Saturday, 15 October 2011

Inilah Semangat Kaum Nasionalis Dan Komunis Mengganyang Malaysia, Kalau Agamis Menolak Keras Membunuh Sesama Muslim



Bangsa Indonesia masih ingat dengan bahasa Soekarno mengenai ketiga idiologi dengan sebutan Nasakom, ketiga idiologi ini mempunyai jiwa yang berbeda, walaupun hakikatnya sama mencari sebuah jalan kebenaran menurut pandangan idiologi Masing-masing, namun dalam perjalanan ketiga idiologi ini punya pandangan yang berbeda dalam memegang roda kekuasaan, sehingga ketiga idiologi ini sering berbenturan, bahkan nyawa melayang atas nama ketiga idiologi yang ada di nusantara sampai saat ini.

Melihat sejarah bangsa Indonesia yang penuh tumpah darah dalam menegakkan pancasila di bumi pertiwi, begitu berat ujian yang di lalui, bahkan darah dan air mata menjadi taruhan dalam menegakkan pancasila, sehingga dalam menegakkan pancasila butuh kekuatan penuh segenap tumpah darah masyarakat Indonesia.

Soekarno melalui nasakom berusaha keras menyatukan ketiga idiologi besar yang ada di bumi pertiwi, tetapi dalam perjalanan komunis di anggap melanggar dan berkhianat terhadap pancasila, sehingga di Indonesia tinggal nasionalis dan agamis, sedangkan idiologi komunis di hapus setelah zaman kepemimpinan Soekarno.

Pada zaman dahulu kala di saat bangsa Indonesia melakukan gerakan konfrontasi senjata maupun diplomatik terhadap Malaysia, bahwa semangat kaum nasionalis dan komunis begitu menggebu-gebu, untuk melakukan gerakan pengganyangan terhadap Malaysia, karena menganggap, bahwa Malaysia melanggar wilayah bangsa Indonesia dengan mencaplok sebagian wilayah kalimantan, padahal Kalimantan termasuk wilayah nusantara, sehingga Kalimantan masih di anggap wilayah bangsa Indonesia, mengingat Indonesia cermin dari bangsa nusantara yang ada di kawasan asia tenggara pada waktu itu.

Perjalanan sejarah mengenai Kalimantan milik bangsa Indonesia begitu panjang, sejak majapahit sebagai penyatu nusantara sampai gerakan nasional dalam meraih kemerdekaan Indonesia, bahwa pulau Kalimantan punya hubungan erat dengan nusantara yang saat itu berwajah Indonesia, tetapi berkat Inggris, bangsa Malaysia selamat dari gerakan pengganyangan yang di lancarkan bangsa Indonesia pada waktu itu. Nah! Inilah sejarah besar bangsa Indonesia dan Malaysia dalam mengarungi sebuah kekuasaan di wilayah Kalimantan.

Masalah Kalimantan sampai detik ini masih menjadi bumerang. mulai dari Sipadan, Ligitan, Ambalat, dan sampai saat ini Camar Bulan yang menjadi rebutan kedua negara tersebut. Inilah sengketa turun temurun sejak bapak proklamator sampai generasi anak cucu kedua bangsa besar di kawasan asia tenggara saat ini.

Gerakan ganyang Malaysia di bakar soekarno dan di dukung penuh kaum nasionalis dan komunis pada waktu itu, bahkan sampai saat ini gerakan ganyang Malaysia masih tengiang di telinga jutaan umat Indonesia, tetapi kaum agamis masih berpikir ulang dan bahkan cenderung menolak keras mengenai gerakan ganyang Malaysia, mengingat Malaysia berpenduduk mayoritas beragama Islam, padahal kalau dalam ajaran Islam sesama muslim adalah saudara, sehingga apabila membunuh sesama muslim sangat di larang keras, karena haram hukumnya membunuh sesama muslim. Inilah yang menjadi pertimbangan kaum agamis dalam melangkah menuju gerakan ganyang Malaysia, sehingga di satu sisi membunuh sesama muslim adalah haram, tetapi di sisi lain semangat membela negara harus berkobar di benak sanubari anak bangsa Indonesia. Wallahu a'lam bisshowab............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.
.. .
.

Inilah Semangat Kaum Nasionalis Dan Komunis Mengganyang Malaysia, Kalau Agamis Menolak Keras Membunuh Sesama Muslim



Bangsa Indonesia masih ingat dengan bahasa Soekarno mengenai ketiga idiologi dengan sebutan Nasakom, ketiga idiologi ini mempunyai jiwa yang berbeda, walaupun hakikatnya sama mencari sebuah jalan kebenaran menurut pandangan idiologi Masing-masing, namun dalam perjalanan ketiga idiologi ini punya pandangan yang berbeda dalam memegang roda kekuasaan, sehingga ketiga idiologi ini sering berbenturan, bahkan nyawa melayang atas nama ketiga idiologi yang ada di nusantara sampai saat ini.

Melihat sejarah bangsa Indonesia yang penuh tumpah darah dalam menegakkan pancasila di bumi pertiwi, begitu berat ujian yang di lalui, bahkan darah dan air mata menjadi taruhan dalam menegakkan pancasila, sehingga dalam menegakkan pancasila butuh kekuatan penuh segenap tumpah darah masyarakat Indonesia.

Soekarno melalui nasakom berusaha keras menyatukan ketiga idiologi besar yang ada di bumi pertiwi, tetapi dalam perjalanan komunis di anggap melanggar dan berkhianat terhadap pancasila, sehingga di Indonesia tinggal nasionalis dan agamis, sedangkan idiologi komunis di hapus setelah zaman kepemimpinan Soekarno.

Pada zaman dahulu kala di saat bangsa Indonesia melakukan gerakan konfrontasi senjata maupun diplomatik terhadap Malaysia, bahwa semangat kaum nasionalis dan komunis begitu menggebu-gebu, untuk melakukan gerakan pengganyangan terhadap Malaysia, karena menganggap, bahwa Malaysia melanggar wilayah bangsa Indonesia dengan mencaplok sebagian wilayah kalimantan, padahal Kalimantan termasuk wilayah nusantara, sehingga Kalimantan masih di anggap wilayah bangsa Indonesia, mengingat Indonesia cermin dari bangsa nusantara yang ada di kawasan asia tenggara pada waktu itu.

Perjalanan sejarah mengenai Kalimantan milik bangsa Indonesia begitu panjang, sejak majapahit sebagai penyatu nusantara sampai gerakan nasional dalam meraih kemerdekaan Indonesia, bahwa pulau Kalimantan punya hubungan erat dengan nusantara yang saat itu berwajah Indonesia, tetapi berkat Inggris, bangsa Malaysia selamat dari gerakan pengganyangan yang di lancarkan bangsa Indonesia pada waktu itu. Nah! Inilah sejarah besar bangsa Indonesia dan Malaysia dalam mengarungi sebuah kekuasaan di wilayah Kalimantan.

Masalah Kalimantan sampai detik ini masih menjadi bumerang. mulai dari Sipadan, Ligitan, Ambalat, dan sampai saat ini Camar Bulan yang menjadi rebutan kedua negara tersebut. Inilah sengketa turun temurun sejak bapak proklamator sampai generasi anak cucu kedua bangsa besar di kawasan asia tenggara saat ini.

Gerakan ganyang Malaysia di bakar soekarno dan di dukung penuh kaum nasionalis dan komunis pada waktu itu, bahkan sampai saat ini gerakan ganyang Malaysia masih tengiang di telinga jutaan umat Indonesia, tetapi kaum agamis masih berpikir ulang dan bahkan cenderung menolak keras mengenai gerakan ganyang Malaysia, mengingat Malaysia berpenduduk mayoritas beragama Islam, padahal kalau dalam ajaran Islam sesama muslim adalah saudara, sehingga apabila membunuh sesama muslim sangat di larang keras, karena haram hukumnya membunuh sesama muslim. Inilah yang menjadi pertimbangan kaum agamis dalam melangkah menuju gerakan ganyang Malaysia, sehingga di satu sisi membunuh sesama muslim adalah haram, tetapi di sisi lain semangat membela negara harus berkobar di benak sanubari anak bangsa Indonesia. Wallahu a'lam bisshowab............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.
.. .
.

Perang Indonesia Dengan Malaysia , Berarti Kehancuran Islam di Asia Tenggara



Malaysia dan Indonesia sejak kemerdekaan kedua negara ini, begitu banyak ujian masalah yang harus di selesaikan kedua negara tersebut, bahkan sering terjadi konflik yang berkepanjangan, baik secara di plomatik maupun konfrontasi, sehingga Indonesia dan Malaysia dapat dikatakan salah satu dendam keturunan yang sampai detik ini masih berjalan, tentu semua tinggal menunggu bom waktu, maka perang dahsyat dapat terjadi di kedua negara yang berada dikawasan asia tenggara saat ini.

Keberadaan Indonesia dan Malaysia merupakan sentral wilayah bangsa nusantara, sehingga kedua negara ini selalu mengkaitkan sejarah masa silam dalam mencari pembenaran masalah wilayah perbatasan, bahkan konfrontasi senjata pernah terjadi di sekitar perbatasan yang ada di pulau Kalimantan.

Pulau Kalimantan pernah menjadi alat melegalkan berbagai konfrontasi senjata maupun dalam bentuk diplomatik, dan konfrontasi senjata pernah terjadi disekitar perbatasan kedua negara yang ada di Pulau Kalimantan.

Kalau Indonesia dan Malaysia tidak pernah akur dalam menjalin sebuah hubungan kedua negara ini, tentu yang akan dirugikan umat Islam kedua negara tersebut, bagaimana tidak?...karena kedua negara ini Sama-sama mayoritas beragama Islam, bahkan kalau sampai terjadi pertumpahan darah antara Malaysia dengan Indonesia, berarti termasuk salah satu perang dengan membunuh sesama umat Islam.

Perang Indonesia dengan Malaysia, apabila Benar-benar sampai terjadi, berarti kerusakan Islam dikawasan asia tenggara sudah mulai dekat, bahkan bisa lenyap keberadaan umat Islam di kedua negara yang berpenduduk mayoritas umat Islam tersebut.

Jalur diplomatik dalam menyelesaikan masalah Indonesia dengan Malaysia harus dikedepankan, sebelum konfrontasi senjata Benar-benar terjadi antar kedua negara tersebut, sehingga perlu adanya team pencari fakta dalam menangani masalah perbatasan maupun masalah yang lain, agar tidak Berlarut-larut dan bahkan mengarah menuju konflik yang berkepanjangan antar kedua negara di kawasan asia tenggara saat ini.

Umat Islam di kawasan asia tenggara sebagian besar bermukim di Indonesia dan Malaysia, tentu punya kewajiban sebisa mungkin menolak konfrontasi senjata, apabila jalan melalui perundingan masih bisa diselesaikan, namun, apabila jalan perundingan sudah tidak berjalan, tentu tidak menutup kemungkinan konfrontasi senjata dapat terjadi sewaktu-waktu dalam jangka yang sangat dekat, karena itu peran tokoh Islam maupun pemimpin kedua negara ini harus bijak dalam mengambil langkah mengenai perbatasan maupun beragam konflik yang terjadi antar kedua negara ini.

Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia memang sudah mendarah daging sejak awal berdiri kedua negara ini, sehingga kewaspadaan harus selalu di lakukan dalam mengambil langkah, agar tidak keblunder mengarah pertumpahan darah sesama umat Islam. Inilah yang harus menjadi pertimbangan para pemimpin kedua negera di kawasan asia tenggara saat ini, karena, apabila kedua negara ini mengarah menuju konfrontasi senjata, maka dapat dikatakan kegagalan umat Islam dalam menjalin persahabatan dan menjaga kelestarian ukhuwah Islamiyah di bumi nusantara telah mengalami kehancuran. Wallahu a'lam bisshowab............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.
.. .

Perang Indonesia Dengan Malaysia , Berarti Kehancuran Islam di Asia Tenggara



Malaysia dan Indonesia sejak kemerdekaan kedua negara ini, begitu banyak ujian masalah yang harus di selesaikan kedua negara tersebut, bahkan sering terjadi konflik yang berkepanjangan, baik secara di plomatik maupun konfrontasi, sehingga Indonesia dan Malaysia dapat dikatakan salah satu dendam keturunan yang sampai detik ini masih berjalan, tentu semua tinggal menunggu bom waktu, maka perang dahsyat dapat terjadi di kedua negara yang berada dikawasan asia tenggara saat ini.

Keberadaan Indonesia dan Malaysia merupakan sentral wilayah bangsa nusantara, sehingga kedua negara ini selalu mengkaitkan sejarah masa silam dalam mencari pembenaran masalah wilayah perbatasan, bahkan konfrontasi senjata pernah terjadi di sekitar perbatasan yang ada di pulau Kalimantan.

Pulau Kalimantan pernah menjadi alat melegalkan berbagai konfrontasi senjata maupun dalam bentuk diplomatik, dan konfrontasi senjata pernah terjadi disekitar perbatasan kedua negara yang ada di Pulau Kalimantan.

Kalau Indonesia dan Malaysia tidak pernah akur dalam menjalin sebuah hubungan kedua negara ini, tentu yang akan dirugikan umat Islam kedua negara tersebut, bagaimana tidak?...karena kedua negara ini Sama-sama mayoritas beragama Islam, bahkan kalau sampai terjadi pertumpahan darah antara Malaysia dengan Indonesia, berarti termasuk salah satu perang dengan membunuh sesama umat Islam.

Perang Indonesia dengan Malaysia, apabila Benar-benar sampai terjadi, berarti kerusakan Islam dikawasan asia tenggara sudah mulai dekat, bahkan bisa lenyap keberadaan umat Islam di kedua negara yang berpenduduk mayoritas umat Islam tersebut.

Jalur diplomatik dalam menyelesaikan masalah Indonesia dengan Malaysia harus dikedepankan, sebelum konfrontasi senjata Benar-benar terjadi antar kedua negara tersebut, sehingga perlu adanya team pencari fakta dalam menangani masalah perbatasan maupun masalah yang lain, agar tidak Berlarut-larut dan bahkan mengarah menuju konflik yang berkepanjangan antar kedua negara di kawasan asia tenggara saat ini.

Umat Islam di kawasan asia tenggara sebagian besar bermukim di Indonesia dan Malaysia, tentu punya kewajiban sebisa mungkin menolak konfrontasi senjata, apabila jalan melalui perundingan masih bisa diselesaikan, namun, apabila jalan perundingan sudah tidak berjalan, tentu tidak menutup kemungkinan konfrontasi senjata dapat terjadi sewaktu-waktu dalam jangka yang sangat dekat, karena itu peran tokoh Islam maupun pemimpin kedua negara ini harus bijak dalam mengambil langkah mengenai perbatasan maupun beragam konflik yang terjadi antar kedua negara ini.

Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia memang sudah mendarah daging sejak awal berdiri kedua negara ini, sehingga kewaspadaan harus selalu di lakukan dalam mengambil langkah, agar tidak keblunder mengarah pertumpahan darah sesama umat Islam. Inilah yang harus menjadi pertimbangan para pemimpin kedua negera di kawasan asia tenggara saat ini, karena, apabila kedua negara ini mengarah menuju konfrontasi senjata, maka dapat dikatakan kegagalan umat Islam dalam menjalin persahabatan dan menjaga kelestarian ukhuwah Islamiyah di bumi nusantara telah mengalami kehancuran. Wallahu a'lam bisshowab............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.
.. .