Thursday 8 March 2012

Fenomena Kondom di Gedung DPR



Sungguh unik negeri Indonesia dengan hamparan wilayah dari Sabang sampai Merauke, terasa bumi nusantara begitu luas nan jauh mata memandang tak mampu menghitung kekayaan alam Indonesia. Sehingga banyak dari berbagai kalangan lokal maupun manca negara megatakan, bahwa bangsa Indonesia surga yang di letakkan di alam nyata. Inilah gambaran kecil kekayaan bumi nusantara Indonesia.

Bangsa Indoesia merupakan salah satu pemegang teguh budaya timur, tetapi ironis memang di gedung DPR telah terjadi serakan kondom. Lalu kejadian ini merupakan bentuk fenomena apa? Mengingat fenomena ini menimbulkan prasangka negatif dari sejumlah kalangan masyarakat tentang kondom yang berserakan di gedung kumpulan para orang terhormat.

Kondom memang terasa sederhana di saat mendengar hal tersebut, tetapi di balik itu terselip sebuah makna negatif dari sejumlah kalangan masyarakat, walaupun itu belum teruji kebenarannya secara rasio, tetapi paling tidak hati nurani sudah dapat menerka tentang keberadaan kondom di gedung terhormat ini. Semoga saja pikiran negatif itu bukanlah realitas yang ada di gedung terhormat saat ini. Mengingat gedung DPR merupakan hasil jerih payah keringat masyarakat bangsa Indonesia, sehingga sudah sepatutnya orang terhormat di dalamnya menjaga amanah dengan tepat, tetapi bukan malah menjadikan gedung DPR Seolah-olah tempat prostitusi. Sungguh terlalu kalau memang keadaan ini benar terjadi di gedung DPR saat ini.

Keberadaan kondom di gedung DPR telah menambah daftar citra buruk para kaum terhormat, tetapi itulah citra para pemimpin bangsa Indonesia. Lalu siapa yang bermain kondom di gedung DPR? Bisa jadi kabar itu hanya sebatas isu berita sebagai cara pengalihan dari sebuah isu besar. Megingat sebentar lagi pemerintah akan menambah daftar panjang kemiskinan masyarakat Indonesia, karena di rencanakan BBM naik dalam waktu jangka dekat dan di ikuti dengan kenaikan barang pokok lainnya, kalau itu sudah terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sudah tentu masyarakat kecil akan menjadi korban kebijakan pemerintah tersebut.

Fenomena kondom di gedung DPR membuat kaget sejumlah kalangan, sebab sudah semestinya gedung DPR di jadikan tempat memikirkan nasib masyarakat pada umumnya, tetapi bukan malah di jadikan tempat prostitusi, sungguh terlalu kalau kabar kondom berserakan di gedung DPR ini benar adanya.

Lepas dari ada tidaknya kondom di gedung DPR, bahwa dewan terhormat yang hidup di gedung milik masyarakat bangsa Indonesia, sudah sepatutnya memberikan yang terbaik bagi masyarakat secara luas, bukan malah menebar birahi syahwat di gedung yang di bangun dari jerih payah keringat masyarakat bangsa Indonesia. Dan Allah maha tahu segala.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
......... ..... .

Indonesia Maju Final, Setelah Mencukur Vietnam 2-0



Alhamdulillah, Timnas Indonesia U-21 berhasil melangkah menuju babak final Piala Sultan Hassanal Bolkiah. Dengan kemenangan Timnas Indonesia u-21 atas Vietnam membuat suka cita para pecinta sepak bola Indonesia. Sehingga dengan berkat kemenangan dalam pertandingan sepak bola ini menciptakan sebuah langkah baik bagi Timnas muda Indonesia, agar kedepan Timnas muda Indonesia dapat meraih jenjang sepak bola yang lebih progress, tentu dalam menatap masa depan sepak bola lebih baik di tingkat lokal maupun Internasional.

Olah bola apik Andik Vermansyah dan Kawan-kawan saat melawan Vietnam dengan hasil skor 2-0. Membuat Timnas muda Indonesia maju kebak puncak di Piala Sultan Hassanal Bolkiah. Sungguh ini peristiwa menggemparkan bumi nusantara Indonesia, dan sudah selayaknya kita sebagai anak bangsa mengacungkan jempol terhadap kinerja Timnas u-21 sepak bola Indonesia.

Kemenangan Timnas muda Indonesia di saat menghadapi Vietnam, berarti para penggawa Timnas U-21 Indonesia telah mampu mempersembahkan prestasi terbaik bagi nusa dan bangsa, tentu prestasi ini sangat membanggakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan mampu mempersatukan anak bangsa, bahwa bangsa Indonesia masih bisa bicara di tingkat Internasional dengan jalan pencapaian prestasi terbaik di laga olah raga sepak bola. Inilah kebanggaan anak bangsa di saat Timnas muda Indonesia mampu mencukur Vietnam dengan skor 2-0.

Kemenangan Timnas Indonesia atas Vietnam merupakan kebanggaan tersendiri bagi para pecinta sepak bola Indonesia. Sehingga kemenangan tersebut membawa berkah tersendiri bagi para pecinta sepak bola Indonesia yang telah lama puasa prestasi. Dengan demikian kemenangan 2-0 atas Vietnam mampu memberikan secercah harapan besar bagi para pecinta sepak bola di tanah air, agar kemenangan di laga semi final mampu berlanjut di petandingan final mendatang dan tentu membawa hasil kemenangan menuju puncak prestasi tertinggi di ajang Piala Sultan Hassanal Bolkiah.

Semoga Timnas muda Indonesia mampu meraih kemenangan di final Piala Sultan Hassanal Bolkiah nanti, agar sepak bola Indonesia selalu berjaya di kawasan asia tenggara, Amiin.......

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
......... ..... .

Indonesia Negeri Kaum PNS




PNS mulai beberapa hari ini mendapatkan sorotan tajam di berbagai media. Mengingat PNS merupakan abdi negara yang sudah semestinya memberikan yang terbaik bagi masyarakat pada umumnya, tetapi fakta di lapangan para kaum PNS jauh dari harapan masyarakat. Sehingga kaum PNS tak ubahnya sebatas pemakan uang APBN secara buta, kalau ini terus berlanjut dari waktu kewaktu, kemungkinan besar keberadaan kaum PNS tak jauh beda dengan hanya istilah parasit negara.

Keberadaan kaum PNS tak ubahnya sebatas pelengkap adminstrasi negara tanpa kerja sesuai hati masyarakat. Sehingga wajar kalau kaum PNS punya etos kerja minim, tetapi gaji tetap terbayar tiap bulan. Nah! kalau kaum PNS dianggap memiliki kemampuan rendah, apalagi punya etos kerja yang sangat minim, tentu ini bisa di bilang bahwa keberadaan kaum PNS tak lebih hanya sebatas makan gaji buta.

Memang harus diakui rencana kenaikan BBM tak lepas dari negara yang sudah tidak sanggup membayar para kaum PNS. Sehingga pemerintah mengambil seribu alasan, bahwa BBM harus di naikkan sesuai dengan harga di pasar, tetapi kalau kita meninjau lebih jauh lagi, ternyata kenaikan BBM di sebabkan membengkaknya uang negara di karenakan pemerintah tidak sanggup membayar gaji para kaum PNS, apalagi gaji kaum PNS sesegera mungkin dinaikkan, agar sesuai dengan standar nilai ekonomi nasional

Nah! kalau di cermati secara cerdas tentang kenaikan BBM yang sebentar lagi di laksanakan, ternyata tak ubahnya salah satu kegagalan pemerintah dalam mengelola hasil kekayaan alam dan sumber pajak yang ada, tentu untuk keberlangsungan hajat masyarakat banyak, tetapi malah yang terjadi kekayaan negara hanya di nikmati para pegawai pemerintahan. Sedangkan masyarakat kecil di biarkan terlelap dalam lamunan atas nama kesejahteraan Indonesia semu.

Menanggapi rencana Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, bahwa akan menggelontorkan dana sekitar Rp3 hingga 4 triliun, untuk biaya pelatihan bagi PNS yang dianggap memiliki kemampuan rendah, tentu mendapatkan sorotan tajam di tengah Hingar-bingar kemiskinan masyarakat Indonesia, tetapi pemerintah malah memanjakan PNS dengan segudang alasan. Sungguh ironis memang hidup di negeri Indonesia, semua aliran dana pemerintahan hanya di gelontorkan, untuk kesejahteraan para pegawai pemerintahan atau di sebut dengan istilah pegawai negeri sipil, tetapi masyarakat kecil tidak pernah di hiraukan keberadaan mereka. Inilah catatan buram sebagai bangsa besar di kawasan asia tenggara yang harus di perhatikan pemerintah, untuk melakukan pembenahan diri membangun negara dengan lebih memperhatikan kehidupan hajat masyarakat banyak.

Kebijakan pemerintah yang selalu menganak-emaskan para kaum PNS, tetapi lupa bagaimana dengan nasib tukang becak, buruh tani, buruh pabrik, nelayan, gelandangan, pedagang kaki lima? tentu tak lebih para kaum marginal hanya melihat kekayaan alam berlimpah dan sumber pajak besar hanya di nikmati para kaum PNS. Bahkan lebih ironis lagi kekayaan negara hanya di nikmati para kaum penilep uang negara, kalau ini terus di biarkan di negeri Indonesia, kemungkinan besar pemerataan, keadilan, kesejahteraan hanya mimpi bagi kaum marginal secara terus menerus. Nah! mulai saat ini mari gelorakan semangat membangun pemerintahan milik semua masyarakat bangsa Indonesia, bukan sekedar negeri para kaum PNS dan para pejabat aparatur negara. Dan Allah maha bijaksana.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)................... ..... .

Masya Allah, Rok Mini Berseliweran di Gedung DPR




Siapa yang tak kenal rok mini? Kalau tak kenal rok mini, berarti belum tahu seberapa kuatnya rok mini punya daya tahan magnet, tetapi kalau rok mini berseliweran di gedung DPR, tentu dapat mendatangkan sumber marabahaya, mengingat gedung DPR di huni sekumpulan orang terhormat dan para elite bangsa Indonesia. Nah! berangkat dari situlah rok mini menjadi sumber bahaya bagi para anggota dewan, khususnya anggota dewan yang berjenis kelamin lelaki saat melihat rok mini berseliweran di gedung DPR.

Rok mini memang mempunyai syahwat yang sungguh luar biasa bagi yang terpana dengan keelokan dibagian sensitif si pemakai, apalagi kalau si pemakai lumayan menggairahkan, tentu dapat menghasilkan libido naik kencang bagi sang penikmat. Sehingga dengan keberadaan rok mini berseliweran di gedung DPR. Mengakibatkan sejumlah DPR merasa terganggu atas keberadaan rok mini tersebut. Bahkan badan kehormatan DPR mulai membahas masalah rok mini yang berseliweran sembarangan di gedung DPR, agar rok mini dilarang berseliweran di gedung DPR.

Sebenarnya, fenomena apa di gedung DPR sampai memunculkan perbincangan hangat tentang rok mini? Mungkin saja DPR mulai gerah dengan perbincangan mengenai kebobrokan para pejabat, mulai dari PNS rendahan sampai pejabat tinggi dalam melakukan tindak korupsi. Sehingga ditengah Hingar-bingar ramainya pemberitaan korupsi memunculkan bahan perbincangan rok mini, entah disengaja atau tidak disengaja munculnya perbincangan rok mini sudah menjadi bola panas digedung DPR. Bahkan perbincangan rok mini berseliweran di gedung DPR mewabah menjadi perbincangan hangat di berbagai media dan jejaring sosial.

Keberadaan rok mini berseliweran di gedung DPR memunculkan sebuah pertanyaan sederhana, apakah benar keberadaan rok mini berseliweran mengganggu jalan kinerja para anggota DPR? sebenarnya, rok mini berseliweran di gedung DPR sudah sangat lama terjadi dalam gedung tersebut, tetapi kenapa baru di perbincangkan sekarang? Mungkin ada maksud tertentu DPR sebagai wakil rakyat yang ingin membangun sebuah citra positif, agar posisi DPR dapat lebih diterima ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Mengingat DPR sudah semestinya memberikan suri tauladan yang positif bagi masyarakat, bukan malah memberikan suri tauladan yang negatif.

Lepas dari rok mini berseliweran di gedung DPR saat ini, bahwa DPR telah terkena serangan demam korupsi yang mewabah di negeri Indonesia. Sehingga DPR harus menata kembali bangunan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut, tidak sekedar pencitraan belaka dalam mengambil sebuah kebijakan. Namun harus bentuk nyata dalam memperbaiki bangsa Indonesia yang sudah terlanjur terkena demam sakit korupsi, kolusi dan nepotisme. Dan Allah maha tahu segala.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
......... ....

Senyum PNS, BBM Naik, Gaji Naik Pula





Rencana pemerintah menaikkan harga BBM membuat sejumlah PNS tersenyum kecil, walau agak malu mengungkapkan sebuah kata senyum, tetapi tetap saja terlihat senyum kecil dari kejauhan. Mengingat kenaikan BBM akan dibarengi dengan rencana kenaikan gaji PNS. Nah! inilah salah satu pendorong PNS bisa tersenyum dengan kabar kenaikan BBM, tetapi bagi masyarakat kecil, seperti tukang becak, buruh tani, buruh pabrik, pedagang kaki lima, pengemis, asongan dan masih banyak lagi kaum marginal, tentu kenaikan BBM sangat mengiris hati dan pikiran.

PNS dengan kaum gelandangan memang berbeda sebuah nasib, walau secara hakikat mereka sama manusia dan sama minum air putih, tetapi perbedaan kondisi hidup inilah penyebab PNS dengan kaum gelandangan saat ini. Lalu apa penyebab perbedaan gelandangan dengan PNS? pemerataan kehidupan dalam berbangsa dan bernegara yang diamanatkan Undang-undang tidak berjalan semestinya. Inilah penyebab utama kegagalan dalam pemerataan menempuh hidup layak masyarakat ditengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga mengakibatkan perbedaan nasib kaum gelandangan yang jauh dari perhatian pemerintah. Sedangkan PNS mendapat perhatian lebih dari pemerintah dibanding kaum gelandangan Indonesia.

Pemerintah sebagai pegelola negara yang sudah berkewajiban memberikan yang terbaik bagi masyarakat, tetapi dalam mengelola sumber daya alam, sumber pajak, ternyata belum mencapai sebuah pemerataan hasil dari kekayaan negara kesemua lapisan masyarakat. Sehingga yang menikmati kekayaan negara hanya golongan para PNS dan para pejabat negara, sedangkan golongan gelandangan masih jauh dari hidup layak di negeri Indonesia. Bahkan lapak kaum gelandangan selalu di usir oleh pamong praja atau di sebut dengan istilah pasukan bayaran para pejabat.

Sudah semestinya kekayaan bangsa Indonesia, baik dari hasil pajak maupun sumber daya alam dikembalikan kepada seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Sehingga tidak ada istilah anak negara, abdi negara yang menikmati kekayaan bangsa Indonesia, tetapi seluruh masyarakat bangsa Indonesia punya hak menikmati kekayaan alam Indonesia. Namun fakta dilapangan apakah yang menikmati kekayaan negara sudah mencakup suluruh masyarakat bangsa Indonesia? tentu tidak semua menikmati kekayaan bangsa Indonesia, tetapi yang menikmati hanya para abdi negara (PNS). Sedangkan masyarakat gelandangan tetap saja hidup jauh dari kesejahteraan, apalagi mendapat perhatian lebih dari pemerintah, padahal pemerintah harus memberikan perhatian kesegenap masyarakat Indonesia tanpa tebang pilih.

Kenaikan BBM akan menambah susah para gelandangan. Namun bagi PNS tidak menjadi suatu masalah. Mengingat kenaikan BBM akan menambah Pundi-pundi uang para abdi negara. Karena rencana kenaikan BBM dibarengi kenaikan gaji PNS. Sehingga bagi kaum gelandangan kenaikan BBM akan memicu kesulitan ekonomi yang sungguh luar basa, tetapi bagi abdi negara (PNS) bukan menjadi masalah besar. Bahkan kenaikan BBM memicu senyum kecil bagi kaum PNS, walau agak Malu-malu dengan senyum kecil tersebut.

Lalu para pembaca dapat mengambil sebuah kesimpulan dan membuat sebuah pertanyaan sederhana, Apakah ada yang salah dilembaga negara pemerintahan Indonesia saat ini? Mengingat amanah Undang-undang tentang pemerataan, keadilan, kesejahteraan hanya mimpi bagi Kaum Dhuafa. Nah! inilah sebuah tantangan besar bagi kaum yang masih punya hati nurani, untuk terus meneriakkan sebuah perubahan di tubuh bangsa Indonesia, agar pemerataan di segala bidang segera terrealisir secepat mungkin. dan tentu tidak hanya dinikmati para kaum abdi negara (PNS), tetapi semua lapisan masyarakat harus bisa menikmati kekayaan alam Indonesia. Dan Allah maha bijaksana.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
......... ....





Rencana pemerintah menaikkan harga BBM membuat sejumlah PNS tersenyum kecil, walau agak malu mengungkapkan sebuah kata senyum, tetapi tetap saja terlihat senyum kecil dari kejauhan. Mengingat kenaikan BBM akan dibarengi dengan rencana kenaikan gaji PNS. Nah! inilah salah satu pendorong PNS bisa tersenyum dengan kabar kenaikan BBM, tetapi bagi masyarakat kecil, seperti tukang becak, buruh tani, buruh pabrik, pedagang kaki lima, pengemis, asongan dan masih banyak lagi kaum marginal, tentu kenaikan BBM sangat mengiris hati dan pikiran.

PNS dengan kaum gelandangan memang berbeda sebuah nasib, walau secara hakikat mereka sama manusia dan sama minum air putih, tetapi perbedaan kondisi hidup inilah penyebab PNS dengan kaum gelandangan saat ini. Lalu apa penyebab perbedaan gelandangan dengan PNS? pemerataan kehidupan dalam berbangsa dan bernegara yang diamanatkan Undang-undang tidak berjalan semestinya. Inilah penyebab utama kegagalan dalam pemerataan menempuh hidup layak masyarakat ditengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga mengakibatkan perbedaan nasib kaum gelandangan yang jauh dari perhatian pemerintah. Sedangkan PNS mendapat perhatian lebih dari pemerintah dibanding kaum gelandangan Indonesia.

Pemerintah sebagai pegelola negara yang sudah berkewajiban memberikan yang terbaik bagi masyarakat, tetapi dalam mengelola sumber daya alam, sumber pajak, ternyata belum mencapai sebuah pemerataan hasil dari kekayaan negara kesemua lapisan masyarakat. Sehingga yang menikmati kekayaan negara hanya golongan para PNS dan para pejabat negara, sedangkan golongan gelandangan masih jauh dari hidup layak di negeri Indonesia. Bahkan lapak kaum gelandangan selalu di usir oleh pamong praja atau di sebut dengan istilah pasukan bayaran para pejabat.

Sudah semestinya kekayaan bangsa Indonesia, baik dari hasil pajak maupun sumber daya alam dikembalikan kepada seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Sehingga tidak ada istilah anak negara, abdi negara yang menikmati kekayaan bangsa Indonesia, tetapi seluruh masyarakat bangsa Indonesia punya hak menikmati kekayaan alam Indonesia. Namun fakta dilapangan apakah yang menikmati kekayaan negara sudah mencakup suluruh masyarakat bangsa Indonesia? tentu tidak semua menikmati kekayaan bangsa Indonesia, tetapi yang menikmati hanya para abdi negara (PNS). Sedangkan masyarakat gelandangan tetap saja hidup jauh dari kesejahteraan, apalagi mendapat perhatian lebih dari pemerintah, padahal pemerintah harus memberikan perhatian kesegenap masyarakat Indonesia tanpa tebang pilih.

Kenaikan BBM akan menambah susah para gelandangan. Namun bagi PNS tidak menjadi suatu masalah. Mengingat kenaikan BBM akan menambah Pundi-pundi uang para abdi negara. Karena rencana kenaikan BBM dibarengi kenaikan gaji PNS. Sehingga bagi kaum gelandangan kenaikan BBM akan memicu kesulitan ekonomi yang sungguh luar basa, tetapi bagi abdi negara (PNS) bukan menjadi masalah besar. Bahkan kenaikan BBM memicu senyum kecil bagi kaum PNS, walau agak Malu-malu dengan senyum kecil tersebut.

Lalu para pembaca dapat mengambil sebuah kesimpulan dan membuat sebuah pertanyaan sederhana, Apakah ada yang salah dilembaga negara pemerintahan Indonesia saat ini? Mengingat amanah Undang-undang tentang pemerataan, keadilan, kesejahteraan hanya mimpi bagi Kaum Dhuafa. Nah! inilah sebuah tantangan besar bagi kaum yang masih punya hati nurani, untuk terus meneriakkan sebuah perubahan di tubuh bangsa Indonesia, agar pemerataan di segala bidang segera terrealisir secepat mungkin. dan tentu tidak hanya dinikmati para kaum abdi negara (PNS), tetapi semua lapisan masyarakat harus bisa menikmati kekayaan alam Indonesia. Dan Allah maha bijaksana.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
......... ....

Menangis, Menjerit, Bersedih TimNas di bantai 10-0 Tanpa Balas




Demam sepak bola mulai senyap perlahan disaat TimNas dibantai Bahrain 10-0 tanpa balas, menangis serentak para pecinta sepak bola atas kekalahan tim kesayangannya. Sungguh ini tamparan keras bagi para penggila bola Indonesia. Bahkan antara percaya dan tidak percaya, sehingga memunculkan sebuah pertanyaan, benarkah TimNas Indonesia dibantai 10-0? Kalau itu benar, terasa hati ini menjerit sekuat mungkin sebagai bentuk ketidak-puasan, tetapi apalah daya nasi sudah menjadi bubur, biarlah hari ini kalah, tetapi hari esok TimNas harus bangkit tegak tanpa ragu. Inilah harapan dari para pecinta sepak bola Indonesia.

Kegagalan TimNas Indonesia diajang Kualifikasi Pra-Piala Dunia 2014 dapat dijadikan pelajaran berharga bagi para pemain, agar TimNas kedepan mampu bangkit sebagai raja asia dalam dunia sepak bola, tentu dengan catatan TimNas harus lebih giat lagi berlatih, disiplin dan terus melakukan kegiatan positif demi kemajuan sepak bola Indonesia.

Lembaga PSSI sebagai wadah pemersatu dan pengelola sepak bola Indonesia, sudah semestinya melakukan pembinaan bibit unggul para pemain sepak bola muda, agar kedepan sepak bola Indonesia dapat lebih baik dibanding saat ini. Mengingat kekalahan TimNas Indonesia dengan skors 10-0 merupakan sejarah terburuk TimNas Indonesia dalam berlaga di level Internasional.

Kekalahan TimNas Indonesia dengan skors 10-0. Sungguh menyakitkan para pecinta sepak bola Indonesia, tetapi bagaimanapun juga, bahwa kekalahan tersebut dapat dijadikan sebuah makna pelajaran berharga, agar TimNas kedepan lebih baik dibanding saat ini, tentu semua melalui pembinaan dari PSSI sebagai wadah tertinggi dalam mengelola sepak bola Indonesia menuju lebih baik.

Memang harus diakui saat ini sepak bola Indonesia sedang mengalami upaya perubahan. Sehingga wajar PSSI masih dalam tahap menata sepak bola. Mengingat sepak bola Indonesia terpecah menjadi dua liga besar dengan sebutan ISL dan IPL. Perpecahan ini tentu sangat berpengaruh dalam membina sepak bola di Indonesia. Karena itu PSSI harus secepat mungkin menata liga sepak bola di bumi nusantara, agar tidak terjadi dualisme dalam kompetisi. Nah! ketegasan, keberanian dalam mengambil sikap PSSI sangat ditunggu, agar terjadi kompetisi di liga Indonesia yang sehat dan saling menjaga kebersamaan. Mengingat IPL dan ISL merupakan saudara sebangsa dan setanah air.

Keberadaan lembaga PSSI terus di hadapkan sejumlah persoalan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Lepas dari permasalahan itu, tentu PSSI harus tetap membangun sepak bola Indonesia, agar mampu sejajar dilevel Asia. Bahkan harapan kedepan dari para pecinta sepak bola, agar TimNas mampu berbicara di ajang piala dunia. Inilah harapan besar dan tanggung jawab PSSI dalam membangun sepak bola Indonesia menuju lebih maju. Semoga kekalahan TimNas dengan skors 10-0 dapat melecut semangat para pemain lebih baik dalam menatap sepak bola Indonesia. Amiin.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
......... ....

Subhanallah, Menyegarkan Lembaga STAN





Memahami dengan cermat sebuah pemberitaan diberbagai media massa atas kasus tindak korupsi Gayus dan Dhana, telah membuat kecewa masyarakat kepada lembaga STAN yang diharapkan mampu sebagai pejuang melawan kebobrokan birokrasi pemerintahan, tetapi ternyata sebagian Alumnus STAN malah tersangka kasus besar yang menghebohkan alam nusantara Indonesia. Sehingga dengan akbiat ulah oknum Alumnus lembaga kampus STAN membuat citra buruk departemen pemerintahan saat ini.

Kalau Kampus STAN sebagai salah satu pendidikan bagi para pelajar gratis, sudah semestinya disaat lulus dan menjadi PNS kejujuran dan amanah harus diletakkan dalam dada dan dijalankan sesuai dengan Nilai-nilai kemanusiaan, tentu tidak sebatas modal sebuah kecerdasan dan intelektual tinggi dalam bekerja, tetapi kejujuran dan amanah inilah yang harus dipegang dari para Alumnus STAN dalam menjalankan tugas sebagai pengabdi ditengah-tengah kehidupan masyarakat pada umumnya.

Dengan muncul kasus besar Gayus dan Gayus jilid 2 dalam melakukan tindak penyimpangan, sudah semestinya muncul sebuah pertanyaan. Masih adakah Alumnus STAN Yang jujur dan Amanah? pertanyaan sederhana ini yang bisa menjawab, tentu para Alumnus STAN itu sendiri. Karena mereka yang paham betul tentang dirinya dalam bekerja dilembaga birokrasi negara. Mengingat kasus tindak korupsi di negeri ini sudah menjadi penyakit kronis dalam tubuh bangsa Indonesia.

Muncul lagi sebuah pertanyaan yang tak terduga. Lebih banyak mana Alumnus STAN yang melakukan tindak korupsi dengan tidak melakukan penyimpangan dalam bekerja? Nah! ini perlu ada sebuah perenungan bagi Alumnus STAN. Apakah dalam bekerja dia benar sudah sesuai dengan kejujuran dan amanah atau malah mereka melakukan tindak penyimpangan pada saat menjalankan sebuah tugas pekerjaan di birokrasi pemerintahan? Para Alumnus STAN yang tertangkap dalam tindak penyimpangan masih dalam hitungan satu dan dua orang, tetapi tidak menutup kemungkinan masih banyak mereka yang belum tertangkap dalam melakukan sebuah penyimpangan. Mengingat korupsi jaringan di lembaga pemerintahan sudah begitu parah dan penyakit tindak penyimpangan sudah menyebar menjadi penyakit kanker yang sangat mematikan.

Penyimpangan di Indonesia sebagian besar tidak hanya sebatas gerak individu. Namun sudah mewabah dan bukan menjadi rahasia umum, bahwa mereka melakukan tindak penyimpangan secara berjama'ah dalam suatu lembaga kenegaraan. Inilah penyakit birokrasi pemerintahan di Indonesia yang harus segera dibersihkan, apabila bangsa Indonesia tetap ingin tegak berdiri sebagai negara yang berwibawa dalam menegakkan hukum dan keadilan.

Harapan besar masyarakat terhadap lembaga STAN saat ini. Bahwa lembaga STAN harus mengajarkan tentang makna kejujuran dan amanah kepada para mahasiswa dalam menjalankan sebuah tugas kenegaraan, agar kedepan lembaga STAN tidak menelurkan kembali para Alumnus penyimpang tindak korupsi, seperti para pendahulu mereka dengan nama Gayus, Gayus jilid 2 dan jangan sampai lagi terjadi gayus jilid empat, lima, enam dan seterusnya. Dan Semoga lembaga STAN tidak menelurkan kembali para koruptor sekelas Gayus dan para Gayus lainnya. Amiin...

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
......... ....

Sungguh Indah "Indonesia Tanpa Kampus".




Mari segenap tumpah darah masyarakat bangsa Indonesia dengan serentak mengheningkan cipta, rasa atas tragedi produk kampus gagal. Karena kampus telah menghasilkan para oknum dengan pandai menilep uang negara, padahal kampus diharapkan sebagai wadah perlawanan terhadap segala bentuk penyimpangan di bumi nusantara Indonesia.

Nah! kalau kondisi kampus terus dibiarkan tanpa di kritisi sedikitpun, tentu kampus akan berjalan sendiri tanpa perhatian masyarakat. Sehingga kontrol dari masyarakat dan para pengamat pendidikan di Indonesia sangat diperlukan sebagai bentuk membangun kampus yang lebih beradab dan jauh dari tindak segala penyimpangan.

Keberadaan kampus di bumi nusantara Indonesia mulai beberapa hari ini digegerkan atas dugaan para alumnus kampus yang terlibat dalam bentuk penyimpangan. Sungguh ini merupakan peristiwa yang sangat mengharukan bagi dunia kampus Indonesia. Mengingat kampus merupakan wadah menimba ilmu tidak sekedar permasalahan keahlian, tetapi kampus sudah semestinya mengajarkan tentang kejujuran dan bentuk moral lainnya. Namun sayang sebagian besar mafia yang terlibat dalam hal penyimpangan uang negara di dominasi dari para alumnus lembaga kampus di Indonesia.

Sungguh ironis kampus Indonesia sebagian telah menghasilkan para alumnus penghisap uang negara. Sehingga merugikan masyarakat bangsa Indonesia, kalau ini terus dibiarkan dalam tubuh sebuah bangsa, kemungkinan besar eksistensi bangsa akan lenyap ditelan masa tua, tentu ini merupakan peristiwa yang sangat memperihatinkan.

Situasi dan kondisi ini tidak boleh di biarkan terus menerus, apalagi diwariskan dari generasi kegenerasi. Karena, apabila tindak penyimpangan terhadap uang negara ini terus berlanjut, berarti kampus telah gagal menghasilkan alumnus yang selaras dengan hati masyarakat bangsa Indonesia.

Para petinggi bangsa Indonesia sebagian besar pernah mengenyam dunia kampus, tetapi sayang di antara mereka ada yang terlibat masalah korupsi dan kolusi, padahal para penyimpang uang negara itu produk kampus yang katanya putra terbaik bangsa Indonesia, tetapi dari mereka telah kehilangan mental kejujuran dan amanah dalam mengemban sebuah tugas kenegaraan.

Ironis memang lembaga kampus Indonesia yang sudah seharusnya mengajarkan sebuah nilai kejujuran dan amanah, tetapi dilapangan banyak alumnus kampus lebih jahat dibanding mereka yang tidak pernah mengenyam bangku kampus. Inilah tanda sebuah lembaga kampus yang dibangun dari keringat anak bangsa telah kehilangan ruh kemanusiaan, tetapi yang ada hanya sebatas kepentingan nafsu keserakahan, tentu dengan melihat kenyataan ini membuat pilu hati masyarakat bangsa Indonesia.

Melihat dari tulisan sederhana diatas, muncul sebuah pertanyaan dari hati yang paling dalam. Apakah benar manusia semakin bersekolah tinggi, maka mereka semakin jahat? Nah! inilah suatu pertanyaan sederhana yang terus menghinggapi dunia kampus saat ini. Karena kampus dengan gedung dari hasil keringat masyarakat yang sudah semestinya, untuk kepentingan masyarakat pada umumnya, tetapi malah menghasilkan produk korup yang jauh dari Nilai-nilai kemanusiaan.

Kemudian muncul sebuah pertanyaan lagi. Apakah ada yang salah dari materi kampus yang diajarkan? Kampus selalu mengajarkan sebatas materi perkuliahan, tetapi tidak pernah mengajarkan materi tentang makna sebuah kehidupan sesungguhnya. Sehingga disaat para alumnus keluar dari dunia kampus dan masuk dalam wilayah birokrasi negara. Para alumnus kampus belum siap mental kejujuran dan amanah saat ada uang pelicin. Nah! dari sinilah sudah ditebak, dengan membawa mental kejujuran dan amanah yang belum siap, mereka melakukan tindak makan uang haram secara individu maupun berjama'ah. Sehingga dalam mental mereka terdapat sebuah slogan "cara singkat kaya, tanpa kerja susah".

Nah! dengan melihat kondisi alumnus yang belum siap mental kejujuran dan amanah. Maka runtuhlah segala moral para alumnus kampus. Sehingga yang ada sebuah bentuk kegagalan lembaga kampus dalam mencetak generasi yang sanggup memegang amanah dan jujur dalam bekerja. Inilah catatan penting buat kampus di seluruh tanah air Indonesia, untuk terus mengajarkan sebuah makna kejujuran dan amanah dalam mengemban sebuah tugas, tidak hanya sebatas materi perkuliahan, tetapi tunjukkan pada mahasiswa, bahwa kejujuran dan amanah harus sejalan dengan kehidupan, bukan sebatas hitungan materi kuliah dan nilai yang bersumber pada Angka-angka.

Nah! kalau kampus tetap gagal mencetak manusia dengan tindak kejujuran dan amanah, maka bangsa Indonesia sungguh indah dikembalikan pada habitatnya semula, tentu dengan slogan sungguh indah "Indonesia tanpa kampus". Inilah slogan sederhana sebagai kritik konstruktif terhadap Kampus-kampus di Indonesia. Dan Allah maha bijaksana.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
......... ....

Sungguh Indah "Indonesia Tanpa Kampus".




Mari segenap tumpah darah masyarakat bangsa Indonesia dengan serentak mengheningkan cipta, rasa atas tragedi produk kampus gagal. Karena kampus telah menghasilkan para oknum dengan pandai menilep uang negara, padahal kampus diharapkan sebagai wadah perlawanan terhadap segala bentuk penyimpangan di bumi nusantara Indonesia.

Nah! kalau kondisi kampus terus dibiarkan tanpa di kritisi sedikitpun, tentu kampus akan berjalan sendiri tanpa perhatian masyarakat. Sehingga kontrol dari masyarakat dan para pengamat pendidikan di Indonesia sangat diperlukan sebagai bentuk membangun kampus yang lebih beradab dan jauh dari tindak segala penyimpangan.

Keberadaan kampus di bumi nusantara Indonesia mulai beberapa hari ini digegerkan atas dugaan para alumnus kampus yang terlibat dalam bentuk penyimpangan. Sungguh ini merupakan peristiwa yang sangat mengharukan bagi dunia kampus Indonesia. Mengingat kampus merupakan wadah menimba ilmu tidak sekedar permasalahan keahlian, tetapi kampus sudah semestinya mengajarkan tentang kejujuran dan bentuk moral lainnya. Namun sayang sebagian besar mafia yang terlibat dalam hal penyimpangan uang negara di dominasi dari para alumnus lembaga kampus di Indonesia.

Sungguh ironis kampus Indonesia sebagian telah menghasilkan para alumnus penghisap uang negara. Sehingga merugikan masyarakat bangsa Indonesia, kalau ini terus dibiarkan dalam tubuh sebuah bangsa, kemungkinan besar eksistensi bangsa akan lenyap ditelan masa tua, tentu ini merupakan peristiwa yang sangat memperihatinkan.

Situasi dan kondisi ini tidak boleh di biarkan terus menerus, apalagi diwariskan dari generasi kegenerasi. Karena, apabila tindak penyimpangan terhadap uang negara ini terus berlanjut, berarti kampus telah gagal menghasilkan alumnus yang selaras dengan hati masyarakat bangsa Indonesia.

Para petinggi bangsa Indonesia sebagian besar pernah mengenyam dunia kampus, tetapi sayang di antara mereka ada yang terlibat masalah korupsi dan kolusi, padahal para penyimpang uang negara itu produk kampus yang katanya putra terbaik bangsa Indonesia, tetapi dari mereka telah kehilangan mental kejujuran dan amanah dalam mengemban sebuah tugas kenegaraan.

Ironis memang lembaga kampus Indonesia yang sudah seharusnya mengajarkan sebuah nilai kejujuran dan amanah, tetapi dilapangan banyak alumnus kampus lebih jahat dibanding mereka yang tidak pernah mengenyam bangku kampus. Inilah tanda sebuah lembaga kampus yang dibangun dari keringat anak bangsa telah kehilangan ruh kemanusiaan, tetapi yang ada hanya sebatas kepentingan nafsu keserakahan, tentu dengan melihat kenyataan ini membuat pilu hati masyarakat bangsa Indonesia.

Melihat dari tulisan sederhana diatas, muncul sebuah pertanyaan dari hati yang paling dalam. Apakah benar manusia semakin bersekolah tinggi, maka mereka semakin jahat? Nah! inilah suatu pertanyaan sederhana yang terus menghinggapi dunia kampus saat ini. Karena kampus dengan gedung dari hasil keringat masyarakat yang sudah semestinya, untuk kepentingan masyarakat pada umumnya, tetapi malah menghasilkan produk korup yang jauh dari Nilai-nilai kemanusiaan.

Kemudian muncul sebuah pertanyaan lagi. Apakah ada yang salah dari materi kampus yang diajarkan? Kampus selalu mengajarkan sebatas materi perkuliahan, tetapi tidak pernah mengajarkan materi tentang makna sebuah kehidupan sesungguhnya. Sehingga disaat para alumnus keluar dari dunia kampus dan masuk dalam wilayah birokrasi negara. Para alumnus kampus belum siap mental kejujuran dan amanah saat ada uang pelicin. Nah! dari sinilah sudah ditebak, dengan membawa mental kejujuran dan amanah yang belum siap, mereka melakukan tindak makan uang haram secara individu maupun berjama'ah. Sehingga dalam mental mereka terdapat sebuah slogan "cara singkat kaya, tanpa kerja susah".

Nah! dengan melihat kondisi alumnus yang belum siap mental kejujuran dan amanah. Maka runtuhlah segala moral para alumnus kampus. Sehingga yang ada sebuah bentuk kegagalan lembaga kampus dalam mencetak generasi yang sanggup memegang amanah dan jujur dalam bekerja. Inilah catatan penting buat kampus di seluruh tanah air Indonesia, untuk terus mengajarkan sebuah makna kejujuran dan amanah dalam mengemban sebuah tugas, tidak hanya sebatas materi perkuliahan, tetapi tunjukkan pada mahasiswa, bahwa kejujuran dan amanah harus sejalan dengan kehidupan, bukan sebatas hitungan materi kuliah dan nilai yang bersumber pada Angka-angka.

Nah! kalau kampus tetap gagal mencetak manusia dengan tindak kejujuran dan amanah, maka bangsa Indonesia sungguh indah dikembalikan pada habitatnya semula, tentu dengan slogan sungguh indah "Indonesia tanpa kampus". Inilah slogan sederhana sebagai kritik konstruktif terhadap Kampus-kampus di Indonesia. Dan Allah maha bijaksana.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
......... ....

Sungguh Indah "Indonesia Tanpa Kampus".



Mari segenap tumpah darah masyarakat bangsa Indonesia dengan serentak mengheningkan cipta, rasa atas tragedi produk kampus gagal. Karena kampus telah menghasilkan para oknum dengan pandai menilep uang negara, padahal kampus diharapkan sebagai wadah perlawanan terhadap segala bentuk penyimpangan di bumi nusantara Indonesia.

Nah! kalau kondisi kampus terus dibiarkan tanpa di kritisi sedikitpun, tentu kampus akan berjalan sendiri tanpa perhatian masyarakat. Sehingga kontrol dari masyarakat dan para pengamat pendidikan di Indonesia sangat diperlukan sebagai bentuk membangun kampus yang lebih beradab dan jauh dari tindak segala penyimpangan.

Keberadaan kampus di bumi nusantara Indonesia mulai beberapa hari ini digegerkan atas dugaan para alumnus kampus yang terlibat dalam bentuk penyimpangan. Sungguh ini merupakan peristiwa yang sangat mengharukan bagi dunia kampus Indonesia. Mengingat kampus merupakan wadah menimba ilmu tidak sekedar permasalahan keahlian, tetapi kampus sudah semestinya mengajarkan tentang kejujuran dan bentuk moral lainnya. Namun sayang sebagian besar mafia yang terlibat dalam hal penyimpangan uang negara di dominasi dari para alumnus lembaga kampus di Indonesia.

Sungguh ironis kampus Indonesia sebagian telah menghasilkan para alumnus penghisap uang negara. Sehingga merugikan masyarakat bangsa Indonesia, kalau ini terus dibiarkan dalam tubuh sebuah bangsa, kemungkinan besar eksistensi bangsa akan lenyap ditelan masa tua, tentu ini merupakan peristiwa yang sangat memperihatinkan.

Situasi dan kondisi ini tidak boleh di biarkan terus menerus, apalagi diwariskan dari generasi kegenerasi. Karena, apabila tindak penyimpangan terhadap uang negara ini terus berlanjut, berarti kampus telah gagal menghasilkan alumnus yang selaras dengan hati masyarakat bangsa Indonesia.

Para petinggi bangsa Indonesia sebagian besar pernah mengenyam dunia kampus, tetapi sayang di antara mereka ada yang terlibat masalah korupsi dan kolusi, padahal para penyimpang uang negara itu produk kampus yang katanya putra terbaik bangsa Indonesia, tetapi dari mereka telah kehilangan mental kejujuran dan amanah dalam mengemban sebuah tugas kenegaraan.

Ironis memang lembaga kampus Indonesia yang sudah seharusnya mengajarkan sebuah nilai kejujuran dan amanah, tetapi dilapangan banyak alumnus kampus lebih jahat dibanding mereka yang tidak pernah mengenyam bangku kampus. Inilah tanda sebuah lembaga kampus yang dibangun dari keringat anak bangsa telah kehilangan ruh kemanusiaan, tetapi yang ada hanya sebatas kepentingan nafsu keserakahan, tentu dengan melihat kenyataan ini membuat pilu hati masyarakat bangsa Indonesia.

Melihat dari tulisan sederhana diatas, muncul sebuah pertanyaan dari hati yang paling dalam. Apakah benar manusia semakin bersekolah tinggi, maka mereka semakin jahat? Nah! inilah suatu pertanyaan sederhana yang terus menghinggapi dunia kampus saat ini. Karena kampus dengan gedung dari hasil keringat masyarakat yang sudah semestinya, untuk kepentingan masyarakat pada umumnya, tetapi malah menghasilkan produk korup yang jauh dari Nilai-nilai kemanusiaan.

Kemudian muncul sebuah pertanyaan lagi. Apakah ada yang salah dari materi kampus yang diajarkan? Kampus selalu mengajarkan sebatas materi perkuliahan, tetapi tidak pernah mengajarkan materi tentang makna sebuah kehidupan sesungguhnya. Sehingga disaat para alumnus keluar dari dunia kampus dan masuk dalam wilayah birokrasi negara. Para alumnus kampus belum siap mental kejujuran dan amanah saat ada uang pelicin. Nah! dari sinilah sudah ditebak, dengan membawa mental kejujuran dan amanah yang belum siap, mereka melakukan tindak makan uang haram secara individu maupun berjama'ah. Sehingga dalam mental mereka terdapat sebuah slogan "cara singkat kaya, tanpa kerja susah".

Nah! dengan melihat kondisi alumnus yang belum siap mental kejujuran dan amanah. Maka runtuhlah segala moral para alumnus kampus. Sehingga yang ada sebuah bentuk kegagalan lembaga kampus dalam mencetak generasi yang sanggup memegang amanah dan jujur dalam bekerja. Inilah catatan penting buat kampus di seluruh tanah air Indonesia, untuk terus mengajarkan sebuah makna kejujuran dan amanah dalam mengemban sebuah tugas, tidak hanya sebatas materi perkuliahan, tetapi tunjukkan pada mahasiswa, bahwa kejujuran dan amanah harus sejalan dengan kehidupan, bukan sebatas hitungan materi kuliah dan nilai yang bersumber pada Angka-angka.

Nah! kalau kampus tetap gagal mencetak manusia dengan tindak kejujuran dan amanah, maka bangsa Indonesia sungguh indah dikembalikan pada habitatnya semula, tentu dengan slogan sungguh indah "Indonesia tanpa kampus". Inilah slogan sederhana sebagai kritik konstruktif terhadap Kampus-kampus di Indonesia. Dan Allah maha bijaksana.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
......... ....

Masya Allah, Gayus dan Dhana Itu Alumnus STAN





Sejenak bumi pertiwi mengalirkan air mata deras dengan melihat kumpulan PNS melakukan tindakan yang sudah tidak semestinya dilakukan, apalagi mereka alumnus dari perguruan tinggi gratis dengan dana keringat masyarakat bangsa Indonesia, tetapi ternyata mereka diduga telah melakukan penyimpangan yang sudah selayaknya tidak pantas dilakukan. Karena mereka sebagai abdi negara (pelayan masyarakat).

Menangislah bumi pertiwi dimalam kelam ini. Sungguh tindakan kedua PNS ini sangat merugikan hasil keringat mayarakat, apabila dugaan korupsi memang betul telah dilakukan Gayus jilid dua atas tindak sebuah penyimpangan uang negara. Sehingga masyarakat sangat dirugikan dengan keberadaan model PNS seperti ini.

Sebenarnya, rasa sakit masyarakat Indonesia atas kejadian tindak korupsi yang dilakukan alumnus STAN ini tidak sebatas masalah uang yang dikorup. Namun ada permasalahan yang lebih pahit lagi, tentu dampak penyimpangan alumnus STAN ini sangat melukai perasan masyarakat yang penuh harap terhadap kinerja para PNS, agar mengemban amanah dan tanggung jawab penuh dan bersih dari segala tindak korupsi secara individu maupun berjama'ah dalam bentuk apapun.

Melihat nama Gayus dan Dhana sebagai Alumnus STAN. Lalu muncul sebuah pertanyaan sederhana dari hati yang paling dalam. Kenapa Alumnus STAN dengan biaya pendidikan gratis tega melakukan tindak penyimpangan? padahal STAN merupakan sekolah gratis dari hasil keringat masyarakat tumpah ruah dalam membangun lembaga tersebut, tetapi kenapa mereka masih melakukan penyimpangan terkutuk tersebut? Mungkin karena faktor manusia yang punya penyakit lupa melupa. Namun yang perlu di ingat lepas dari penyakit lupa melupa, bahwa gayus jilid dua harus dibawa kejalur hukum, kalau memang dia salah telah melakukan penyimpangan. Maka hukum harus bertindak tegas dalam mengambil sikap, agar hukum Indonesia tetap berpihak kepada keadilan.

Kalau Alumnus STAN sering melakukan tindak tidak terpuji secara terus menerus. Sudah semestinya pemerintah mengambil sikap tegas terhadap lembaga STAN, untuk diperiksa apakah ada yang salah dilembaga ini. Apalagi katanya lembaga STAN merupakan tempat orang berbakat dan punya intelektual tinggi, tetapi kalau bakat dan inteletual tinggi digunakan untuk menilep uang negara. Maka sudah semestinya pemerintah mengambil sikap tegas terhadap kampus STAN yang dibangun dari keringat masyarakat.

Keberadaan STAN sebagai pendidikan gratis di Indonesia, dan tidak seperti pendidikan lain yang membayar dari uang kantong sendiri pada saat menempuh pendidikan di perguruan tinggi, tentu STAN merupakan lembaga paling dimanja pemerintah dibanding perguruan tinggi yang lain, tetapi hasil alumnusnya ternyata tidak sesuai dengan harapan. Mengingat alumnus dari kampus tersebut terus menerus melakukan tindak korupsi atau bentuk penyimpangan uang negara. Maka sudah semestinya pemerintah mengkaji ulang keberadaan kampus tersebut, Karena lembaga kampus STAN adalah pendidikan gratis yang diharapkan mampu mencetak bibit unggul dalam membangun sebuah bangsa, tetapi kalau malah membuat kekacauan dengan menilep uang negara. Maka sudah selayaknya mengkaji ulang keberadaan kampus STAN di negeri Indonesia. Karena kampus STAN sudah semestinya memberi suri tauladan positif terhadap kampus lain, tetapi bukan malah memberi suri tauladan cara menilep uang negara (Sungguh memperihatinkan). Dan Allah maha tahu segala.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
......... ...

Fenomena Kondom di Gedung DPR


Sungguh unik negeri Indonesia dengan hamparan wilayah dari Sabang sampai Merauke, terasa bumi nusantara begitu luas nan jauh mata memandang tak mampu menghitung kekayaan alam Indonesia. Sehingga banyak dari berbagai kalangan lokal maupun manca negara megatakan, bahwa bangsa Indonesia surga yang di letakkan di alam nyata. Inilah gambaran kecil kekayaan bumi nusantara Indonesia.

Bangsa Indoesia merupakan salah satu pemegang teguh budaya timur, tetapi ironis memang di gedung DPR telah terjadi serakan kondom. Lalu kejadian ini merupakan bentuk fenomena apa? Mengingat fenomena ini menimbulkan prasangka negatif dari sejumlah kalangan masyarakat tentang kondom yang berserakan di gedung kumpulan para orang terhormat.

Kondom memang terasa sederhana di saat mendengar hal tersebut, tetapi di balik itu terselip sebuah makna negatif dari sejumlah kalangan masyarakat, walaupun itu belum teruji kebenarannya secara rasio, tetapi paling tidak hati nurani sudah dapat menerka tentang keberadaan kondom di gedung terhormat ini. Semoga saja pikiran negatif itu bukanlah realitas yang ada di gedung terhormat saat ini. Mengingat gedung DPR merupakan hasil jerih payah keringat masyarakat bangsa Indonesia, sehingga sudah sepatutnya orang terhormat di dalamnya menjaga amanah dengan tepat, tetapi bukan malah menjadikan gedung DPR Seolah-olah tempat prostitusi. Sungguh terlalu kalau memang keadaan ini benar terjadi di gedung DPR saat ini.

Keberadaan kondom di gedung DPR telah menambah daftar citra buruk para kaum terhormat, tetapi itulah citra para pemimpin bangsa Indonesia. Lalu siapa yang bermain kondom di gedung DPR? Bisa jadi kabar itu hanya sebatas isu berita sebagai cara pengalihan dari sebuah isu besar. Megingat sebentar lagi pemerintah akan menambah daftar panjang kemiskinan masyarakat Indonesia, karena di rencanakan BBM naik dalam waktu jangka dekat dan di ikuti dengan kenaikan barang pokok lainnya, kalau itu sudah terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sudah tentu masyarakat kecil akan menjadi korban kebijakan pemerintah tersebut.

Fenomena kondom di gedung DPR membuat kaget sejumlah kalangan, sebab sudah semestinya gedung DPR di jadikan tempat memikirkan nasib masyarakat pada umumnya, tetapi bukan malah di jadikan tempat prostitusi, sungguh terlalu kalau kabar kondom berserakan di gedung DPR ini benar adanya.

Lepas dari ada tidaknya kondom di gedung DPR, bahwa dewan terhormat yang hidup di gedung milik masyarakat bangsa Indonesia, sudah sepatutnya memberikan yang terbaik bagi masyarakat secara luas, bukan malah menebar birahi syahwat di gedung yang di bangun dari jerih payah keringat masyarakat bangsa Indonesia. Dan Allah maha tahu segala.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
......... ..... .