Friday 11 May 2012

Perkembangan dan Pemikiran Islam Tradisional Indonesia




Islam tradisional tumbuh berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia sejak awal agama Islam datang ke-Nusantara, tetapi dalam perjalanan Islam tradisional mendapatkan berbagai tantangan dari berbagai sekte Islam dengan gagasan ke-Islaman yang cenderung sepihak dalam membedah khazanah tentang Nilai-nilai yang terkandung dalam ke-Islaman. Bahkan tantangan yang terkuat datang sejak bangsa eropa datang ke-Indonesia dengan membawa bendera kolonialisme. Sehingga memunculkan Islam dengan corak modern dengan meniru gaya hidup ala bangsa eropa, padahal corak ke-Islaman model dari bangsa eropa tidak sesuai dengan masyarakat di nusantara.

Perjalanan Islam tradisional semakin kuat di saat kemerdekaan bangsa Indonesia telah hadir dalam kehidupan masyarakat. Bahkan Islam tradisional dengan gencar mendirikan berbagai pendidikan melalui pondok pesantren maupun dalam bentuk pendidikan lain, tetapi dalam perjalanan selanjutnya Islam tradisonal semakin menghadapi beragam tantangan yang kuat dari dominasi bangsa barat dan para pejuang khilafah. Sehingga Islam trdaisional semakin di anggap sebagai budaya yang ketinggalan zaman. Bahkan ada istilah Islam konservatif yang di alamatkan penganut Islam tradisional, tetapi stigma yang paling menyakitkan Islam tradisonal di anggap sebagai pengejawantahan terhadap nenek moyang yang jauh dari Nilai-nilai ke-Islaman.

Melihat beragam serangan dari berbagai argumen para penganut di luar Islam tradisional, perlu ada sebuah bentuk pemahaman secara tepat, bahwa tuduhan dari luar Islam tradisional bukanlah sebuah kebenaran, sebab Islam tradisional merupakan sebuah pengejawantahan antara Nilai-nilai ke-Islaman dengan budaya masyarakat setempat, agar terjadi saling berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya.

Perjalanan Islam tradisonal setelah era reformasi dengan berbagai gejolak ke-Islaman datang begitu gencar, Bahkan kita kenal dengan sebutan istilah ke-Islaman dengan pemahaman Liberal, Khilafah dan masih banyak lagi Istilah-istilah lainnya. Sehingga membuat Islam tradisonal mencoba menjawab tantangan zaman yang datang dari berbagai kalangan dengan seonggok dogma yang tidak cocok dengan masyarakat Islam tradisional.

Geliat Islam tradisional dalam menjawab sebuah argumen Islam liberal dengan berusaha memberikan sebuah pemaparan dengan cara mengerahkan dengan berpegang pada sebuah nilai keseimbangan antara tekstual dengan kontekstual.

Keberadaan Islam Liberal cenderung secara kontekstual dalam memberikan sebuah makna kehidupan. Sehingga terkadang Islam liberal kebablasan dalam menerjemahkan masalah kajian ke-Islaman tanpa mengindahkan tekstual. Nah! dari sinilah perlu ada sebuah pemaparan yang saling berkaitan antara tekstual dengan kontekstual secara tepat dalam menempatkan sebuah permasalahan.

Sedangkan Islam khilafah cenderung mengarah kepada pembahasan seputar pemurnian Islam. Bahkan kajian Islam Khilafah cenderung mengarah dalam bentuk tekstual, padahal antara tekstual dengan kontekstual sudah semestinya harus sejalan dalam melihat beragam fenomena kehidupan masyarakat secara luas.

Pasca reformasi telah terjadi sebuah pola pikir dengan mengarah kebablasan dalam mengkaji ke-Islaman baik dari Islam Liberal maupun Islam Khilafah. Sehingga menghasilkan satu sama lain saling menaruh curiga sesama masyarakat Islam. Nah! Islam tradisional pasca reformasi merupakan wajah dinamika baru dalam memberikan sebuah pemahaman dengan jalan tengah, bahwa Islam merupakan perpaduan antara tekstual dengan kontekstual dalam menjawab dan menerjemahkan beragam permasalahan kehidupan masyarakat secara umum.

Keberadaan Islam tradisional merupakan sebuah proses menuju jalan tengah antara pergolakan Islam ala barat dengan pergolakan Islam ala timur tengah. Nah! disinilah Islam tradisional berperan sebagai media jalan tengah dalam memajukan Islam di Indonesia dalam mencari sebuah makna Nilai-nilai ke-Islaman yang tersurat maupun tersirat.

Dengan melihat berbagai permasalahan tentang ke-Islaman di Indonesia sebelum kemerdekaan, saat kemerdekaan dan setelah kemerdekaan membuat Islam tradisional mencoba mengubah dan menyesuaikan dalam menempatkan sebuah gagasan. Sebab agama Islam merupakan sebuah pengejawantahan antara Nilai-nilai ke-Islaman dalam kehidupan masyarakat secara universal. Semoga Allah Membekali kita dengan ilmu yang bermanfa'at, menjadikan kita termasuk orang yang berilmu dan menjadikan kita termasuk golongan manusia yang mulia di dunia maupun di akhirat, Amiin.........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.........

Kampus Dalam Sasaran Barat



Kampus merupakan sasaran utama bangsa barat dalam merubah pola pikir masyarakat Islam, agar menjadi penganut gagasan bangsa barat dalam menerjemahkan di setiap persoalan yang datang maupun pergi. Sehingga banyak dari kalangan intelektual Islam mengikuti pola pikir dari bangsa barat dan kita kenal dengan istilah Islam liberal, Islam Inklusif, Islam sekuler dan masih banyak lagi istlah paham Islam yang berkiblat dari bangsa barat.

Keberadaan kampus telah di jadikan alat bangsa barat dalam memasukkan idiologi maupun budaya yang berkiblat pada pola pikir mereka. Sehingga wajar kalau para mahasiswa banyak yang terpengaruh dengan pola berpikir bangsa barat dalam menerjemahkan di setiap persoalan. Bahkan sebagian ada yang di bungkus dengan bentuk ilmiah maupun rasional, padahal hanya sebatas tipuan dengan bungkusan yang rapi dengan ilmu pengetahuan maupun dalam bentuk ilmu lainnya.

Memang kampus sangat rentan sebagai tempat sasaran dalam menyebarkan gagasan maupun ide dari bangsa barat. Nah! dari sinilah timbul sebuah realita, bahwa kampus telah di jadikan sebuah penyebaran sebagai wadah bangsa barat dalam merubah pola pikir para mahasiswa dengan memberikan sebuah ajaran tentang kandungan materialisme, Bahkan tak jarang atheis di masukkan dalam sebuah diskusi kecil dengan dalih membuka wacana para mahasiswa.

Perkembangan pola pikir bangsa barat justru tumbuh berkembang di dunia kampus. Sebab kampus merupakan tempat transformasi berbagai sumber ilmu pengetahuan dalam menjelaskan berbagai permasalahan purbakala maupun kontemporer.

Bangsa barat selalu melakukan berbagai manuver politis melalui kampus. Karena kampus salah satu tempat yang tepat dalam mengubah cara pandang masyarakat Islam. Sehingga selama kampus di kuasai pola pikir bangsa barat dengan kedok ilmiah dan rasional. Maka tidak heran kalau mendiskreditkan Islam akan semakin gencar di lakukan.

Kampus merupakan tempat yang tepat dalam menyebarkan gagasan kepada para mahasiswa. Sebab kalau para intektual muda telah di rasuki pola pikir bangsa barat yang cenderung materialis dan sekuler, berarti merusak Nilai-nilai dalam tubuh masyarakat Islam akan semakin mudah. Sehingga jangan heran kalau masyarakat Islam saat ini terpecah belah dengan stigma negatif berupa bentuk teroris, fundamentalis, konservatif maupun dalam bentuk miring lainnya.

Nah! dari sinilah kampus telah di jadikan sebagai alat bangsa barat dalam menyebarluaskan gagasan dan ide mereka. Sehingga kampus di dunia dan khususnya kampus di kawasan asia tenggara tak lepas dari serangan pola pikir bangsa barat dengan jurus ampuh materialisme maupun sekuler dalam memberikan suntikan terhadap para mahasiswa.

Bangsa barat merupakan bentuk dari berbagai wajah. Sehingga jangan heran di segala cara bangsa barat pandai dalam memainkan peran dan tak terkecuali dalam pusaran ilmu pengetahuan antara rasional dan Nilai-nilai keilmiahan.

Sudah tak asing lagi bangsa barat selalu bermain dengan kedok ilmiah maupun dalam bentuk rasional dalam membangun sebuah argumen, agar dapat di terima gagasan dan ide dalam otaknya, padahal semua itu hanya sebatas polesan wacana dan mengarah kepalsuan kebenaran. Semoga Allah selalu memberikan petunjuk kebenaran kepada para mahasiswa dari kesesatan dalam mencari secercah Ilmu, Amiin.......

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)...................

Islam dan Barat Dalam Tatanan Masyarakat



Islam Merupakan agama wahyu dan menjadi sebuah pedoman masyarakat di alam semesta dalam pengejawantahan Nilai-nilai luhur tentang kemanusiaan, keadilan, dan kebenaran tanpa di ragukan kebenarannya. Islam mengajarkan tentang kesabaran, keikhlasan dan berbagai macam nilai positif dalam kehidupan masyarakat secara luas.

Substansi Islam tertuang dalam Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber hukum dalam tatanan kemasyarakatan. Namun perjalanan Islam tidak semulus yang di bayangkan pada umumnya, sebab hambatan Islam terbesar berasal dari Idiologi barat yang masuk dalam ranah kehidupan masyarakat tanpa di sadari maupun tidak di sadari. Sehingga mengakibatkan masyarakat Islam selalu menjadi obyek bangsa barat, baik dari mulai sederhana sampai ketingkat yang paling sulit dalam ranah jiwa maupun nalar masyarakat.

Bangsa barat sering menghembuskan sebuah ajaran yang terlihat indah dan enak dalam dinamika wacana, tetapi padahal ketika belajar tentang gagasan barat tentang sosialisme, kapitalisme dan berbagai Isme-isme yang lain dari barat, ternyata merupakan bentuk paham materialis dalam menerjemahkan sebuah kehidupan tentang kemasyarakatan.

Kehidupan masyarakat tidak sebatas dalam nilai hitungan Angka-angka berdasarkan rasio, tetapi butuh pendalaman dari berbagai sisi yang lain. Nah! dari situlah masyarakat tidak cukup mengenai masalah olah pikir, tetapi masyarakat di hadapkan dengan olah jiwa dan olah rasa dalam menggapai hidup sesungguhnya.

Keberadaan Islam dalam tatanan masyarakat sangat urgen sebagai penyeimbang antara kehidupan alam jiwa maupun dalam ranah kehidupan alam pikir, sebab kalau hanya sebatas olah pikir akan terjadi sebuah kekacauan dalam jiwa, sebaliknya kalau hanya mengandalkan olah jiwa, tentu akan terjadi kekacauan dalam ranah kebenaran fakta di lapangan. Sehingga kedua faktor antara olah pikir dan olah jiwa harus di sesuaikan secara seimbang dalam wilayah kehidupan masyarakat, agar terjadi sebuah kebutuhan yang bersifat mutualisme antara yang satu dengan yang lain.

Masyarakat merupakan kumpulan dari berbagai individu manusia dan menjadi sebuah kelompok dan mempunyai sebuah tatanan kehidupan. Sedangkan Islam merupakan ajaran dalam memberikan sebuah petunjuk tentang kebenaran, Nah! dari sinilah antara Islam dan masyarakat sangat berhubungan dalam kehidupan sebagai pedoman di Tengah-tengah masyarakat. Dengan tujuan, agar tercipta kemaslahatan masyarakat secara universal.

Idiologi produk barat cenderung mengarah pada pengejawantahan tentang Nilai-nilai materialis dalam kehidupan masyarakat, padahal masyarakat tidak hanya sebatas terpacu pada Nilai-nilai materialis dalam kehidupan. Berangkat dari situlah ajaran produk barat sangat tidak cocok dalam membangun masyarakat secara universal, sebab barat cenderung terjebak dalam kenikmatan semu belaka.

Memang ajaran materialis nampak indah saat melihat garis besarnya, bahwa antara kehidupan nyata harus di pisahkan dengan kehidupan profan, tetapi kalau di selami secara seksama ternyata ajaran barat tentang materialis cenderung mengarah pada kompetisi keduniaan, tanpa memperdulikan sisi kemanusiaan, seperti ajaran kapitalisme, bahwa kehidupan merupakan sebuah kompetisi dalam mengejar sebuah kekuasaan tentang keduniaan. Sehingga ajaran kapitalisme mengarah kepada persaingan individu tanpa melihat nasib masyararakat secara luas.

Sedangkan falsafah Islam dalam tatanan masyarakat merupakan sebuah keseimbangan antara kehidupan individu maupun sosial dalam membangun sebuah pegangan dan pengejawantahan dalam kehidupan masyarakat. Sehingga ajaran Islam merupakan sebuah nilai kesimbangan antara kehidupan keduniaan yang berpangkal kepada akal dengan kehidupan rohani yang berpangkal pada jiwa. Inilah kelebihan Islam dalam tatanan kehidupan masyarakat secara luas di banding ajaran bangsa barat. Sehingga menghasilkan sebuah bangunan peradaban religius dalam kemajuan masyarakat yang sesuai dengan hukum keadilan dan kebenaran. Dan Allah maha suci maha tinggi yang mengetahui isi langit maupun bumi.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.........

Islam Membendung Informasi Barat




Informasi dalam kehidupan manusia bah perang melanda dalam menerjemahkan di setiap berbagai kejadian dalam realita masyarakat. Bahkan tak Segan-segan ada istilah siapa yang menguasai informasi, berarti dia telah menguasai dunia. Inilah pokok penting dari istilah informasi yang punya peran urgen dalam mengubah cara pandang masyarakat di alam semesta.

Masyarakat Islam dalam kehidupan informasi sering di benturkan dengan beragam istilah miring dengan label penuh makna negatif, bahwa masyarakat Islam merupakan kumpulan teroris, konservatif, fundamentalis dan masih banyak lagi stigma negatif yang di alamatkan masyarakat Islam, tetapi uniknya ada yang mengamini stigma negatif yang diberikan bangsa barat terhadap masyarakat Islam tersebut.

Hasil stigma negatif yang di gagas bangsa barat, untuk di alamatkan terhadap masyarakat Islam, ternyata ada sebagian umat Islam sendiri yang mengamini tentang stigma tersebut. Sehingga masyarakat Islam terjadi sebuah perpecahan dan membawa dampak saling curiga satu sama lain, di sebabkan berita menyesatkan yang di hembuskan bangsa barat terhadap masyarakat Islam.

Muncul sebuah stigma negatif dari bangsa barat yang di alamatkan masyarakat Islam, tak lepas dari kondisi istilah perang informasi antara Islam Vs barat dalam memberikan sebuah gambaran tentang mencari celah bangsa barat dalam menjatuhkan masyarakat Islam. Bahkan banyak masyarakat dunia percaya dengan stigma negatif dari bangsa barat terhadap masyarakat Islam. Sehingga mereka semakin membenci keberadaan masyarakat Islam. Bahkan lebih ironis lagi banyak masyarakat Islam sendiri yang terjebak berita miring dari bangsa barat yang di alamatkan terhadap masyarakat Islam.

Perang Informasi bangsa barat dengan masyarakat Islam semakin terlihat nyata, maka sebagai masyarakat Islam sudah sepatutnya menjawab tantangan bangsa barat dalam memberikan sebuah jawaban, bahwa tuduhan bangsa barat tidaklah benar. Karena bangsa barat hanya mengambil satu sisi, tanpa melihat sisi yang lain. Sehingga pemberitaan bangsa barat tidak menyentuh secara universal masyarakat Islam. Berangkat dari situlah sudah dapat di tebak, bahwa kesimpulan bangsa barat terhadap masyarakat Islam hanya mengambil sisi negatif belaka, tanpa melihat secara universal masyarakat Islam.

Pengambilan berita dari bangsa barat terhadap masyarakat Islam hanya sebagian kecil. lalu menyimpulkan dan memberikan stigma negatif terhadap masyarakat Islam. Lalu apa tujuan bangsa barat mengambil kesimpulan negatif terhadap masyarakat Islam? tidak lain dan tidak bukan, bahwa inilah bagian dari skenario propaganda dalam memecah belah masyarakat Islam, Sehingga perlu ada sebuah gagasan penyeimbang terhadap informasi barat, agar masyarakat Islam tidak terhakimi secara terus menerus.

Melihat sebuah zaman terus bergulir bersama berbagai informasi yang penuh dengan unsur politis. Sehingga informasi yang ada sering di sertai Bumbu-bumbu penyedap dalam menjatuhkan golongan tertertu. Sehingga wajar masyarakat Islam sering menjadi obyek negatif bangsa barat dalam pemberitaan, tentu bangsa barat mempunyai sebuah tujuan dalam membangun sebuah argumen yang kokoh dan meyakinkan, bahwa informasi yang di bawa bangsa barat tentang berita miring yang di tujukan masyarakat Islam adalah sebuah kebenaran.

Melihat dan menganalisa tulisan di atas perlu ada sebuah penyeimbang terhadap informasi dari bangsa barat yang saat ini mendominasi alam pemberitaan. Sehingga masyarakat Islam sudah saatnya bangkit dan mengambil sebuah pena dan memberikan jawaban terhadap informasi barat yang menyesatkan. Semoga Allah selalu memberikan kekuatan tulis terhadap masyarakat Islam, Amiin........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
........

Islam Vs Barat




Masyarakat Islam dengan bangsa barat sudah terlahir sejak dahulu kala sebagai wadah antara pro dan kontra dalam menyikapi beragam realita kehidupan. Sehingga Islam tak jarang berseberangan dengan pola pikir bangsa barat yang cenderung mencari kelemahan masyarakat Islam di segala aspek kehidupan. Bahkan bangsa barat dalam catatan sejarah sampai saat ini tak jarang menggunakan senjata dalam melawan masyarakat Islam.

Benturan Islam dengan bangsa barat sudah terjadi sejak masa silam. Bahkan cenderung pertarungan warisan yang sampai saat ini masih berlanjut. Sehingga wajar informasi bangsa barat sering menyudutkan masyarakat Islam dalam pemberitaan. Inilah fakta lapangan yang sudah semestinya masyarakat Islam terus waspada dalam menghadapi serangkaian tipu daya bangsa barat.

Pertarungan Islam dengan bangsa barat tidak hanya sebatas masalah pemberitaan. Namun telah mewabah menjadi suatu benturan budaya yang terkadang bertentangan dengan masyarakat Islam. Nah! dari sinilah perlu sebuah perhatian khusus dari kalangan masyarakat Islam, agar dalam mencerna budaya dan informasi dari bangsa sekuler barat perlu di cerna dengan seksama dan berhati jernih dalam menyikapi persoalan yang datang dari bangsa barat.

Islam Vs Barat merupakan sebuah pertarungan yang sampai saat ini terus berlanjut dalam memberikan sebuah argumen tentang makna nilai sosial, budaya, negara dan masih banyak lagi dalam menerjemahkan di setiap persoalan yang datang dan pergi di Tengah-tengah kehidupan masyarakat dunia.

Keberadaan Islam di anggap ancaman bagi bangsa barat, sebab sejarah regresi bangsa barat tak lepas dari kondisi masyarakat Islam pada waktu zaman Bani Umayyah, Abbasiyah dan zaman keemasan Islam lainnya telah mengalami kemajuan pesat. Sehingga bangsa barat sampai hari ini berusaha keras menutup kemajuan masyarakat Islam dengan cara halus maupun dengan segala cara dalam bertindak.

Serangan bangsa barat terhadap Islam di zaman masa kini begitu gencar dengan cara menghembuskan sebuah informasi dengan mendiskreditkan masyarakat Islam. Sehingga masyarakat Islam terus mengalami perpecahan sampai menimbulkan kekacauan dalam tubuh masyarakat Islam.

Berangkat dari tulisan di atas perlu ada sebuah kebijakan masyarakat Islam dalam memfilter segala budaya, berita, idiologi dan segala produk dari bangsa barat, agar masyarakat Islam tidak terjebak dalam dogma negatif bangsa barat.

Keberadaan Islam Vs Barat merupakan sebuah tantangan besar bagi masyarakat Islam, agar terus menerus belajar di segala aspek kehidupan. Sehingga kedepan masyarakat Islam mampu kembali menguasai tongkat estafet atas kemajuan para pemimpin Islam, seperti: Shalahuddin Al-Ayyubi dan tokoh besar Islam lainnya dalam memenangkan di setiap pertarungan melawan bangsa barat. Dan Allah maha pemberi kemenangan terhadap orang yang sabar dan berjuang di jalan-NYA.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
........

Perkembangan dan Pemikiran Islam Tradisional Indonesia



Islam tradisional tumbuh berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia sejak awal agama Islam datang ke-Nusantara, tetapi dalam perjalanan Islam tradisional mendapatkan berbagai tantangan dari berbagai sekte Islam dengan gagasan ke-Islaman yang cenderung sepihak dalam membedah khazanah tentang Nilai-nilai yang terkandung dalam ke-Islaman. Bahkan tantangan yang terkuat datang sejak bangsa eropa datang ke-Indonesia dengan membawa bendera kolonialisme. Sehingga memunculkan Islam dengan corak modern dengan meniru gaya hidup ala bangsa eropa, padahal corak ke-Islaman model dari bangsa eropa tidak sesuai dengan masyarakat di nusantara.

Perjalanan Islam tradisional semakin kuat di saat kemerdekaan bangsa Indonesia telah hadir dalam kehidupan masyarakat. Bahkan Islam tradisional dengan gencar mendirikan berbagai pendidikan melalui pondok pesantren maupun dalam bentuk pendidikan lain, tetapi dalam perjalanan selanjutnya Islam tradisonal semakin menghadapi beragam tantangan yang kuat dari dominasi bangsa barat dan para pejuang khilafah. Sehingga Islam trdaisional semakin di anggap sebagai budaya yang ketinggalan zaman. Bahkan ada istilah Islam konservatif yang di alamatkan penganut Islam tradisional, tetapi stigma yang paling menyakitkan Islam tradisonal di anggap sebagai pengejawantahan terhadap nenek moyang yang jauh dari Nilai-nilai ke-Islaman.

Melihat beragam serangan dari berbagai argumen para penganut di luar Islam tradisional, perlu ada sebuah bentuk pemahaman secara tepat, bahwa tuduhan dari luar Islam tradisional bukanlah sebuah kebenaran, sebab Islam tradisional merupakan sebuah pengejawantahan antara Nilai-nilai ke-Islaman dengan budaya masyarakat setempat, agar terjadi saling berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya.

Perjalanan Islam tradisonal setelah era reformasi dengan berbagai gejolak ke-Islaman datang begitu gencar, Bahkan kita kenal dengan sebutan istilah ke-Islaman dengan pemahaman Liberal, Khilafah dan masih banyak lagi Istilah-istilah lainnya. Sehingga membuat Islam tradisonal mencoba menjawab tantangan zaman yang datang dari berbagai kalangan dengan seonggok dogma yang tidak cocok dengan masyarakat Islam tradisional.

Geliat Islam tradisional dalam menjawab sebuah argumen Islam liberal dengan berusaha memberikan sebuah pemaparan dengan cara mengerahkan dengan berpegang pada sebuah nilai keseimbangan antara tekstual dengan kontekstual.

Keberadaan Islam Liberal cenderung secara kontekstual dalam memberikan sebuah makna kehidupan. Sehingga terkadang Islam liberal kebablasan dalam menerjemahkan masalah kajian ke-Islaman tanpa mengindahkan tekstual. Nah! dari sinilah perlu ada sebuah pemaparan yang saling berkaitan antara tekstual dengan kontekstual secara tepat dalam menempatkan sebuah permasalahan.

Sedangkan Islam khilafah cenderung mengarah kepada pembahasan seputar pemurnian Islam. Bahkan kajian Islam Khilafah cenderung mengarah dalam bentuk tekstual, padahal antara tekstual dengan kontekstual sudah semestinya harus sejalan dalam melihat beragam fenomena kehidupan masyarakat secara luas.

Pasca reformasi telah terjadi sebuah pola pikir dengan mengarah kebablasan dalam mengkaji ke-Islaman baik dari Islam Liberal maupun Islam Khilafah. Sehingga menghasilkan satu sama lain saling menaruh curiga sesama masyarakat Islam. Nah! Islam tradisional pasca reformasi merupakan wajah dinamika baru dalam memberikan sebuah pemahaman dengan jalan tengah, bahwa Islam merupakan perpaduan antara tekstual dengan kontekstual dalam menjawab dan menerjemahkan beragam permasalahan kehidupan masyarakat secara umum.

Keberadaan Islam tradisional merupakan sebuah proses menuju jalan tengah antara pergolakan Islam ala barat dengan pergolakan Islam ala timur tengah. Nah! disinilah Islam tradisional berperan sebagai media jalan tengah dalam memajukan Islam di Indonesia dalam mencari sebuah makna Nilai-nilai ke-Islaman yang tersurat maupun tersirat.

Dengan melihat berbagai permasalahan tentang ke-Islaman di Indonesia sebelum kemerdekaan, saat kemerdekaan dan setelah kemerdekaan membuat Islam tradisional mencoba mengubah dan menyesuaikan dalam menempatkan sebuah gagasan. Sebab agama Islam merupakan sebuah pengejawantahan antara Nilai-nilai ke-Islaman dalam kehidupan masyarakat secara universal. Semoga Allah Membekali kita dengan ilmu yang bermanfa'at, menjadikan kita termasuk orang yang berilmu dan menjadikan kita termasuk golongan manusia yang mulia di dunia maupun di akhirat, Amiin.........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.........