Bangsa Indonesia masih ingat dengan bahasa Soekarno mengenai ketiga idiologi dengan sebutan Nasakom, ketiga idiologi ini mempunyai jiwa yang berbeda, walaupun hakikatnya sama mencari sebuah jalan kebenaran menurut pandangan idiologi Masing-masing, namun dalam perjalanan ketiga idiologi ini punya pandangan yang berbeda dalam memegang roda kekuasaan, sehingga ketiga idiologi ini sering berbenturan, bahkan nyawa melayang atas nama ketiga idiologi yang ada di nusantara sampai saat ini.
Melihat sejarah bangsa Indonesia yang penuh tumpah darah dalam menegakkan pancasila di bumi pertiwi, begitu berat ujian yang di lalui, bahkan darah dan air mata menjadi taruhan dalam menegakkan pancasila, sehingga dalam menegakkan pancasila butuh kekuatan penuh segenap tumpah darah masyarakat Indonesia.
Soekarno melalui nasakom berusaha keras menyatukan ketiga idiologi besar yang ada di bumi pertiwi, tetapi dalam perjalanan komunis di anggap melanggar dan berkhianat terhadap pancasila, sehingga di Indonesia tinggal nasionalis dan agamis, sedangkan idiologi komunis di hapus setelah zaman kepemimpinan Soekarno.
Pada zaman dahulu kala di saat bangsa Indonesia melakukan gerakan konfrontasi senjata maupun diplomatik terhadap Malaysia, bahwa semangat kaum nasionalis dan komunis begitu menggebu-gebu, untuk melakukan gerakan pengganyangan terhadap Malaysia, karena menganggap, bahwa Malaysia melanggar wilayah bangsa Indonesia dengan mencaplok sebagian wilayah kalimantan, padahal Kalimantan termasuk wilayah nusantara, sehingga Kalimantan masih di anggap wilayah bangsa Indonesia, mengingat Indonesia cermin dari bangsa nusantara yang ada di kawasan asia tenggara pada waktu itu.
Perjalanan sejarah mengenai Kalimantan milik bangsa Indonesia begitu panjang, sejak majapahit sebagai penyatu nusantara sampai gerakan nasional dalam meraih kemerdekaan Indonesia, bahwa pulau Kalimantan punya hubungan erat dengan nusantara yang saat itu berwajah Indonesia, tetapi berkat Inggris, bangsa Malaysia selamat dari gerakan pengganyangan yang di lancarkan bangsa Indonesia pada waktu itu. Nah! Inilah sejarah besar bangsa Indonesia dan Malaysia dalam mengarungi sebuah kekuasaan di wilayah Kalimantan.
Masalah Kalimantan sampai detik ini masih menjadi bumerang. mulai dari Sipadan, Ligitan, Ambalat, dan sampai saat ini Camar Bulan yang menjadi rebutan kedua negara tersebut. Inilah sengketa turun temurun sejak bapak proklamator sampai generasi anak cucu kedua bangsa besar di kawasan asia tenggara saat ini.
Gerakan ganyang Malaysia di bakar soekarno dan di dukung penuh kaum nasionalis dan komunis pada waktu itu, bahkan sampai saat ini gerakan ganyang Malaysia masih tengiang di telinga jutaan umat Indonesia, tetapi kaum agamis masih berpikir ulang dan bahkan cenderung menolak keras mengenai gerakan ganyang Malaysia, mengingat Malaysia berpenduduk mayoritas beragama Islam, padahal kalau dalam ajaran Islam sesama muslim adalah saudara, sehingga apabila membunuh sesama muslim sangat di larang keras, karena haram hukumnya membunuh sesama muslim. Inilah yang menjadi pertimbangan kaum agamis dalam melangkah menuju gerakan ganyang Malaysia, sehingga di satu sisi membunuh sesama muslim adalah haram, tetapi di sisi lain semangat membela negara harus berkobar di benak sanubari anak bangsa Indonesia. Wallahu a'lam bisshowab............
Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)............. .
.