Saturday 11 July 2015

Meluruskan Mushaf Al-Qur'an


By: Khoirul Taqwim

Keberadaan mushaf Al-Qur'an atau shuhuf berasal dari bahasa Arab Selatan kuno, tetapi didalam perjalanannya sejarah mencatat, bahwa dikatakan mushaf Al-Qur'an itu tidak lepas dari mushaf Utsmani atau Mushaf al-Imam, padahal mushaf Al-Qur'an tidak hanya mushaf Ustmani, tetapi ada mushaf Al-Qur'an lainnya, diantaranya: Mushaf Ali bin Abi Thalib, Mushaf Ibn Mas’ud, dan Mushaf Ubay ibn Ka’ab.

Keberagaman dari berbagai mushaf Al-Qur'an yang ada berarti ajaran Islam mempunyai kekayaan yang sungguh menakjubkan, untuk dikaji maupun untuk digali lebih dalam lagi tentang ajaran agama Islam.

Mushaf Al-Qur'an tidak sedikit orang yang menyamakan dengan wahyu Ilahi, padahal mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah tulisan yang berusaha membukukan wahyu Ilahi melalui dunia tulis menulis.

Keberadaan wahyu Ilahi merupakan sebuah kehendak agung dari Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW, sedangkan mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah susunan bahasa yang berusaha menulis tentang wahyu Ilahi.

Meluruskan Mushaf Al-Qur'an merupakan sebuah keniscayaan, untuk menjadi penerang bagi umat Islam, supaya umat Islam dapat membedakan antara wahyu Ilahi dengan mushaf Al-Qur'an. Karena tidak sedikit yang menganggap, bahwa wahyu Ilahi sama dengan mushaf Al-Qur'an, padahal keduanya sangat berbeda, apabila kalau kita mencermati secara hati-hati dan jernih dalam mengungkap kedua hal tersebut.

Mencari kebenaran tentang wahyu Ilahi membutuhkan sebuah instrumen dan logika yang jelas. Mengingat wahyu Ilahi bersumber dari sang maha pencipta segala, sedangkan mushaf Al-Qur'an sebuah tindakan insan manusia yang berupaya menulis sebuah wahyu Ilahi dari perjalanan Nabi Muhammad SAW dengan membedakan antara firman dan sabda.

Kebenaran wahyu Ilahi sudah tidak diragukan lagi, tetapi kalau wahyu Ilahi sudah di konvers menjadi mushaf Al-Qur'an, berarti sama dengan wahyu Ilahi sudah dijadikan alat untuk menjadi bahan pengetahuan bagi umat Islam secara universal

Dengan meluruskan mushaf Al-Qur'an dapat menjadikan sebuah pemahaman bagi umat Islam, bahwa mushaf Al-Qur'an berjumlah tidak hanya satu saja, tetapi mushaf Al-Qur'an lebih dari satu. Sedangkan wahyu Ilahi berupa Al-Qur'an diturunkan untuk nabi Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril. Sedangkan keberadaan mushaf Al-Qur'an berupaya menjelaskan tentang wahyu Ilahi melalui dunia tulis menulis dimasa saat itu, hingga dimasa saat ini.

Semoga Allah SWT memberikan pencerahan Ilmu kepada kami semua, Amin..........

67. Longdres BCL Wenter @Rp. 22.000


Harga promo Longdres BCL Wenter dengan harga obral murah perbiji Rp. 40.000. Sedangkan bagi yang mau beli 10 biji dengan harga promo Rp. 22.000 perbiji. Dan bagi yg berminat bisa menghubungi nomor telepon 085-647-217-538, Pin BBM 7d2a8bc2.

Membedah Tembung "Manunggaling Kawula Gusti"


By: Khoirul Taqwim

Ketika membahas tentang permasalahan tembung "Manunggaling Kawula Gusti", terlebih dahulu saya mengajak kepada para pembaca, untuk menarik nafas sedalam mungkin, supaya kondisi kita saat membaca artikel pendek ini dapat menampung dan menganalisa secara jernih dan secara cerdas di dalam mengungkap istilah "Manunggaling Kawula Gusti".

Istilah "Manunggaling" merupakan sebuah proses penyucian diri (seseorang) dengan menyatu tindak tanduk dan perilaku sesuai dengan Yang Maha Agung. Sehingga antara aktivitas diri (seseorang) dengan kehendak Yang Maha Agung dapat sejalan sesuai dengan kehendak wahyu Ilahi, dan saat menuju proses melakukan sebuah aktivitas tidak lepas dari mengarah ke-Yang Maha Tunggal, tentunya dengan cara membagusi hati dan membagusi tindak-tanduk diri (seseorang) yang sudah berusaha melakukan sebuah laku "Manunggaling Kawula Gusti".

Begitu juga dengan istilah: "Kawula" merupakan sebuah tindakan diri (seseorang) di dalam melakukan sebuah aktivitas yang mengarah ke-Yang Maha Tunggal, tentunya menuju Gusti Yang Maha suci sebagai sang penguasa di jagad raya.

Dengan melihat manunggaling kawula, berarti segala aktivitas yang dilakukan oleh diri (seseorang) dengan cara lurus hanya untuk kepasrahan kepada Gusti Yang Maha suci, tentunya segala aktivitas hidup diri (seseorang) akan bermuara kepada Allah SWT.

"Manunggaling Kawula Gusti" merupakan sebuah penyatuan diri kepada gusti sang maha pencipta segala. Sehingga tingkah-laku diri (seseorang) dapat sesuai dengan kehendak sang maha agung, untuk mencapai kehidupan yang baik didunia maupun diakhirat kelak.

Gagasan "Manunggaling Kawula Gusti" berupaya memberikan pemahaman di dalam beragama tidak secara kulit semata, tetapi mampu memberikan sebuah pemahaman agama Islam secara hakikat. Sehingga kalau diri (seseorang) sudah mengerjakan amalan berupa rukun Islam, tetapi masih melakukan tindak-laku yang tidak baik, berarti diri (seseorang) tersebut, ternyata belum mencapai hakikat di dalam beribadah atau masih dalam tahap syar'i belaka.

Tidak jarang kita dipertontonkan oleh para Ustadz dengan gagasan keagamaan Islam yang hanya mengejar syar'i (tuntunan) belaka, tetapi lupa berbicara tentang hakikat sebuah ibadah, bahwa ibadah adalah: sebuah bentuk kepasrahan diri seseorang kepada sang maha suci, untuk di aplikasikan di dalam tataran realitas kehidupan secara baik laku dan tindak-tanduk diri seseorang secara benar, tentunya sesuai dengan kehendak wahyu Ilahi. Namun kenyataannya tidak sedikit ustadz yang hanya mengatakan ibadah dalam tataran sebatas wajib atau haram semata. Maka dari sinilah Manunggaling Kawula Gusti berupaya menyajikan pemahaman Islam secara hakikat tidak secara Syar'i semata.

Dengan membedah tembung "Manunggaling Kawula Gusti" diharapkan dapat menambah wawasan bagi umat Islam, bahwa kita di dalam menjalankan ibadah tidak terjebak hanya sebatas mengejar Syar'i semata, Sehingga kalau kita hanya sebatas mengejar Syar'i belaka, tentunya kita akan melupakan hakikat ibadah itu sendiri. Mengingat hakikat ibadah tidak kalah penting saat kita melakukan sebuah laku tindak-tanduk di dalam beribadah. Karena kalau kita hanya sebatas baik di dalam menjalankan ibadah sesuai Syar'i, tetapi laku tindak-tanduk masih jauh dari hakikat ajaran agama Islam, berarti sama dengan kita membohongi diri kita sendiri,

Semoga dengan membedah tembung "Manunggaling Kawula Gusti" dapat menambah kekayaan Ilmu kita di dalam menempuh kehidupan ini dan kehidupan selanjutnya, Amin...............

Menggali Al-Qur'an: Mushaf Ali Bin Abi Thalib dan Mushaf Utsmani


By: Khoirul Taqwim

Keberadaan Mushaf Utsmani yang menjadi bacaan dan hafalan bagi para pengkaji Al-Qur'an di berbagai wilayah dunia menjadikan ruh dari sumber segala sumber ajaran agama Islam, tetapi untuk keberlangsungan umat dalam menambah kekayaan umat Islam, ternyata membutuhkan kajian kembali tentang Mushaf Ali Bin Abi Thalib yang lama terpendam dalam sejarah, untuk di kaji kembali dan dikomparasikan dengan Mushaf Utsmani, supaya kekayaan Mushaf Al-Qur'an semakin kaya dalam kajian khazanah ke-Islaman.

Perbedaan umat Islam dalam pemahaman dan penulisan mushaf Al-Qur'an sejak zaman sahabat sampai saat ini, ternyata memperkaya kekayaan khazanah intelektual Islam, bahkan perbedaan cara penulisan Mushaf Al-Qur'an sejak zaman kenabian sudah berlangsung. Berangkat dari sinilah, bahwa penulisan Mushaf Al-Qur'an memang mengalami perbedaan sejak zaman dahulu sampai saat ini. Sehingga perbedaan itu menambah kekayaan umat di dalam mengkaji nilai-nilai ke-Islaman.

Ketika kita mencoba menggali tentang Mushaf Ali Bin Abi Thalib dan menggali Mushaf Utsmani, tentunya terlintas di dalam pikiran kita, untuk mengkomparasikan kedua Mushaf Al-Qur'an yang populer dikalangan umat Islam, khususnya bagi para penggali Mushaf Al-Qur'an di dalam mencari sebuah kebenaran antara pemahaman dan pemikiran Mushaf Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani.

Dengan melihat kedua Mushaf Al-Qur'an antara Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani, mari kita pahami mushaf tersebut, melalui kajian dibawah ini:

Mushaf Ali bin Abi Thalib memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh mushaf lainnya. Karakter khusus mushaf Ali Bin Abi Thalib adalah: ayat dan surat tersusun rapi sesuai dengan urutan turunnya. Berangkat dari sinilah ayat-ayat makkiyah diletakkan sebelum ayat-ayat madaniyah, ayat-ayat yang turun masa awal diletakkan lebih dahulu dari pada ayat-ayat yang turun belakangan.

Dari uraian diatas dapat dikatakan, bahwa Mushaf Ali Bin Abi Thalib proses pengumpulan Mushaf Al-Qur’an berdasarkan “urutan turunnya” (tartib nuzul). Maka tidak jarang Mushaf Ali Bin Abi Thalib di dalam dunia tulis dikatakan lebih mendekati kebenaran wahyu Ilahi dibanding Mushaf lainnya. Mengingat Mushaf Ali Bin Abi Thalib di tulis secara runut di banding Mushaf Usmani dan lain sebagainya.

Sedangkan Ciri-ciri mushaf Utsmani adalah: Susunannya seperti yang banyak beredar saat ini, hanya ada perbedaan sedikit dengan beberapa mushaf sahabat dalam susunan atau urutan surat. Misalnya jika mushaf sahabat lainnya meletakkan Surat Yunus masuk dalam tujuh surat besar dan di urutuan ke-7.

Berangkat dari uraian diatas tidak jarang yang mengatakan, bahwa Mushaf Utsmani hasil dari ijtihad para sahabat dalam pemaham tentang dunia tulis wahyu Ilahi.

Mushaf Ali Bin Abi Thalib dengan Mushaf Utsmani menjadikan kedua Mushaf sebagai kekayaan umat Islam, untuk terus digali sebagai kekayaan Ilmu Pengetahuan bagi umat Islam, sekaligus menjadi bahan rujukan dalam mengembangkan kekayaan Ilmu pengetahuam Islam.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan nikmat kepada para penggali Mushaf Usmani dan Mushaf Ali Bin Abi Thalib, Amin..........

Japi Gandrung


Dening: Khoirul Taqwim

Daku kejemparing tepat teng jantung
ludiran tirta gandrung telesi sajangkep raga
Menoreh kesekelan asmara ingkang kian nempuh

Bin salabin
japi gandrung bersenandung
kaliyan jompa-jampi menegur raos batos
Kian rapuh teng telan alunan nada fatamorgana

Bin salabin
Komat-kamit tutuk menika
mraos saben langkah jiwa ingkang kian hampa

Bin salabin
sagedaken jantung penggalihipun
kurengkuh dinda lebet pelukan wulan

Bin salabin
Getaran jiwa mlebet separuh sukma
Menghantar kelayang-layang asmara gandrung

Bin salabin
Bahasa japi gandrung ingkang kian tebih saking setunggal jarwi

Budaya Lebaran (hari raya Idul fitri)


by: Khoirul Taqwim

Sebentar lagi masyarakat akan di hadapakan lebaran atau disebut dengan hari raya idul fitri, dari peristiwa ini tentunya ada sebagian masyarakat yang sibuk berangkat mudik (pulang kampung), dari perantauan kota pulang kepelosok desa atau lebih tepatnya pulang ketanah kelahirannya, peristiwa ini merupakan budaya masyarakat yang menjadi trend tahunan, sehingga wajar di hari idul fitri ini semakin naik kebutuhan hidup masyarakat, karena budaya lebaran membentuk konsumerisme yang tinggi dalam kehidupan masyarakat desa maupun kota.

Sebelum lebih jauh lagi mengenai budaya lebaran coba pahami terlebih dahulu tentang pengertian hari raya idul fitri, kalau bahasa trend dalam kehidupan masyarakat tradisionalis adalah lebaran, sebenarnya hari raya idul fitri ini merupakan peristiwa tahunan yang tak dapat dipungkiri keberadaannya dan seluruh umat Islam di dunia ini akan segera merayakan hari raya idul fitri yang biasa dianggap hari kemenangan. dilihat dari sisi etimologis Idul fitri berasal dari kata ‘id yang dalam bahasa Arab bermakna `kembali’, dari asal kata ini menunjukkan bahwa Hari Raya Idul Fitri ini selalu berulang dan kembali datang setiap tahun. sehingga hari raya Idulf fitri itu mempunyai makna kembali kepada fitrah (kesucian),

Hari raya idul fitri merupakan sesuatu yang bersifat kebiasaan (akan terulang dari tahun ketahun) dan perayaan lebaran jatuh pada tanggal 1 Syawal yang selalu dirayakan seluruh umat Islam di dunia, pada waktu kecil saya sering melihat budaya lebaran (idul fitri) yang paling menarik adalah budaya silaturahmi antar keluarga, tetangga dan teman, tetapi saat ini ada pergeseran budaya yang sebagian masyarakat, khususnya anak muda di waktu kebaran menghabiskan di tempat pariwisata atau bentuk hiburan lainnya, inilah suatu pergeseran budaya dalam kehidupan masyarakat dalam menyambut hari raya idul fitri.

Budaya yang menjadi kebiasaan di tengah-tengah kehidupan masyarakat di hari lebaran yaitu kebiasaan hal yang baru, dari situ membentuk budaya konsumerisme tinggi dalam kehidupan masyarakat, sehingga kita sering melihat masyarakat berbondong-bondong beli baju baru, kerudung baru, celana baru atau bentuk yang sejenisnya yang bersifat baru, peristiwa ini merupakan kebiasaan yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat, sehingga dapat dipastikan para pedagang banyak meraup untung di hari menjelang lebaran ini,

Budaya lebaran adalah pembaharuan atau bisa di sebut kembali kepada kesucian, sehingga di manfaatkan sebagian masyarakat untuk membeli sesuatu yang baru berupa materi yang di anggap perlu untuk menyambut lebaran, bahkan bagi masyarakat jawa dalam menyambut tamu dengan memberikan makanan ringan (jajanan) yang tersedia di kotak-kotak yang ada di ruang tamu dan juga memberikan minuman tea, kopi, sirup atau minuman yang lainnya, sebagai bentuk penyambutan tamu di waktu lebaran dalam budaya masyarakat setempat.

Berbicara tentang lebaran tentunya sesuatu yang punya karakter dan punya nilai lebih dalam hubungan sesama di banding hari-hari yang lain, karena di hari lebaran kita punya budaya saling mema'afkan satu sama lain, sebagai bentuk kebersamaan menuju penyucian diri setelah berpuasa selama bulan ramadhan. Ingat lebaran tentunya ingat kampung halaman bagi para perantau, jadi bersiap-siaplah pulang dengan energi secukupnya dan kebutuhan yang diperlukan untuk menyambut hari raya Idul fitri, dan yang pastinya jalan-jalan di waktu lebaran begitu ramai di penuhi para pemudik dan jangan lupa siapkan uang receh sebab biasanya kalau di kampung para pemudik yang pulang dari kerja akan memberikan uang receh itu untuk anak-anak kecil sebagai uang jajan dan sebagai bentuk hadiah tahunan di hari lebaran yang penuh istimewa bagi yang merasakan indahnya hari lebaran.

Berangkat dari tulisan di atas semoga saja budaya lebaran yang membentuk budaya baru materi fisik, dapat merambah membentuk jiwa kita yang baru, agar lebih baik lagi di banding sebelumnya, dan semoga kita juga dapat memperbarui pikiran yang lebih cerdas dalam menganalisa setiap menjawab persoalan kehidupan. Dan Allah penguasa segala sesuatu, pengatur segala ciptaan, tiada Tuhan selain Dia.

LIBERALISASI MENUTUP KEMAJUAN MASYARAKAT TRADISIONAL


Oleh: Khoirul Taqwim

Sebelum lebih jauh kita memahami tentang liberalisasi menutup kemajuan masyarakat tradisional, terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan masyarakat tradisional, agar dalam pembahasannya dapat memetakan tentang tradisionalis itu sendiri, masyarakat tradisional yaitu: masyarakat pribumi yang menjadi mayoritas penduduk, yang sangat teguh memelihara dan memajukan dalam berupaya memperjuangkan merebut jati diri dari penjajahan kultural Barat. Sebagai bukti pemeliharaan dan memajukan terhadap prinsip-prinsip dalam masyarakat, mereka berpegang teguh pada pola kehidupan pribumi yang lebih arif dan tidak meniru bangsa kapitalis imperialis (kaper).

Liberalisasi merupakan momok bagi masyarakat pribumi sebab liberalisme mengarah menuju gerakan kapitalisme, Sistem ekonomi kapitalis adalah sebuah organisasi "raksasa" yang tercipta sebagai alat imperialisme. Sistem kapitalis tidak terlepas dari gejala konjugtur. (konjungtur adalah gerak gelombang kehidupan ekonomi)
Hak miliki privat memungkinkan semua orang untuk mengendalikan apa saja yang dimilikinya, menikmati manfaatnya, melaksanakan kontrak-kontrak, sehubungan dengan atau menjualnya atau mewariskannya pihak lain. Setiap individu apabila diperbolehkan mengejar kepentingan dirinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah seakan-akan dibina oleh tangan tak terlihat dalam upaya mencapai hal yang terbaik bagi masyarakat.


Faktor-faktor Penghambat Proses kemajuan tradisional

Pertama, kaum liberalis sejak semula telah membawa program memecah belah masyarakat pribumi dengan mengirim duta-duta yang mampu menggeregoti tradisi local yang dianggap tidak sesuai dengan kepentingan bangsa kapitalis imperialis (kaper). Upaya memecah belahnya akan membuat bangsa tersebut lemah sehingga mudah ditundukkan agar berkiblat pada jejak imperialis. Kaum imperialis menyadari bahwa memukul masyarakat tradisional di Indonesia adalah tidak mungkin kecuali masyarakat tradisional berada dalam kondisi terpecah belah.

Kedua, para imperialis berusaha keras menghancurkan tanaman-tanaman tradisional, usaha-usaha yang telah ada, sistem pemilikan, pertukaran, produksi, dan pekerjaan umum yang dilakukan oleh masyarakat tradisional. Upaya ini merupakan salah satu strategi menghalangi kemandirian yang mengakibatkan masyarakat pribumi menjadi jajahan yang mengekor pada bangsa Barat.

Mereka menuntut agar masyarakat pribumi dalam menjalankan tata cara hidup dan memandang kehidupan sesuai dengan kepentingan bagsa kapitalis imperialis (kaper), serta nilai-nilai moral dan social yang arif dari masyarakat tradisional dapat direnggut oleh masyarakat yang mengatasnamakan diri sebagai liberalisme.

Kemudian mereka melancarkan perang psikologis untuk menghadapi kelompok pribumi yang menentang barat dalam berbagai aspek. Usaha ini dilakukan dengan mengubah konsep-konsep kebudayaan tradisional ke konsep barat.

Demikianlah proses terbentuknya masyarakat liberal, Kemudian masyarakat baru ini berusaha memperkokoh eksistensinya di sisi masyarakat tradisional yang berupaya sekuatnya tetap mempertahankan jati diri.

Ketiga, kaum imperialis memfokuskan perhatiannya untuk menghancurkan peranan ilmu-ilmu pribumi dan lembaga-lembaga pendidikan tradisional yang bercorak kebangsaan dan tradisi. Mereka mengubah pola kehidupan kultural yang dihayati masyarakat tradisional serta melecehkan dan menghinanya secara berlebihan. Kemudian mereka membangun sekolah-sekolah yang di masuki ide-ide liberal dan memberi semangat kepada para siswa untuk memasuki universitas-universitas yang mengandung unsur liberal ala barat.

Setiap parameter mereka dijadikan sebagai ukuran yang berlaku pada masyarakat liberal, serta para pegawai, pembuat hukum, kalangan profesi, intelektual, pendidik, sastrawan, dan budayawan dijadikan sebagai pelopornya. Padahal ukuran-ukuran baru yang ditawarkan tidak relevan dengan realitas masyarakat tradisional, dan hanya relevan dengan alumni sekolah-sekolah dan universitas-universitas mereka, serta orang-orang yang mengambil program dan metodologinya dalam bidang-bidang tersebut.

Demikianlah, tugas-tugas dan posisi-posisi di dalam negara, tentara, koperasi, bank, dan lembaga-lembaga kebudayaan merupakan bagian dari proyek alumni perguruan tinggi Barat atau hasil modernisasi ala Barat. Sedangkan lapisan terdidik dari kelompok masyarakat tradisional tidak memperoleh kesempatan dalam proyek ini.

Liberalisasi membentuk virus masyarakat yang Konsumtif

Realita sosial menunjukkan bahwa racun yang disebarkan kaum imperialis untuk mengubah perjalanan masyarakat menuju liberalis, ternyata membentuk prinsip-prinsip dasar untuk menyempurnakan strategi pembebasan diri dari dominasi asing. Kekuatan nasional yang bergerak menuju terciptanya masyarakat liberalis tidak memahami dimensi kultural dalam konflik yang terjadi. Mereka dengan bersemangat menghancurkan semua aspek yang telah mapan dalam masyarakat tradisional, yaitu:, pendidikan, kebudayaan, tradisi, dan perilaku.

Jaringan Islam Liberal sadar atau tidak sadar telah membawa virus ideologi dari bangsa barat, sehingga menjadi kekuatan imperialisme yang tidak hanya melakukan dominasi politik langsung dan mereka juga merampas ekonomi, bahkan mereka merusak dimensi kultural untuk menghancurkan prinsip-prinsip kepribadian yang ada dalam kehidupan masyarakat pribumi. penyebar virus ini akan mengurangi perjuangan melawan imperialisme. Begitu pula perjuangan ekonomi akan melemah jika prinsip-prinsip dasar itu mengendur.

Dunia terperosok dalam perangkap rasionalisme destruktif atau tepatnya dalam pola kehidupan gaya Amerika yang merusak. Sesungguhnya rasionalisme masyarakat liberal membawa konsesi-konsesi (kerelaan-kerelaan) yang jauh, yaitu menjadikan masyarakat liberal semakin berkembang ditengah-tengah ketradisionalan, dan yang berakibat menguatnya dominasi asing di kawasan masyarakat pribumi, khususnya dalam aspek kebudayaan dan peradaban, jika liberalisasi sudah merenggut jati diri pribumi sudah dapat dipastikan penjajah ala kapitalisme yang menjadi alat barat akan berkembang ditengah-tengah kehidupan masyarakat tradisional dan sudah dapat dipastikan perbudakan modern akan berkembang meluas dalam kehidupan masyarakar pribumi.

Geguritan Hakikat Demen


Dening: Khoirul Taqwim

Masa cilikku tau pitakon babagan demen nang bunda
dheweke njawab menawa demen yaiku asih demen antara anak lan ortunya
wektu menginjak remaja dakpitakon nang sahabat cedhakku
menawa demen yaiku hubungan loro Insan sing terjalin tanpa goroh
nganti dewasapun tiba dakpitakon meneh babagan demen nang guru gedheku
rabia wahai anakku
ben mbisa demen sing sabenere

Taun saka taun takonanku padha wae babagan demen
nganti rambutku mutih dina iki
daktakon pisan meneh nang ahli agama
dheweke jawab karo esem grapyak
menawa demen yaiku siji jarwa
hubungan antara hamba lan sang pencipta

Akhir siji pitakonan demen sing ana tanpa ujung
demen kuwi sabenere yaiku hakikat
lagekne hakikat demen yaiku pangrasa jiwa
Gejolak ati sing nyurung ndemen kasihe
demen yaiku fitrah manusia sing pailng jero
lan demen ngrupakne keagungan Ilahi
sabener-bener demen yaiku hakikat kuwi dhewe

Kersa Ilahi


Dening: Khoirul Taqwim


Kesedan mboten nyuwanten
Nampak dados yektos
kagem sinten kemawon insan manusia
kesedan pasti ta mangsul samukawis kesugengan

Kesedan menjemput sukma
kala sukma dipun pundhut saking raga
kemriksa amalan nengga dipunngrika
kala sukma ical saking salira insan manusia

Kesedan pasti ta rawuh
amargi kesedan sampun keserat sareng kersa Ilahi
ngantos kesedan ngampil datheng alam barzah asmanipun

Tintrim Jiwa


Dening: Khoirul Taqwim

Tintrim raos jiwa panjenengan
ngasta dalem teduh teng jagad mahliga sumpena mabur inggil

Endah naluri panjenengan
ngasta dalem bersimpuh jengku tanpa sepatah tembung
amargi panjenengan mekaten nduwe jarwi teng jagad dalem

Ketintriman pajeng panjenengan
ngasta penggalih adalem kraos sejuk mega raos
mboten wonten ingkang ngertosi naluri jiwa dalem
kajawi panjenengan ingkang wonten teng jagad penggalih dalem ingkang paling lebet

Jejeran jiwa menika
kados hamparan samudra kesaen
ingkang terpampang teng udara suci

Satuhu penggalih menika
mekaten hening dipunkala panjenengan wonten teng celak dalem
ngantos tumuju sumber samukawis sumber
raos ugi asa

Kelembatan jiwa panjenengan
dados hasrat lebet kesabaran
ngantos ngasta tintrim sedaya jagad dalem
amargi panjenengan harmoni kesugengan
ingkang dados wangsulan
inggil samukawis keteduhan
Seisi panorama jagad nan hening teng alam ketenteraman

Enjing Dinten Suci


Dening: Khoirul Taqwim

Enjing nan ceria diujung mbeksa
mraos cakrawala kaliyan penuh kesaen
asta keinggil kaliyan penuh Do'a-do'a gaib
Pertanda alam taksih bersahabat kaliyan penuh keikhlasan

Insya Allah
dipundinten enjing ingkang cerah ceria
Daku ta tetap bersujud wonten Ilahi
mentis suci panjenenganipun sang mentis pencipta samukawis

Suci dipun enjing dinten
Pertanda alam penuh kaliyan kegirangan
Sayup-sayup pohon pertanda kesugengan
mimbeti dinten enjing penuh kaliyan kebahagiaan alam
menika alam enjing dinten nan sejuk bergemulai
Penuh kaliyan remen cita tiada tara kraos

Kerudung ijem


Dening: Khoirul Taqwim

Adalem serat kerudung ijem membentang dijendela
panjenenganipun termenung miyambak sareng sepotong kursi
ingkang setia lebet sandaran saliranipun
panjenenganipun kaliyan menatap kesaen alam
ingkang miwiti gelap dipundhahar sang petang

Oh! panjenenganipun
yaiku putri mungil timur
Semampai inggil nembe
ingkang memikat jiwa para kakung
amargi panjenenganipun putri ingkang mekaten imagi
teng saben detak jantung sang kakung

Sang putri berkerudung ijem
dipuninggil jendela kaliyan penuh keluguan ngadika bahasanya

Oh! Kerudung ijem
Membungkus kendahan ugi kelembuatan
panjenenganipun sang putri pujaan para kakung
amargi panjenenganipun kageman takdir kesaen
ingkang mekaten sempurna saking pandangan para sang kakung

Oh! panjenenganipun
kerudung ijem

Ketukan Ambakan Elmi


Dening: Khoirul Taqwim

Dalem sugeng namung sawates ketukan ambakan
mboten wonten artos, apalagi jarwi
ugi ketukan ambakan menika
dalem badhe dados penentu
Jiwa ugi raga salajengipun

Kaliyan miyosipun bahasa ugi tembung
dalem dados artos ugi jarwi
amargi dalem sugeng kaliyan elmi
kersanipun ambakan menika ical ditelan wanci
sayangipun elmi dalem duduk
badhe lestantun teng alam raya
amargi dalem sugeng lebet naungan elminipun

Sekedhik tembung, apalagi bahasa
ingkang wonten elmi ugi jiwa
ingkang luwe badhe seserepan ingkang wonten
amargi menika yaiku: nawalan ugi takdir Ilahi
mugi-mugi Allah maringi panempuhan kaliyan elmi ingkang dipunkagungananipun
Amin........

Widadari swargi


Dening: Khoirul Taqwim

Widadari swargi
adalem serat bahasa tentang panjenengan
saking dinten ingkang mboten nate lelah
dalem mengenang panjenengan sareng sajak dalem
ingkang berbaris tanpa jemu
nyerat tentang pasuryan panjenengan
ingkang kian salajeng lebet angan dalem

Widadari swargi sang pengembara elmi
punapa panjenengan mangertos tentang jarwi raos jiwa
ingkang kian memasung kebekuan lara dalem
amargi dipunpanjenengan salajeng dhateng lebet wungon hayal dalem
sayangipun sedaya namung sumpena sendu
ingkang mboten terjamah lebet yektos


Wahai Widadari swargi
panjenengan renungan saben ambakan
saking jiwa ngantos penggalihan dalem
ingkang kian larut lebet hayalan
amargi sedaya mboten menentu
antawis arah ugi keyektosan

Widadari swargi
adalem serat kagem panjenengan
salajeng ugi salaminipun

Sajak Do'a Tinta ludira


Dening: Khoirul Taqwim

Nuwun inggih! Allah
ludira adalem dinten menika mengalir dados tinta ewah-ewahan
teng kala mriksani bangsa dalem teng terkam para koruptor
teng wanci negeri dalem mengalir waspa kepedihan
kala punika nusantara berduka lara
wanci punika negeri dalem tilar setunggal asma
Masya' Allah, bangsa dalem sampun mboten wonten
ingkang rumiyin gagah perkasa
Innalillah, bantala tirta adalem kesare sampun
sareng keserakahan ugi kedzaliman

Nuwun inggih! Allah
ngandikanipun bangsa dalem yaiku bangsa sugeh nang jagad
sayangipun rakyat saking sabang ngantos merauke terkapar luwe
ngandikanipun negeri dalem yaiku negeri sejahtera
sayangipun adalem mriksa yutan mustaka manusia termiskinkan
ngandikanipun bantala tirta adalem yaiku bantala tirta kesuburan
sayangipun adalem mriksa bantala tirta adalem dipundhahar tikus saren

Nuwun inggih! Allah
dalem suwun perlindungan dhateng panjenengan
saking godaan syetan ingkang paling terkutuk
Amin........

Japi Gandrung


Dening: Khoirul Taqwim

Daku kejemparing tepat teng jantung
ludiran tirta gandrung telesi sajangkep raga
Menoreh kesekelan asmara ingkang kian nempuh

Bin salabin
japi gandrung bersenandung
kaliyan jompa-jampi menegur raos batos
Kian rapuh teng telan alunan nada fatamorgana

Bin salabin
Komat-kamit tutuk menika
mraos saben langkah jiwa ingkang kian hampa

Bin salabin
sagedaken jantung penggalihipun
kurengkuh dinda lebet pelukan wulan

Bin salabin
Getaran jiwa mlebet separuh sukma
Menghantar kelayang-layang asmara gandrung

Bin salabin
Bahasa japi gandrung ingkang kian tebih saking setunggal jarwi

Gandrung


Dening: Khoirul Taqwim

Gandrung punika sae
kagem piyambakipun sedaya ingkang ngertosi
jarwi asih gandrung

Gandrung punika lembat
kagem piyambakipun sedaya ingkang nepang
Tentang wados jiwa

Gandrung punika duka
kagem piyambakipun sedaya ingkang mboten ngertosi
setunggal tembung kejujuran

Gandrung punika nafsu
kagem piyambakipun sedaya ingkang mboten saged ngedhangsulaken salira
saking syahwat angkara murka

Gandrung punika gandrung
amargi gandrung kageman
saking gandrung punika piyambak