by: Khoirul Taqwim
Malam gelap menjelang shubuh
Embun nampak mengguyur di sepanjang rona-rona alam
Melukis kitab tersirat arwah ghaibku
Tak dapat menghindar dari suratan takdir
Sampai aku menutup mata kala pagi itu
Keranda mayat tanpa roda terlihat
Mengoyak di dinding-dinding nafas ghaibku
Hilang rasa keduniawian yang bersifat kimiawi
Terganti alam baruku barzakh namanya
Diangkatlah ruhku setinggi langit membiru
Lalu di lemparlah jasadku dalam kubangan lumpur
Bersama cacing-cacing dan kelabang tanah
Jasadku sudah tergolek bersama kain kafan
Baju yang ku kenakan saat aku telah tiada
Kain kafan yang putih bersih
Bercampur lumpur menjadi hitam melekat
Badanku tak berdaya sama sekali
Namun dalam jiwaku selalu berusaha ikhlas selalu
Melepas ketiadaan jasad yang kupakai waktu itu
Saatnya menuju hari pengadilan ghaib
Antara aku dengan sang pencipta alam
Menebus segala dosa yang telah kulakukan
Selama aku ada di alam semesta
Aku pasrah pada Ilahi
Kemana kan di tempatkan ruhku
Saat maut menjemput raga
Hingga aku terbungkus kain kafan
Badanku saket tak karuan
Saat di cabut ruhku dalam jasad
Namun aku ikhlas hadapi semua yang ada
Bersama kain kafan yang setia menutupku
Sunday, 5 December 2010
Kain Kafan Mentutupku
by: Khoirul Taqwim
Malam gelap menjelang shubuh
Embun nampak mengguyur di sepanjang rona-rona alam
Melukis kitab tersirat arwah ghaibku
Tak dapat menghindar dari suratan takdir
Sampai aku menutup mata kala pagi itu
Keranda mayat tanpa roda terlihat
Mengoyak di dinding-dinding nafas ghaibku
Hilang rasa keduniawian yang bersifat kimiawi
Terganti alam baruku barzakh namanya
Diangkatlah ruhku setinggi langit membiru
Lalu di lemparlah jasadku dalam kubangan lumpur
Bersama cacing-cacing dan kelabang tanah
Jasadku sudah tergolek bersama kain kafan
Baju yang ku kenakan saat aku telah tiada
Kain kafan yang putih bersih
Bercampur lumpur menjadi hitam melekat
Badanku tak berdaya sama sekali
Namun dalam jiwaku selalu berusaha ikhlas selalu
Melepas ketiadaan jasad yang kupakai waktu itu
Saatnya menuju hari pengadilan ghaib
Antara aku dengan sang pencipta alam
Menebus segala dosa yang telah kulakukan
Selama aku ada di alam semesta
Aku pasrah pada Ilahi
Kemana kan di tempatkan ruhku
Saat maut menjemput raga
Hingga aku terbungkus kain kafan
Badanku saket tak karuan
Saat di cabut ruhku dalam jasad
Namun aku ikhlas hadapi semua yang ada
Bersama kain kafan yang setia menutupku
Malam gelap menjelang shubuh
Embun nampak mengguyur di sepanjang rona-rona alam
Melukis kitab tersirat arwah ghaibku
Tak dapat menghindar dari suratan takdir
Sampai aku menutup mata kala pagi itu
Keranda mayat tanpa roda terlihat
Mengoyak di dinding-dinding nafas ghaibku
Hilang rasa keduniawian yang bersifat kimiawi
Terganti alam baruku barzakh namanya
Diangkatlah ruhku setinggi langit membiru
Lalu di lemparlah jasadku dalam kubangan lumpur
Bersama cacing-cacing dan kelabang tanah
Jasadku sudah tergolek bersama kain kafan
Baju yang ku kenakan saat aku telah tiada
Kain kafan yang putih bersih
Bercampur lumpur menjadi hitam melekat
Badanku tak berdaya sama sekali
Namun dalam jiwaku selalu berusaha ikhlas selalu
Melepas ketiadaan jasad yang kupakai waktu itu
Saatnya menuju hari pengadilan ghaib
Antara aku dengan sang pencipta alam
Menebus segala dosa yang telah kulakukan
Selama aku ada di alam semesta
Aku pasrah pada Ilahi
Kemana kan di tempatkan ruhku
Saat maut menjemput raga
Hingga aku terbungkus kain kafan
Badanku saket tak karuan
Saat di cabut ruhku dalam jasad
Namun aku ikhlas hadapi semua yang ada
Bersama kain kafan yang setia menutupku
Subscribe to:
Posts (Atom)
Copyright BATIK 2. Blogger Templates created by Deluxe Templates. SEO by: Templates Block
WordPress by Newwpthemes