Sunday, 25 December 2011

Cara Masyarakat Dan PSSI Dalam Menyikapi Carut Marut di Liga Indonesia




Carut marut masalah liga sepak bola di Indonesia sampai hari ini belum tuntas. Bahkan usulan menggabungkan kedua liga ini sangat kecil kemungkinannya. Mengingat kedua liga ini Sama-sama ngotot ingin menjadi pemenang dalam pertarungan di kompetisi liga Indonesia, sehingga Indonesia saat ini punya dua liga, padahal dalam suatu negara seharusnya ada satu liga, sehingga PSSI di tuntut mampu bersikap tegas dalam permasalahan kekisruhan di liga Indonesia saat ini.

Ketika LPI dan LSI sudah tidak dapat di gabungkan lagi. Maka tidak ada cara lain masyarakatlah yang memilih liga mana yang layak di tonton sebagai liga terbaik di Indonesia, walau sudah jelas FIFA dan PSSI mendukung LPI sebagai liga resmi Indonesia, tetapi masyarakat tetap punya hak, untuk menilai liga mana yang layak di Indonesia.

FIFA merencanakan menjatuhkan sanksi kepada badan sepak bola Indonesia, apabila sampai tanggal 20 Maret 2012 permasalahan dua liga ini belum selesai juga. Posisi PSSI saat ini di tuntut tidak boleh ragu sedikitpun, untuk mempertahankan pendiriannya, bahwa LPI adalah liga yang resmi di Indonesia, sedangkan LSI bisa di katakan liga ilegal di Indonesia. Mengingat PSSI harus membawahi satu liga di Indonesia.

Lalu timbul pertanyaan mendasar. Apakah PSSI sanggup menyatukan LSI dan LPI? Nah! kalau PSSI sanggup menyatukan, maka PSSI harus mengatur sebaik mungkin kompetisi yang sehat di Indonesia, agar mampu menujunjung tinggi sportifitas dalam mengelola liga Indonesia saat ini, tetapi kalau PSSI tidak sanggup menyatukan, maka tidak ada jalan lain PSSI harus tegas mengambil sikap mendukung liga yang di anggap resmi PSSI dan FIFA. mengingat liga Indonesia harus tetap bejalan dalam kondisi apapun.

Posisi masyarakat Indonesia pilih LPI atau LSI? Semua tergantung masyarakat Indonesia lebih suka LPI atau LSI, karena masyarakat juga ikut menentukan liga mana yang layak tumbuh subur di Indonesia. Mengingat bola tanpa masyarakat kurang bermakna, begitupun juga masyarakat tanpa bola bisa di bilang masak sayur tanpa garam. Karena bola sudah menjadi dunia hiburan bagi masyarakat di seluruh nusantara Indonesia. Wallahu a'lam bisshowab.............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
......

Apa Yang di Bawa Islam, Sebelum Saya Datang




Judul di atas menggugah dunia Islam melakukan konstruksi di segala aspek kehidupan, baik dari sudut pandang politik, ekonomi, sosial, budaya, tehnologi dan masih banyak lagi, agar kedepan masyarakat Islam mampu mengubah dunia baru yang telah lama tenggelam dalam kesedihan dan genangan air mata.

Masyarakat Islam harus bangkit melalui penyadaran dari dalam. Bahwa masyarakat Islam berkewajiban melakukan sebuah perubahan di saat melihat kondisi dari paling sederhana sampai yang paling pelik dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat, sehingga masyarakat Islam harus mampu membuat dunia baru dalam mengusung sebuah perbaikan di segala penjuru aspek kehidupan.

Keberadaan masyarakat Islam setelah Shalahuddin Al-Ayyubi dan Wali Songo telah mengalami masa regresi yang sungguh luar biasa, sehingga hari ini saat yang tepat mengubah sebuah dunia baru dalam kehidupan masyarakat Islam di belahan bumi dan Nusantara Indonesia.

Bahasa tentang judul di atas. Apa yang di bawa Islam, sebelum saya datang merupakan sebuah penyemangat dalam diri seorang pejuang dalam mengubah sebuah dunia baru, agar mampu mewujudkan keberhasilan membangun sebuah tatanan dalam kehidupan mayarakat yang lebih cerdas.

Umat Islam sering terjebak pemahaman sekte ekstrim dan juga pemahaman dari hasil olah pikir bangsa barat yang cenderung bersifat ekstrim, sehingga menghancurkan dalam tubuh Islam itu sendiri. Karena itu masyarakat Islam perlu memperbaiki diri dalam menatap masa depan yang lebih cerah, untuk menegakkan Islam di belahan bumi jagat raya.

Apa yang di bawa Islam, sebelum saya datang merupakan cara penyemangat dalam diri seorang dalam melakukan sebuah perubahan, untuk menatap masa depan Islam selanjutnya. Sehingga Islam di segani dalam kehidupan masyarakat di belahan bumi dan nusantara Indonesia. semua tak lepas dari perubahan yang paling sederhana dalam diri kita. Lalu berubah menuju yang lebih besar dalam memberikan kontribusi Islam menatap masa depan yang lebih progress. Wallahu a'lam bisshowab.............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
......

Korupsi Buat Kebaikan Itu Halal, Benarkah?.........




Ketika kita mau bersedekah hasil dari sebuah korupsi, apakah itu bisa dikatakan halal? tentu dari situ banyak permasalahan yang perlu di kaji. Karena korupsi itu sudah jelas melanggar nilai kemanusiaan dan ajaran agama, tetapi di satu sisi korupsi untuk kebaikan apakah salah? Nah! inilah yang perlu di luruskan dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat.

Hasil uang dari sebuah bentuk tindak korupsi, tentu itu sudah masuk keranah haram, tetapi kalau hasil korupsi buat kebaikan, seperti menyantuni anak yatim piatu, memberi sedekah kepada Janda-janda tua, Pembangunan masjid dan masih banyak lagi. Bagaimana hukum tersebut? Nah! ini ada dua pendapat dalam artian, kalau negara dalam keadaan dzalim tindak korupsi seperti itu bisa di benarkan, tetapi dengan catatan kondisi situasi masyarakat di dalam sebuah negara menghadapi tragedi kelaparan dan pengelola negara tidak bertanggung jawab sama sekali atas tragedi kelaparan tersebut, tetapi di saat negara bertanggung jawab dan bertindak adil dalam kehidupan masyarakat, tentu korupsi jelas haram hukumnya, walaupun untuk kebaikan sekalipun.

Nah! kita kembali kehakikat korupsi itu haram, tetapi ketika tindak korupsi itu untuk kebaikan? Nah! ini harus di timbang terlebih dahulu antara kemaslahatan dan kemudharatan dalam tindak korupsi tersebut.Mengingat hukum itu tegas, tapi lentur ketika melihat sebuah peristiwa yang berbeda. Seperti di masa sahabat Nabi ada pencuri lolos dari tindak hukum. Karena ketika di selidiki yang salah adalah para pemimpin dan para bangsawan yang tidak mau bersedekah, padahal kondisi masyarakat sangat kelaparan di waktu itu.

Berangkat dari tulisan di atas kita dapat mengambil sebuah kesimpulan. Bahwa jelas korupsi itu haram, sehingga buat kebaikan sekalipun hasil korupsi tetap diharamkan, tetapi ada kondisi yang memungkinkan korupsi itu halal di saat masyarakat kelaparan, tetapi para pengelola negara tidak bertanggung jawab dengan kondisi masyarakat tersebut, sehingga hasil korupsi untuk memberi kepada masyarakat yang kelaparan dapat di katakan dalam wilayah halal. Wallahu a'lam bisshowab.............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.....

CIA di duga Mengintai Jejaring Sosial Kiber Indonesia





Kemajuan kiber sudah mulai di rasakan dari hari kehari. Bahkan CIA di duga mengintai perkembangan jejaring sosial kiber. Mengingat kiber tempat pertemuan beragam pola pikir manusia dalam mengeluarkan sebuah pendapat, sehingga CIA mengintai dengan masuk sebagai member di jejaring sosial kiber.

CIA masuk di jejaring sosial kiber sebagai salah satu cara intelejen melihat kondisi jejaring sosial Indonesia, agar tahu seberapa informasi yang di hasilkan dari jejaring sosial kiber Indonesia. Kebenaran CIA mengintai jejaring sosial kiber masih dalam batas dugaan, sehingga belum bisa memastikan kebenaran berita tersebut, tetapi paling tidak informasi ini dapat dijadikan referensi jejaring sosial kiber.

Lalu yang menjadi pertanyaan, kenapa kiber di awasi CIA? Nah! ini masih belum bisa di duga motif CIA mengintai jejaring sosial kiber, tetapi paling tidak kiber menduga ada CIA mengintai keberadaan situs jejaring sosial kiber, walau belum tahu persis motif CIA mengintai jejaring sosial kiber Indonesia saat ini. Wallahu a'lam bisshowab.............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)................

Mengikis Ketakutan Segelintir Masyarakat Terhadap Negara Islam di Indonesia




Sebagian masyarakat Indonesia sangat ketakutan, apabila mendengar gagasan sebuah negara Islam. Karena menganggap bahwa Islam itu ajaran keras dan tidak layak mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan ada yang menganggap Islam adalah agama yang harus di pisahkan antara negara dengan Islam.

Sebenarnya, pemahaman seperti di atas itu Syah-syah saja di era demokrasi yang cenderung mengarah ala budaya barat, tetapi jangan terlalu berlebihan dengan dogma pemahaman seperti itu. Karena nanti akan terjadi ekstrimisme kebangsaan yang mengarah kerusakan pemahaman secara universal. Bahkan nanti malah menghasilkan sebuah pembenaran sepihak tanpa melihat kebenaran yang lain.

Kepercayaan sebagian masyarakat Islam mengenai agama dengan negara harus sejalan. Karena menganggap agama tanpa negara kurang menjiwai dalam ranah kehidupan, begitupun juga negara tanpa agama kurang tegas dalam menyikapi polemik kenegaraan. Berangkat dari situlah kita dapat mengambil pemahaman sebagian masyarakat yang percaya, bahwa agama dan negara harus sejalan dengan kehidupan masyarakat di Indonesia.

Lalu kenapa sebagian masyarakat ada yang takut dengan negara Islam? tentu tidak boleh menyalahkan ketakutan masyarakat terhadap negara Islam. Mengingat masyarakat dengan pola pikir demikian sudah terkena dari korban sejarah yang di pelintir para penguasa, sehingga mereka menganggap bahwa Islam harus di pisahkan dengan negara. Pemahaman yang demikian boleh saja di era kebebasan berpendapat, asal tepa selira di junjung tinggi dalam menyampaikan sebuah gagasan.

Lalu apa salah kalau ada pola pikir masyarakat Islam, bahwa negara harus sejalan dengan Islam? pola pikir seperti itu juga tidak salah. Mengingat masyarakat dengan pola pikir demikian, tentu menginginkan sebuah bangunan negara dengan Islam sejalan dalam kehidupan masyarakat di indonesia.

Pertanyaan terakhir, bagaimana menghilangkan ketakutan segelintir masyarakat terhadap negara Islam di Indonesia? tentu tidak lain dan tidak bukan menggali kembali khasanah Islam yang telah lama terpendam di belahan bumi dan juga di kawasan nusantara Indonesia, agar menemukan kebangkitan Islam sejati, seperti zaman di era Shalahuddin Al-Ayyubi dan juga Wali Songo. Karena tokoh besar inilah yang telah membawa sebuah keberhasilan negara Islam di belahan bumi dan di kawasan nusantara Indonesia. Wallahu a'lam bisshowab.............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..............

Cara Masyarakat Dan PSSI Dalam Menyikapi Carut Marut di Liga Indonesia



Carut marut masalah liga sepak bola di Indonesia sampai hari ini belum tuntas. Bahkan usulan menggabungkan kedua liga ini sangat kecil kemungkinannya. Mengingat kedua liga ini Sama-sama ngotot ingin menjadi pemenang dalam pertarungan di kompetisi liga Indonesia, sehingga Indonesia saat ini punya dua liga, padahal dalam suatu negara seharusnya ada satu liga, sehingga PSSI di tuntut mampu bersikap tegas dalam permasalahan kekisruhan di liga Indonesia saat ini.

Ketika LPI dan LSI sudah tidak dapat di gabungkan lagi. Maka tidak ada cara lain masyarakatlah yang memilih liga mana yang layak di tonton sebagai liga terbaik di Indonesia, walau sudah jelas FIFA dan PSSI mendukung LPI sebagai liga resmi Indonesia, tetapi masyarakat tetap punya hak, untuk menilai liga mana yang layak di Indonesia.

FIFA merencanakan menjatuhkan sanksi kepada badan sepak bola Indonesia, apabila sampai tanggal 20 Maret 2012 permasalahan dua liga ini belum selesai juga. Posisi PSSI saat ini di tuntut tidak boleh ragu sedikitpun, untuk mempertahankan pendiriannya, bahwa LPI adalah liga yang resmi di Indonesia, sedangkan LSI bisa di katakan liga ilegal di Indonesia. Mengingat PSSI harus membawahi satu liga di Indonesia.

Lalu timbul pertanyaan mendasar. Apakah PSSI sanggup menyatukan LSI dan LPI? Nah! kalau PSSI sanggup menyatukan, maka PSSI harus mengatur sebaik mungkin kompetisi yang sehat di Indonesia, agar mampu menujunjung tinggi sportifitas dalam mengelola liga Indonesia saat ini, tetapi kalau PSSI tidak sanggup menyatukan, maka tidak ada jalan lain PSSI harus tegas mengambil sikap mendukung liga yang di anggap resmi PSSI dan FIFA. mengingat liga Indonesia harus tetap bejalan dalam kondisi apapun.

Posisi masyarakat Indonesia pilih LPI atau LSI? Semua tergantung masyarakat Indonesia lebih suka LPI atau LSI, karena masyarakat juga ikut menentukan liga mana yang layak tumbuh subur di Indonesia. Mengingat bola tanpa masyarakat kurang bermakna, begitupun juga masyarakat tanpa bola bisa di bilang masak sayur tanpa garam. Karena bola sudah menjadi dunia hiburan bagi masyarakat di seluruh nusantara Indonesia. Wallahu a'lam bisshowab.............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
......