Tuesday 29 May 2012

Islam Tradisional Sebagai Obat Ekstrimisme



Pergolakan ekstrimisme kiri dan ekstrimisme kanan semakin memanas, tidak hanya dalam pusaran ekonomi, tetapi sudah mewabah dalam pusaran sosial, budaya, agama dan masih banyak lagi. Sehingga ekstrimisme dalam kehidupan masyarakat sudah mewabah bah virus yang siap mematikan di setiap saat. Berangkat dari sinilah di perlukan sebuah obat penyakit ekstrimisme dengan cara mencari jalan tengah yang tepat dalam memberikan sebuah gambaran tentang masalah ekstrimisme buta.

Ekstrimisme tumbuh berkembang dalam ranah pola pikir maupun dalam bentuk sebuah tindakan. Sehingga ekstrimisme terkadang tidak disadari bagi orang yang terkena penyakit ini. Sebab ekstrimisme begitu halus masuk dalam ranah jiwa maupun raga seseorang. Inilah ekstrimisme bah virus menyerang setiap insan manusia dalam memberikan sebuah gambaran secara sepihak, tetapi tidak melihat dari berbagai sisi secara utuh.

Keberadaan ekstrimisme sudah menjadi momok dalam kehidupan masyarakat. Sebab setiap saat penyakit ini dapat tumbuh berkembang secara sadar maupun tidak sadar. Karena itu dibutuhkan sebuah obat mujarab, agar penyakit ekstrimisme dapat di hilangkan dalam kehidupan masyarakat secara luas.

Obat ekstrimisme tidak lain dan tidak bukan, yaitu: dengan menggali berbagai khazanah Nusantara, agar mendapatkan sebuah pencerahan tidak dengan cara semu belaka, seperti obat dari bangsa barat dengan gagasan liberalisme maupun dalam bentuk gagasan yang lain.

Liberalisme merupakan salah satu penyakit ekstrimisme kebebasan dalam menerjemahkan sebuah realita kehidupan. Sehingga menghasilkan sebuah kajian yang cenderung pada pola pikir yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat setempat. Sebab ketika liberalisme ala barat di paksakan masuk dalam budaya dan adat istiadat masyarakat pribumi, tentu akan menyebabkan sebuah penyakit yang sangat kronis. Karena kebebasan yang di bangun masyarakat barat dengan masyarakat Nusantara sangat berbeda dalam ranah kehidupan yang serba multi real.

Penyakit ekstrimisme dalam paham liberal merupakan contoh kecil dari destruktif gagasan barat. Sebab selain liberalisme masih terdapat paham lain, seperti: Positivisme, Darwinisme, Marxisme, Nihilisme, Kapitalisme dan berbagai Isme-isme yang lain.

Liberalisme menjadi sebuah gerakan ekstrim di karenakan kebebasan yang di bangun cenderung memberikan sebuah makna hanya sebatas kebebasan ala mereka, padahal kebebasan dalam kehidupan masyarakat nusantara lebih arif dan bijaksana. Sebab kebebasan yang di bangun masyarakat Nusantara lebih mengarah kepada kebebasan dengan berpegang pada tenggang rasa sebagai falsafah kehidupan.

Sedangkan kebebasan yang dibangun liberalisme cenderung mengarah pada pembiaran budaya asing masuk dengan bebas, walaupun tidak sesuai dengan karakter dan watak masyarakat Nusantara. Berangkat dari sinilah bangunan liberalisme dalam membangun sebuah kebebasan hanya sebatas pemahaman individu dan kelompoknya belaka, tetapi tidak menyentuh bangunan kebebasan dalam ranah kehidupan masyarakat Nusantara secara utuh.

Keberadaan liberalisme merupakan sebuah penyakit ekstrimisme dengan wajah kebebasan ala barat dalam menggagas beragam kehidupan, padahal gagasan liberalisme ala barat sangat tidak sesuai dengan bangunan kehidupan masyarakat Nusantara. Sehingga liberalisme yang masuk dalam ranah masyarakat cenderung pada pola pikir ekstrimisme dengan memaksakan kehendak sebuah gagasan dengan berkedok kebebasan ala mereka.

Islam tradisional merupakan sebuah bentuk gagasan dalam membendung berbagai gerakan pola pikir maupun tindakan budaya asing yang masuk, tetapi yang di bendung Islam tradisional tidak lepas dari sebuah gagasan yang tidak sesuai dengan paradigma pemikiran dan tingkah laku masyarakat di bumi Nusantara. Sehingga keberadaan Islam tradisional merupakan obat dalam membendung berbagai virus ekstrimisme dalam bentuk pola pikir maupun dalam bentuk sebuah tindakan.

Gagasan Islam tradisional dalam menyikapi virus ekstrimisme kanan maupun kiri dengan cara mengambil sikap. Bahwa menggali khazanah Nusantara sebagai tolak ukur dalam memberikan sebuah penilaian tentang gagasan dari bangsa asing yang telah menyebabkan sebuah ekstrimisme dalam kehidupan masyarakat secara luas.

Mengobati ekstrimisme dalam kehidupan masyarakat Nusantara, tentu di perlukan sebuah kajian dengan mengedepankan tepa selira dalam membangun pandangan masyarakat, agar terjadi sebuah sinergi antara teks dan konteks dalam Nilai-nilai ke-Islaman. Sehingga menghasilkan sebuah bangunan yang kokoh dan utuh antara kehidupan masyarakat dengan kepribadian dan karakter masyarakat dalam menjalankan sebuah bangunan ke-agamaan.

Liberalisme dalam membangun sebuah bentuk kebebasan dalam kehidupan masyarakat Nusantara cenderung sepihak. Sehingga menghasilkan sebuah ekstrimisme dalam cara pandang dan tindak-tanduk dalam kehidupan masyarakat.

Sedangkan Islam tradisional dalam membangun sebuah kebebasan lebih mengangkat harkat martabat masyarakat Nusantara dengan jalan menggali dari falsafah tepa selira sebagai bentuk kebebasan, bukan kebebasan dari bangsa barat di bawa kebumi Nusantara. Berangkat dari sinilah kebebasan yang di bangun Islam tradisional cenderung mengarah pada paradigma yang sehat dalam kehidupan masyarakat secara kaffah, dan dapat menjadi sebuah obat di berbagai bentuk ekstrimisme kiri maupun kanan. Semoga Allah memberikan anugerah nikmat kepada kami di dunia maupun dalam kehidupan yang akan datang, Amiin......

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com).........

Islam Tradisional Menggugat



Islam tradisional menggugat merupakan sebuah bentuk ketidak-sepahaman dengan para pemikir barat dalam menggagas tentang realita kehidupan. Sebab para pemikir barat cenderung sepihak dalam memberikan gambaran tentang Islam tradisional. Sehingga memunculkan sebuah gagasan dari Islam tradisional dalam menggugat paradigma para pemikir barat.

Pemikiran Islam tradisional dengan proses menggugat berusaha memberikan sebuah pemahaman secara berimbang, agar pemahaman dari para pemikir barat tidak diambil secara Mentah-mentah, tetapi dikaji ulang dan di filters tentang paradigma para pemikir barat dalam menggagas masalah kehidupan masyarakat Islam tradisional.

Keberadaan Islam tradisional sering di identikkan dengan berbagai macam pendapat miring dari para pemikir barat. Mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit di labelkan dalam Islam tradisional, tentu dengan tujuan menginginkan sebuah perubahan sesuai kehendak para pemikir barat.

Paradigma para pemikir barat tak jarang memberikan sebuah stigma negatif terhadap masyarakat Islam tradisional dengan istilah masyarakat tertutup tanpa melihat kemajuan zaman, dan masih banyak lagi yang dialamatkan miring terhadap masyarakat Islam tradisional, padahal segala bentuk dalam kehidupan masyarakat mempunyai kebebasan dan ketertutupan Masing-masing, begitu juga dalam kehidupan bangsa barat. Berangkat dari sinilah dapat dikerucut, bahwa pembeda antara bangsa barat dengan masyarakat Islam tradisional tentang ketertutupan dan kebebasan disebabkan dalam bentuk karakter dan kepribadian dalam diri Masing-masing.

Eksistensi Islam tradisional merupakan sebuah bentuk bangunan kepribadian dan watak masyarakat nusantara dengan istilah sederhana dan bersahaja dalam menatap sebuah kehidupan. Sehingga wajar paradigma bangsa barat dengan masyarakat tadisional berbeda dalam menyikapi sebuah realita. Sebab corak pandang dalam kehidupan para pemikir barat dengan masyarakat tradisional juga mengalami sebuah perbedaan yang begitu kompleks.

Sebuah slogan Islam tradisional menggugat merupakan sebuah bentuk perlawanan terhadap para pemikir barat dalam menggambarkan tentang kehidupan masyarakat secara luas. Sebab para pemikir barat sering terjebak dengan cara pembenaran diri tanpa melihat realita secara dalam. Inilah sebuah realita tentang berbagai pandangan para pemikir barat dalam memberikan sebuah makna tentang Islam tradisional.

Para pemikir barat tak jarang memberikan sebuah istilah tentang Islam tradisional dengan sebutan sebuah bangunan konsevatif yang tertutup, padahal ketertutupan yang di berikan para pemikir barat, tentu mempunyai sebuah tujuan, agar masyarakat tradisional membuka diri sesuai dengan kehendak para pemikir barat, padahal bangsa barat sendiri juga tidak mau membuka diri terhadap kepentingan masyarakat tradisional.

Bangsa barat sejak dahulu kala sering melakukan segala tipu daya dalam memberikan sebuah gambaran terhadap realita kehidupan masyarakat tradisional. Bahkan bangsa barat Berabad-abad telah menjajah bangsa nusantara, tentu semua tak lepas dari corak pandang paradigma barat dalam memberikan gambaran tentang sosial, budaya, politik, pendidikan dan masih banyak lagi gambaran para pemikir barat dalam menggagas masyarakat tradisional secara parsial.

Gagasan para pemikir barat tentang masyarakat Islam tradisional tak lepas dari cara menghakimi sepihak dalam memberikan sebuah argumen. Sehingga masyarakat Islam tradisional selalu dicirikan dengan stagnasi sebuah peradaban, padahal masyarakat Islam tradisional mempunyai peradaban dan kemajuan dalam dirinya sendiri, walau berbeda dengan peradaban dan kemajuan bangsa barat.

Masyarakat Islam tradisional merupakan sebuah kepribadian dalam mensinergikan antara teks dan konteks dalam menggali berbagai khazanah Nusantara maupun khazanah ke-Islaman, tentu berusaha membangun sebuah paradigma yang cerdas dalam menempatkan sebuah ajaran agama dengan realita kehidupan.

Keberadaan adat istiadat dengan bentuk kearifan lokal selalu menjadi incaran para pemikir barat, agar masyarakat Islam tradisional membuka diri sesuai dengan kepentingan mereka. Sehingga dengan berbagai wacana para pemikir barat berusaha menggagas masalah tersebut.

Sebenarnya, Kalau menuju perubahan masyarakat dalam ranah positif, tentu masih dapat di terima, tetapi dalam multi real kehidupan sejak dahulu kala sampai sekarang, ternyata bangsa barat tak jarang malah melakukan tindak eksploitasi kekayaan sumber daya alam Nusantara secara berlebihan. Berangkat dari sinilah keterbukaan dan kebebasan yang di gagas bangsa barat tak lepas berpangkal pada kepentingan bangsa barat secara sepihak.

Lebih ironis lagi, para pemikir barat melakukan sebuah kajian tentang keagamaan dengan paradigma liberal dalam kajian agama Islam. Sehingga dalam tafsir agama Islam disesuaikan dengan paradigma barat tentang ke-Islaman, tetapi fakta dilapangan tidak mensinergikan antara teks dan konteks secara utuh. Sebab bangsa barat dalam menggagas ke-Islaman lebih cenderung dengan istilah kebebasan ala bangsa barat sendiri dan menegasikan kepribadian dan karakter masyarakat Islam tradisional.

Islam tradisional menggugat terhadap tindakan bangsa barat dalam melakukan berbagai manuver politis dengan cara menghakimi sepihak terhadap masyarakat Islam tradisional, begitu juga menggugat bangsa barat dalam melakukan sebuah bentuk ekspansi secara berlebihan di berbagai aspek kehidupan. Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan berkah kepada para pemikir Islam tradisional, Amiin.....

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com).........

Islam Tradisional


Eksistensi Islam tradisional sudah mulai menjadi kajian para pemikir di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Bahkan saat ini Islam tradisional sudah mulai menjadi pembicaraan para akademisi dalam menggali tentang khazanah ke-Islaman dengan budaya masyarakat setempat. Sebab Islam dengan budaya merupakan sebuah bangunan yang saling berkesinambungan secara utuh, tanpa terpisah sama sekali dalam kehidupan masyarakat Islam.

Sejak zaman dahulu kala Islam tradisional sering di petakan oleh para ahli dari barat. Bahwa Islam tradisional merupakan sebuah bentuk bangunan konservatif yang tertutup, padahal Islam tradisional bukan masalah tertutup atau terbuka dalam menerjemahkan kehidupan yang serba multi real, tetapi paradigma Islam tradisional cenderung mengarah pada memfilters sebuah budaya asing yang ingin masuk dalam ranah multi real kehidupan masyarakat secara universal.

Paradigma berpikir Islam tradisional dalam membangun tentang dunia ke-Islaman, agar tidak terjadi kebebasan yang dilandasi bukan semangat dari kepribadian masyarakat pribumi. Maka Islam tradisional lebih mengedepankan tentang kebijakan tepa selira dalam membangun falsafah keberagaman ditengah-tengah kehidupan masyarakat secara luas.

Islam tradisional dianggap para pemikir barat sebagai corak pemikiran yang cenderung tertutup dalam pola berpikir, padahal barat sendiri tertutup di saat mendapatkan penjelasan dari paradigma Islam tradisional.

Gagasan para pemikir barat lebih berpikir cenderung menghakimi masyarakat tradisional, dan para pemikir barat menganggap paradigma mereka merupakan sebuah pencerahan, padahal budaya dan kepribadian bangsa barat berbeda jauh dengan masyarakat tradisonal.

Masalah ketertutupan masyarakat tradisional sering disalah artikan oleh para pemikir barat, tentu dengan tujuan membuat sebuah argumen tentang Islam tradisional, agar di pandang sebelah mata oleh para pelajar didalam negeri maupun luar negeri. Sehingga menghasilkan sebuah stigma, bahwa Islam tradisional merupakan ajaran yang lebih mengedepankan kepada ketertutupan secara sempit dalam memberikan kajian tentang ke-Islaman, padahal semua itu tidaklah benar atas tuduhan dari bangsa barat.

Lebih jauh lagi, bangsa barat selalu berusaha membuka masyarakat tradisional dengan cara keterbukaan yang sesuai dengan adat istiadat dalam diri mereka, padahal kalau dilihat secara jernih tentang Islam tradisional. Bahwa keterbukaan dan kebebasan dalam Islam tradisional, tentu sesuai dengan corak pandang masyarakat tradisional sendiri, begitu pula keterbukaan dan kebebasan bangsa barat, tentu tidak lerlepas dari kepribadian bangsa barat sendiri dalam menerjemahkan tentang makna tersebut.

Keberadaan Islam tradisional merupakan sebuah pengejawantahan antara teks dan konteks, agar kedua hal ini dapat terjadi sebuah sinergi yang saling berkaitan secara utuh. Karena Islam tradisonal merupakan wajah ke-Islaman dengan mengambil Nilai-nilai yang terdapat dalam kawasan Nusantara, untuk di gali dalam khazanah ke-Islaman yang lebih membumi dalam kehidupan secara kaffah. Sehingga Islam tradisional mampu memberikan sebuah pemahaman tentang ke-Islaman secara kaffah dalam kehidupan masyarakat secara luas.

Islam tadisional merupakan sebuah gagasan dalam membangun masyarakat pribumi, agar mampu memberikan sebuah pemahaman tentang ke-Islaman antara teks dan konteks, agar dapat sejalan dan beriringan dalam menerjemahkan tentang kehidupan.

Ketika berbicara Islam tradisional dalam corak pandang para pemikir barat, sering menghasilkan sebuah penilaian tentang Islam tradisional secara konservatif ala barat, padahal Islam tradisional merupakan sebuah kearifan lokal dalam mengkaji tentang ke-Islaman.

Gagasan cerdas Islam tradisional merupakan sebuah pengejawantahan tentang nilai luhur masyarakat, agar dapat menyatu secara utuh dalam ajaran dan Nilai-nilai tentang ke-Islaman, supaya menghasilkan sebuah bangunan yang kokoh dalam membangun khazanah Islam di kawasan Nusantara. Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan berkah kepada kami, Amiin......

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........