Saturday 12 May 2012

Kapitalisme Dalam Perspektif Islam



Kapitalisme merupakan bentuk ekonomi dengan menekankan kebebasan individu dalam mengeruk sebuah keuntungan. Namun dalam perjalanan kapitalisme cenderung mengarah kebebasan tanpa melihat sisi dalam kehidupan masyarakat secara luas. Karena cenderung mengarah dalam bentuk pasar bebas. Sehingga dalam kehidupan masyarakat miskin telah di jadikan obyek pasar. Sebab sebuah ekonomi dalam bentuk kapitalisme telah di kuasai segelintir para kaum kapital dalam mengeksploitasi berbagai sumber ekonomi.

Keberadaan kapitalisme memang menjadi buah simalakama bagi masyarakat miskin. Sebab pasar telah di kuasai segelintir masyarakat dan tentu yang menguasai ekonomi pasar adalah para pemilik modal. Sedangkan masyarakat yang mengandalkan tenaga dalam bekerja, ternyata nasib mereka sangat jauh dari sebuah kesejahteraan. Sebab ekonomi mereka sudah menggantungkan diri terhadap para pemilik kapital. Karena pasar telah di kuasai para kapital dengan begitu perkasa dalam sebuah bangunan ekonomi.

Sebuah kapitalisme dalam kehidupan masyarakat telah terjadi sebuah pasar ekonomi yang sangat merugikan bagi masyarakat miskin. Sebab kompetisi dalam dunia ekonomi telah di kuasai oleh para pemilik kapital, padahal sudah seharusnya antara pemilik kapital dengan masyarakat pekerja harus saling berkesinambungan satu sama lain, agar terjadi sebuah fakta di lapangan secara saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.

Perjalanan kapitalisme dalam kehidupan masyarakat modern telah mempengaruhi sebuah realita kehidupan masyarakat, bahwa bentuk pasar bebas telah di kuasai para pemilik kapital. Sehingga menghasilkan sebuah nilai dengan istilah yang tak asing lagi di dengar, yaitu: yang kaya semakin kaya, sedangkan yang miskin semakin miskin, tentu di karenakan kapitalisme telah merusak Sendi-sendi sistem ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Sebab ekonomi hanya di kuasai segelintir orang dan para pemilik kapitallah yang menguasainya.

Sedangkan dalam ajaran Islam telah mengajarkan sebuah hubungan yang sehat, tentu tidak sebatas dengan istilah kebebasan, tetapi lebih mengarah sebuah tatanan yang saling menguntungkan antara yang satu dengan yang lainnya, apalagi dalam konsep ekonomi Islam sangat menentang mencari sebuah harta dengan cara haram, baik melalui proses riba, mencuri, menipu atau dalam bentuk kecurangan lain. Sehingga Islam berusaha menata ekonomi berdasarkan pada Nilai-nilai kemaslahatan dan sehat dalam berekonomi.

Islam sangat menekankan sebuah ekonomi dengan istilah ekonomi yang saling berkesinambungan dan tidak saling merugikan. Sehingga ekonomi Islam bukan hanya sebatas ekonomi dengan sebuah bahasa tentang kebebasan individu maupun sosial dalam membangun sebuah ekonomi., tetapi Islam membangun sebuah ekonomi dalam meraih sebuah kesejahteraan dengan jalan keadilan dan kemaslahatan bagi masyarakat secara universal.

Islam menilai bangunan ekonomi kapitalisme merupakan sebuah bentuk tentang teori ekonomi yang mengarah kepada kebebasan individu. Namun menegasikan sebuah Nilai-nilai ekonomi masyarakat secara universal. Sehingga kapitalisme cenderung mengarah dalam konsep parsial dan tidak menyentuh ekonomi dalam landasan keadilan masyarakat, sebab kapitalisme telah membuat sebuah formulasi tentang kebebasan dalam berkompetisi dengan cara memperkaya diri, tanpa menghiraukan dari sisi kemanusiaan secara luas dalam kehidupan masyarakat.

Berangkat dari uraian di atas, berarti sudah semestinya dalam membangun sebuah bangunan ekonomi yang berdasarkan kepada kesejahteraan masyarakat secara luas, keadilan dan berbagai Nilai-nilai yang bersumber dalam pengejawantahan tentang budi luhur dalam kehidupan masyarakat secara universal. Sedangkan kapitalisme yang terjadi dalam realita kehidupan cenderung mengarah kepada diktator kapital. Sehingga menghasilkan sebuah fakta di lapangan tentang keserakahan para kapital dalam membangun tatanan ekonomi, sebab kapitalisme berpangkal kepada falsafah materialisme dalam menerjemahkan sebuah Nilai-nilai tentang kehidupan. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang di kehendaki-NYA, tanpa sebuah perhitungan.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.........

Marxisme Dalam Pandangan Islam


Marxisme merupakan wajah dari manifesto komunis yang di gagas karl Marx dalam bentuk pemikiran tentang ekonomi dan negara, tetapi tak jarang filsafat yang di bangun Karl Marx menyerang agama dengan tuduhan, bahwa agama adalah candu, tentu bangunan filsafat Marxisme membuat para agamawan tersentak dengan gagasan Karl Marx atas sejumlah bangunan argumen yang di bangun dalam filsafat Marxisme.

Marxisme dalam paradigma pemikiran mengedepankan masalah penyamarataan tentang ekonomi antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin, tetapi konsep yang di bangun Karl Marx cenderung mengarah kepada kediktatoran sosial, padahal manusia di ciptakan dalam bentuk sosial maupun individu dalam realita kehidupan.

Gagasan Karl Marx tentang penyamarataan merupakan sebuah pertarungan yang di paksakan, sebab manusia dalam aksiologi dan epistemologi mempunyai sebuah perbedaan. Sehingga bangunan filsafat Karl Marx terbentur dengan sebuah realita aksiologi dan epitemologi dalam menerjemahkan sebuah kehidupan. Bahkan bangunan filsafat marxisme cenderung sepihak tanpa menganalisa tentang sebuah keberagaman.

Manusia dalam realita kehidupan merupakan bentuk sebuah keberagaman. Sehingga manusia tak dapat di sama ratakan dalam makna aksiologi maupun epistemologi. Sebab Allah dalam menciptakan manusia dalam bentuk perbedaan, tentu perbedaan melalui sebuah ekonomi, sosial, budaya, politik, dan masih banyak lagi perbedaan yang lain. Namun Islam mengajarkan, bahwa antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin harus saling berkesinambungan antara satu dengan yang lain, bahwa masyarakat kaya berkewajiban membantu masyarakat miskin melalui istilah zakat, sedekah dan masih banyak lagi istilah dalam Islam tentang hubungan masyarakat kaya dengan masyarakat miskin.

Pandangan Islam tentang marxisme, bahwa filsafat Marxisme terlalu kaku dalam menerjemahkan tentang realita kehidupan, sebab Marxisme hanya mengambil sisi penyamarataan belaka, tanpa melihat dari sisi yang lain, padahal kehidupan mempunyai keberagaman nilai dalam fakta di lapangan.

Gagasan Marxisme hanya berkutat pada ontologi belaka. Sehingga ajaran marxisme cenderung satu pihak dalam menerjemahkan realita kehidupan, padahal manusia dalam realita kehidupan telah mengalami sebuah perbedaan yang amat besar. Inilah konsep marxisme telah terjebak dalam bentuk parsial dan tidak menyentuh secara universal kehidupan.

Kesalahan marxisme dalam menerjemahkan teologi hanya berkutat pada pemahaman sepihak, tanpa melihat secara dalam makna teologi antara yang tersirat maupun tersurat, agar mempunyai keseimbangan dalam penilaian tentang sebuah realita teologi.

Serangan marxisme yang paling dahsyat tentang agama dengan mengatakan, bahwa agama adalah candu, kalau melihat dari argumen marxisme tersebut, berarti marxisme hanya melihat dari sudut pandang negatif, tanpa melihat sudut pandang yang lain. Nah! dari sinilah dapat di katakan, bahwa marxisme dalam menerjemahkan sebuah realita keagamaan hanya berkubang satu pihak, lalu membuat sebuah kesimpulan, tanpa melihat dari sisi yang lain.

Islam dalam memandang marxisme, bahwa marxisme terjebak dalam filsafat yang berpangkal pada ontologi, tanpa melihat Premis-premis kecil yang berdasarkan kepada epistemologi dan aksiologi, agar dalam menganalisa filsafat kehidupan tidak sepotong-potong, lalu menyimpulkan dengan lugas tanpa melihat fakta di lapangan.

Sedangkan dalam Islam manusia di hadapan Allah adalah sama, tetapi yang membedakan adalah sebuah bentuk keimanan. Nah! dari sinilah Islam secara ontologi menyamakan kedudukan manusia, namun dalam dataran epistemologi dan aksiologi telah mengalami sebuah perbedaan. Karena Islam merupakan sebuah kumpulan antara hak individu dan hak sosial secara seimbang.

Keberadaan gagasan Marxisme terjebak pada nilai sosial, tetapi telah mengingkari dalam pengejawantahan tentang hak individu. Sedangkan Islam berusaha menyeimbangkan antara kepentingan individu dengan sosial, bukan menegasikan antara satu dengan yang lain. Dan Allah maha pemberi jalan petunjuk bagi siapa yang di kehendaki-NYA

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
..........