Friday 26 July 2013

Malam Takbir Ilahi


By: Khoirul Taqwim

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Kupanjatkan malam takbir Ilahi disaat Idul Fitri telah tiba
Kubasuh mukaku dengan air suci sebagai rasa terima kasihku pada Ilahi
Sampailah daku pada perjalanan suci di malam takbir Ilahi
Saat ini pula umat muslim berbondong-bondong dari kampung hingga sudut kota
Hilir mudik bersama deru mesin-mesin motor dan mobil di jalanan

Saudaraku Lihatlah! malam ini
Mulai dari surau-surau sampai dinding-dinding nafas kehidupan
Begitu banyak umat muslim memanjatkan malam takbir Ilahi
Bahkan pemuda-pemudi, Anak-anak, orang-orang dewasa hingga kakek-nenek tumpah ruah dijalanan
Karena ini adalah hari istimewa yang penuh berkah Ilahi

Terdengar pula dari suara angin malam
Sebuah bentuk sorak sorai jutaan umat manusia mengiringi langkah malam takbir Ilahi
Semua tak lepas dari pertanda hari kemenangan telah tiba di saat dahaga dan lapar
Sudah satu bulan menghampiri perut dan jasad

Hari Inilah! sebuah bentuk kebebasan umat muslim telah tiba
Dengan mengumandangkan gema takbir dengan ikhlas jiwa
Seraya dengan menyebut Allahu Akbar, Allah maha besar
Maka saat ini pula jantungku berdebar dengan penuh haru dan bercampur bahagia rasa

Malam ini juga daku tak terasa sampai mata berkaca-kaca
Lalu akhirnya butiran air mata ini jatuh dari kelopak mataku
Karena ini hari, bersejarah dalam hidupku sebagai tanda baktiku pada Ilahi

Thursday 25 July 2013

Pemahaman Waktu Puasa dan Lebaran




Puasa dan lebaran di tahun 2013 terancam gagal secara serentak disejumlah daerah di Nusantara, lagi-lagi disebabkan pemahaman yang sudah menjadi permasalahan klasik, yaitu: permasalahan Hisab dan rukyat. Lalu sampai kapan permasalahan klasik ini berakhir? tentunya semua tak lepas dari peran pemerintah, untuk melakukan sebuah kebijakan dalam penataan Ormas di berbagai daerah, supaya Ormas lebih mengedepankan musyawarah dalam mencapai mufakat, karena akar permasalahan kegagalan dalam melaksanakan puasa dan lebaran secara serentak disejumlah daerah, ternyata biang keladinya bersumber dari provokasi sebagian Ormas yang mengambil pendapat dari golongan mereka sendiri, tanpa mengedepankan musyawarah secara nasional dalam bingkai persatuan dan kesatuan di seluruh kawasan Nusantara.

“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS. Al Baqarah [2]: 185)

“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. Al Baqarah [2]: 189).


Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........

Penataan Ormas Dalam Puasa dan Lebaran



Pemerintah sebagai ulil amri sudah seharusnya melakukan penataan terhadap berbagai Ormas yang tidak mengindahkan himbauan tentang hari maupun waktu saat pelaksanaan puasa dan lebaran, karena kalau pemerintah terus membiarkan Ormas berjalan tanpa musyawarah dalam mencapai mufakat secara nasional, tentunya umat muslim tidak dapat kembali bersama-sama dalam merayakan puasa dan lebaran secara serentak, semua tak lepas dari ulah Ormas yang berjalan sendiri-sendiri tanpa mengindahkan hasil musyawarah maupun hasil mufakat dalam pelaksanaan puasa dan lebaran ditengah-tengah realita kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul, serta ulil amri di antara kalian. Kemudian apabila kalian berselisih tentang suatu perkara maka kembalikanlah kepada Allah dan Rasul, jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir. Hal itu adalah yang terbaik untuk kalian dan paling bagus dampaknya.” (QS. An-Nisaa’ [4]: 59).

Pemahaman Waktu Puasa dan Lebaran

Puasa dan lebaran di tahun 2013 terancam gagal secara serentak disejumlah daerah di Nusantara, lagi-lagi disebabkan pemahaman yang sudah menjadi permasalahan klasik, yaitu: permasalahan Hisab dan rukyat. Lalu sampai kapan permasalahan klasik ini berakhir? tentunya semua tak lepas dari peran pemerintah, untuk melakukan sebuah kebijakan dalam penataan Ormas di berbagai daerah, supaya Ormas lebih mengedepankan musyawarah dalam mencapai mufakat, karena akar permasalahan kegagalan dalam melaksanakan puasa dan lebaran secara serentak disejumlah daerah, ternyata biang keladinya bersumber dari provokasi sebagian Ormas yang mengambil pendapat dari golongan mereka sendiri, tanpa mengedepankan musyawarah secara nasional dalam bingkai persatuan dan kesatuan di seluruh kawasan Nusantara.

“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS. Al Baqarah [2]: 185)

“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
(QS. Al Baqarah [2]: 189).


Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........

Friday 5 July 2013

32. Sogan daster clemek antik @ Rp. 17.500

Pemesanan dalam jumlah besar dapat menghubungi situs www.usahabatik.com dengan nomor HP. 085736726474 Nomor Rekening BCA: 8935024826 Atas nama Khoirul Taqwim.

31. Daster mawar antik @ Rp. 17.500

Pemesanan dalam jumlah besar dapat menghubungi situs www.usahabatik.com dengan nomor HP. 085736726474 Nomor Rekening BCA: 8935024826 Atas nama Khoirul Taqwim.

30. Jamswit antik @ Rp. 17.500

Pemesanan dalam jumlah besar dapat menghubungi situs www.usahabatik.com dengan nomor HP. 085736726474 Nomor Rekening BCA: 8935024826 Atas nama Khoirul Taqwim.

29. Daster lengan stali wenteran antik @ Rp. 17.500

Pemesanan dalam jumlah besar dapat menghubungi situs www.usahabatik.com dengan nomor HP. 085736726474 Nomor Rekening BCA: 8935024826 Atas nama Khoirul Taqwim.

28. Sogan daster KDI kancing dua antik @ Rp. 17.500

Pemesanan dalam jumlah besar dapat menghubungi situs www.usahabatik.com dengan nomor HP. 085736726474 Nomor Rekening BCA: 8935024826 Atas nama Khoirul Taqwim.

27. Longdres Lipit-lipit cap antik @ Rp. 25.000

 
Pemesanan dalam jumlah besar dapat menghubungi situs www.usahabatik.com dengan nomor HP. 085736726474 Nomor Rekening BCA: 8935024826 Atas nama Khoirul Taqwim.

26. Daster gandul antik @ Rp. 17.500

Pemesanan dalam jumlah besar dapat menghubungi situs www.usahabatik.com dengan nomor HP. 085736726474 Nomor Rekening BCA: 8935024826 Atas nama Khoirul Taqwim.

25. Gamis warna antik @ Rp 25.000

Pemesanan dalam jumlah besar dapat menghubungi situs www.usahabatik.com dengan nomor HP. 085736726474 Nomor Rekening BCA: 8935024826 Atas nama Khoirul Taqwim.