beri arahan, bahwa ijazah sebatas sarana, bukan ukuran kepandaian seseorang dalam mencapai kesuksessan, apalagi dijadikan dewa (jangan sampai), karena banyak orang sukses tanpa Embel-embel keberadaan ijazah, ternyata mereka lebih sukses di banding mereka yang punya ijazah. Wallahu a'lam bisshowab............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.
.. .
.

Edaaaaaaaaan, Ijazah Anak ini di Jadikan Bungkus Kacang Goreng



Keberadaan ijazah sebagian pelajar menganggap barang yang istimewa, bahkan dengan buku yang dimiki pada waktu menempuh pendidikan pada sekolah dulu, ternyata masih bernilai dan berharga keberadaan ijazah, sehingga menimbulkan pengagungan terhadap ijazah secara berlebihan, apalagi kalau ijazah yang sudah tamat dari perguruan tinggi sekelas S1 sampai S3.

Memiliki ijazah bagi para pelajar sangat urgen bagi mereka yang sedang mencari pekerjaan, bahkan tidak hanya sebagai cara mencari kerja, namun ijazah sudah dijadikan gengsi hidup, karena banyak orang yang tertipu dengan ijazah tinggi mereka punya anggapan, bahwa mereka lebih pandai di banding yang tidak punya ijazah sama sekali, padahal semua itu belum jaminan, karena terkadang orang yang tidak punya ijazah ada yang lebih cerdas di banding mereka yang punya ijazah, sebab ada sebagian masyarakat tanpa ijazah malah mampu membuat perusahaan dengan karyawan para pelajar dari perguruan tinggi, berangkat dari sini berarti pendidikan yang mengagungkan ijazah harus di ubah cara pandang dalam memandang sebuah ijazah, bahwa sebenarnya ijazah hanya sebatas sarana dalam dunia pendidikan, bukan dewa yang harus di agungkan.

Kalau para pelajar ada yang melihat anak membawa kacang goreng dengan bungkus ijazah, tentu banyak orang akan bilang, bahwa anak ini sudah tidak waras alias edan, karena ijazah merupakan pelicin di dalam mencari pekerjaan, mengingat bangsa ini sudah membudaya, bahwa ijazah merupakan simbol dalam meraih sebuah kesuksessan, sehingga pendewaan ijazah sudah tidak terelakkan lagi.

Mellihat ijazah sebagai dewa pendidikan di Indonesia, tentu meresahkan bagi anak yang punya keahlian di bidang yang digeluti, padahal dia lebih ahli di banding orang yang punya ijazah, sehingga dari sini memunculkan oknum lintas cepat mencari ijazah dengan cara tidak halal, tetapi kesalahan ketika ada oknum jual beli ijazah, pemerintah selalu menyalahkan oknum tersebut, padahal adanya oknum jual beli ijazah tak lepas dari pendidikan di negeri ini yang hanya mengejar sebuah simbol belaka, karena itu perlu instrospeksi diri dari kalangan pendidikan Indonesia mengenai keberadaan ijazah saat ini.

Ijazah sebagai bungkus kacang goreng merupakan salah satu pemberontakan lintas batas terhadap dunia pendidikan, bahwa di negeri ini telah memandang ijazah barang yang berharga, bukan dari keahlian seseorang dalam menjalankan sebuah pekerjaan, sehingga kedepan para pendidik dituntut untuk bekerja ekstra keras, agar anak didik yang duduk di dunia pendidikan saat ini harus di beri arahan, bahwa ijazah sebatas sarana, bukan ukuran kepandaian seseorang dalam mencapai kesuksessan, apalagi dijadikan dewa (jangan sampai), karena banyak orang sukses tanpa Embel-embel keberadaan ijazah, ternyata mereka lebih sukses di banding mereka yang punya ijazah. Wallahu a'lam bisshowab............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.
.. .
.

PT Freeport Papua Antara Azab Dan Berkah





Keberadaan PT Freeport ditanah Papua membawa berkah dan azab bagi masyarakat Papua, dikarenakan PT Freeport Papua menjadi incaran para oknum di tingkat lokal, nasional, bahkan Internasional ikut nimbrung masalah kekayaan alam Papua yang dikelola PT Freeport saat ini, sehingga menimbulkan gesekan para elit dalam memperebutkan tanah Papua sebagai ladang emas terbesar didunia.

Keberadaan Papua sangat menentukan dalam peta ekonomi ditingkat lokal, nasional, bahkan Internasional, sehingga wajar kalau PT Freeport dijadikan ladang menghilangkan nyawa dan darah, dikarenakan ambisi manusia dalam memperebutkan ladang emas di tanah Papua yang sungguh luar biasa besarnya.

PT Freeport di tanah Papua membawa berkah ekonomi tersendiri bagi masyarakat Papua, mengingat kandungan emas yang sungguh mengagumkan, sehingga tanah Papua penuh dengan aura positif, dikarenakan kekayaan ladang emas di Papua tak terhingga besar dan kaya raya kandungan alamnya..

Tanah Papua sebagai ladang emas terbesar di dunia, mengakibatkan tanah Papua menjadi incaran para elit, bahkan masalah PT Freeport sudah masuk dalam ranah perebutan di tingkat Internasional, sehingga keberadaan PT Freeport Papua sangat urgen bagi perjalanan dalam membangun sebuah ekonomi di Papua, namun dalam perjalanan PT Freeport yang ada di Papua, ternyata membawa dampak negatif yang sungguh luar biasa, selain dampak positif bagi masyarakat Papua.

Dampak positif keberadan PT Freeport di tanah Papua tak lepas dari kemajuan papua saat ini, sehingga tanah Papua terlihat luar biasa di banding masa silam, dan menunjukkan bahwa masyarakat Papua sudah mulai bergerak maju kedepan, selain pembangunan supra struktur yang semakin luas merambah tanah Papua, membangun infrastrukturpun mulai digerakkan, sehingga saat ini terlihat pendidikan anak Papua mulai terangkat dibanding masa lalu. Itulah salah satu berkah keberadaan PT Freeport di Papua.

Sedangkan dampak negatif dari keberadaan PT Freeport Papua tak lepas dari pertarungan para politisi ditingkat daerah sampai tingkat Internasional dalam memperebutkan ladang emas yang sungguh mengagumkan, sehingga gesekan para elit mengakibatkan pecah perang tdak hanya ditingkat nasional, tetapi pecah ditingkat arus bawah sudah semakin meluas dan tak asing lagi mendengar kerusuhan yang ada di Papua, bahkan menimbulkan pertumpahan darah yang belum selesai sampai detik ini, semua tak lepas dari keberadaan PT Freeport yang dianggap sebagian masyarakat hanya menguntungkan para elit politik ditingkat daerah, nasional dan Internasional, sehingga keberadaan PT Freeport yang seharusnya membawa berkah, ternyata jauh dari harapan masyarakat Papua. Inilah yang harus menjadi perhatian pemerintah dalam mengelola tanah Papua, agar lebih memperhatikan nasib anak bangsa di Papua, agar masyarakat Papua tak tertinggal dengan daerah yang ada dinusantara.

Nasib anak Papua tak ubahnya hidup dinegeri ladang emas, namun masyarakat Papua masih banyak yang jauh dari hidup layak dan mendapatkan pendidikan yang lebih baik, mengingat kekayaan bumi Papua yang tak terhingga besarnya sebagai salah satu ladang emas terbesar di dunia.

PT Freeport Papua sebagai pengelola tanah Papua sudah semestinya tidak hanya mengeruk kekayaan alam yang ada di Papua, tetapi harus memberikan bantuan kepada masyarakat Papua secara luas, sehingga ada keseimbangan dalam kehidupan masyarakat Papua saat ini.

Lebih jauh lagi, ternyata keberadaan PT Freeport di tanah Papua telah dijadikan segerombolan oknum melegalkan pemberontakan terhadap negara, karena menganggap keberadaan PT Freeport jauh dari kepentingan masyarakat luas, sehingga jalan pemberontakan dilakukan sebagai bentuk kekecewaan terhadap sang penguasa negeri yang telah menjual tanah Papua terhadap negara asing. Inilah yang harus menjadi perhatian para pemimpin daerah maupun bangsa Indonesia saat ini.

Semoga saja keberadaan PT Freeport dapat mengangkat harkat martabat masyarakat Papua, bukan malah dijadikan kepentingan segelintir para preman daerah dan tingkat Internasional dalam mengeruk kekayaan tanah Papua secara berlebihan, sehingga menjadikan masyarakat Papua tetap miskin di balik ladang emas yang terpendam di bumi Papua. Wallahu a'lam bisshowab............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.
.. .

PT Freeport Papua Antara Azab Dan Berkah





Keberadaan PT Freeport ditanah Papua membawa berkah dan azab bagi masyarakat Papua, dikarenakan PT Freeport Papua menjadi incaran para oknum di tingkat lokal, nasional, bahkan Internasional ikut nimbrung masalah kekayaan alam Papua yang dikelola PT Freeport saat ini, sehingga menimbulkan gesekan para elit dalam memperebutkan tanah Papua sebagai ladang emas terbesar didunia.

Keberadaan Papua sangat menentukan dalam peta ekonomi ditingkat lokal, nasional, bahkan Internasional, sehingga wajar kalau PT Freeport dijadikan ladang menghilangkan nyawa dan darah, dikarenakan ambisi manusia dalam memperebutkan ladang emas di tanah Papua yang sungguh luar biasa besarnya.

PT Freeport di tanah Papua membawa berkah ekonomi tersendiri bagi masyarakat Papua, mengingat kandungan emas yang sungguh mengagumkan, sehingga tanah Papua penuh dengan aura positif, dikarenakan kekayaan ladang emas di Papua tak terhingga besar dan kaya raya kandungan alamnya..

Tanah Papua sebagai ladang emas terbesar di dunia, mengakibatkan tanah Papua menjadi incaran para elit, bahkan masalah PT Freeport sudah masuk dalam ranah perebutan di tingkat Internasional, sehingga keberadaan PT Freeport Papua sangat urgen bagi perjalanan dalam membangun sebuah ekonomi di Papua, namun dalam perjalanan PT Freeport yang ada di Papua, ternyata membawa dampak negatif yang sungguh luar biasa, selain dampak positif bagi masyarakat Papua.

Dampak positif keberadan PT Freeport di tanah Papua tak lepas dari kemajuan papua saat ini, sehingga tanah Papua terlihat luar biasa di banding masa silam, dan menunjukkan bahwa masyarakat Papua sudah mulai bergerak maju kedepan, selain pembangunan supra struktur yang semakin luas merambah tanah Papua, membangun infrastrukturpun mulai digerakkan, sehingga saat ini terlihat pendidikan anak Papua mulai terangkat dibanding masa lalu. Itulah salah satu berkah keberadaan PT Freeport di Papua.

Sedangkan dampak negatif dari keberadaan PT Freeport Papua tak lepas dari pertarungan para politisi ditingkat daerah sampai tingkat Internasional dalam memperebutkan ladang emas yang sungguh mengagumkan, sehingga gesekan para elit mengakibatkan pecah perang tdak hanya ditingkat nasional, tetapi pecah ditingkat arus bawah sudah semakin meluas dan tak asing lagi mendengar kerusuhan yang ada di Papua, bahkan menimbulkan pertumpahan darah yang belum selesai sampai detik ini, semua tak lepas dari keberadaan PT Freeport yang dianggap sebagian masyarakat hanya menguntungkan para elit politik ditingkat daerah, nasional dan Internasional, sehingga keberadaan PT Freeport yang seharusnya membawa berkah, ternyata jauh dari harapan masyarakat Papua. Inilah yang harus menjadi perhatian pemerintah dalam mengelola tanah Papua, agar lebih memperhatikan nasib anak bangsa di Papua, agar masyarakat Papua tak tertinggal dengan daerah yang ada dinusantara.

Nasib anak Papua tak ubahnya hidup dinegeri ladang emas, namun masyarakat Papua masih banyak yang jauh dari hidup layak dan mendapatkan pendidikan yang lebih baik, mengingat kekayaan bumi Papua yang tak terhingga besarnya sebagai salah satu ladang emas terbesar di dunia.

PT Freeport Papua sebagai pengelola tanah Papua sudah semestinya tidak hanya mengeruk kekayaan alam yang ada di Papua, tetapi harus memberikan bantuan kepada masyarakat Papua secara luas, sehingga ada keseimbangan dalam kehidupan masyarakat Papua saat ini.

Lebih jauh lagi, ternyata keberadaan PT Freeport di tanah Papua telah dijadikan segerombolan oknum melegalkan pemberontakan terhadap negara, karena menganggap keberadaan PT Freeport jauh dari kepentingan masyarakat luas, sehingga jalan pemberontakan dilakukan sebagai bentuk kekecewaan terhadap sang penguasa negeri yang telah menjual tanah Papua terhadap negara asing. Inilah yang harus menjadi perhatian para pemimpin daerah maupun bangsa Indonesia saat ini.

Semoga saja keberadaan PT Freeport dapat mengangkat harkat martabat masyarakat Papua, bukan malah dijadikan kepentingan segelintir para preman daerah dan tingkat Internasional dalam mengeruk kekayaan tanah Papua secara berlebihan, sehingga menjadikan masyarakat Papua tetap miskin di balik ladang emas yang terpendam di bumi Papua. Wallahu a'lam bisshowab............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.
.. .