Sunday 18 November 2012

Pertarungan Tiga Agama di Jalur Gaza




Konflik agama bukanlah hal baru dalam kehidupan manusia, apalagi  sejarah begitu banyak mencatat tentang pertarungan agama, bahkan pertarungan agama sangat populer dalam peta percaturan politik dibelahan bumi. Sehingga sejak dahulu kala dalam pertarungan agama sering terdengar istilah "perang salib" sebagai jawaban dalam menyelesaikan berbagai permasalahan, dan perang salib telah melibatkan tiga agama besar, yaitu: Islam, Kristen, dan Yahudi.

Keberadaan konflik agama yang sudah sejak dahulu kala hadir ditengah-tengah keberagaman, tetapi fakta dilapangan konflik agama sangat sulit dicari titik temu, untuk menyelesaikan permasalahan konflik yang merundung umat antar beragama, agar dapat tercipta sebuah perdamaian disegala arah kehidupan.

Uniknya, pertarungan dengan mengatasnamakan agama masih berlangsung sampai detik ini, terlihat bagaimana perang antar kedua negara yang melibatkan Palestina Vs Israel? kedua negara ini dirundung pertarungan tanpa habis, bahkan pertarungannya masih berlanjut sampai sekarang, apalagi  perang antar kedua negara ini, telah menjadi sebuah simbol pertarungan tiga agama besar, yaitu: Islam, Yahudi, dan Kristen, ketiga agama inilah yang dianggap terlibat dalam sebuah pertarungan yang tidak ada habisnya.

Peta pertarungan tiga agama yang sangat membahayakan bagi keutuhan masyarakat antar agama. Mengingat Palestina didukung penuh oleh kelompok Islam, sedangkan Israel didukung oleh kelompok Kristen, yahudi, dan para sekutunya. Sehingga tak heran pertarungan disekitar jalur Gaza hingga sampai detik ini masih berlanjut tanpa ujung.

Dengan adanya Pertarungan tiga agama besar didunia merupakan sebuah realita kehidupan, bahwa manusia mempunyai ambisi berkuasa, untuk mencapai identitas penuh sebagai makhluk yang paling super diantara lainnya. Sehingga wajar manusia dengan memanfaatkan segala kondisi, agar mendapatkan hasrat berkuasa yang menjadi keinginan para pencari singgasana.

Kekuasaan telah menjadi hasrat keinginan sebagian manusia, maka dengan segala cara terus dilakukan, untuk menggapai kekuasaan yang menjadi keinginan dalam merebut singgasana tertinggi, namun menggapai kekuasaan membutuhkan proses yang panjang, agar kekuasaan benar-benar direbut tanpa ada halangan sedikitpun dari para pengganggu sebuah kekuasaan.

Beragam opini yang berkembang dalam konflik dijalur Gaza, bahwa perang dijalur Gaza merupakan sebuah pertarungan perebutan tanah, berangkat dari argumen inilah dalam pertarungan di jalur Gaza tak lepas dari sebuah sudut pandang ekonomi semata, tetapi sebenarnya pertarungan dijalur Gaza sudah menjadi komoditi politik.

Pertarungan di jalur Gaza juga melibatkan perang dalam bentuk agresi militer, untuk memenangkan sebuah pertarungan besar. Sehingga berbagai korban pertarungan dengan bentuk agresi militer di jalur Gaza tak dapat dihindarkan, karena pertarungan di jalur Gaza sudah menggapai pertarungan dengan jalan angkat senjata, sebagai pilihan pertarungan yang banyak menelan korban harta maupun nyawa.

Konflik jalur Gaza banyak opini yang berkembang, bahwa konflik jalur Gaza hanya sebatas pertarungan dalam permasalahan perebutan tanah, ekonomi, sosial, budaya, dan berbagai pertarungan lainnya, namun dalam kelanjutannya pertarungan di jalur Gaza mengarah pada pertarungan tiga agama.

Lalu kalau jalur Gaza sudah menjadi pertarungan simbol agama, berarti pertarungan di jalur Gaza akan semakin sulit dipahami secara nalar. Mengingat pertarungan agama merupakan pertarungan keyakinan. Sehingga menimbulkan sebuah pertanyaan besar, bahwa keyakinan mana yang akan memenangkan dalam pentas pertarungan di jalur Gaza? Sejarah mencatat berkat kepemimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi dengan segala kekuatan mampu menaklukkan tidak hanya sebatas jalur Gaza, tetapi Jerussalem sekalipun dapat dikuasainya. 

Shalahuddin Al-Ayyubi merupakan sosok pemimpin yang mempunyai sifat agung dengan penuh kesatria, bijaksana, serta pengampun saat ia berperang melawan tentara Salib, dan pada akhirnya Shalahuddin Al-Ayyubi mampu menaklukkan dataran Jerussalem.

Melihat sejarah diatas sangat tidak menutup kemungkinan, bahwa Islam, Yahudi, dan Kristen akan silih berganti menguasai daerah Jerussalem, khususnya jalur Gaza yang saat ini menjadi rebutan antar negara Palestina dengan Israel. Sehingga dengan dalih apapun jalur Gaza akan tetap menarik perhatian masyarakat luas, untuk melihat pertarungan yang direbutkan tiga agama besar didunia.

Semoga Allah SWT memberikan perlindungan kepada umat muslim di jalur Gaza, agar umat muslim di jalur Gaza terbebas dari segala penderitaan, Amiin....

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........

Kaum Santri "Meretas Perbedaan"



Keberagaman ditengah-tengah kehidupan merupakan sebuah warna tersendiri bagi para kaum santri, apalagi dalam kehidupan para kaum santri mempunyai corak pandang disetiap diri pribadi masing-masing. Sehingga perbedaan ditengah-tengah kehidupan para kaum santri dapat dikatakan salah satu cerminan, bahwa perbedaan corak pandang adalah rahmat, kata inilah yang menjadi kata mujarab  dalam meretas segala bentuk perbedaan, agar tidak terjadi sebuah penyelesaian dalam bentuk perbedaan yang menyimpang dari pranata sosial.

Memang perbedaan adalah rahmat, apabila para kaum santri mampu mengamalkan ajaran agama Islam secara benar, tetapi apabila ajaran agama Islam sudah terbawa memasuki dalam wilayah tetentu, bahkan memasuki wilayah intrik yang tidak pernah berkesudahan, maka yang terjadi dalam kehidupan para kaum santri akan mengalami konflik intern. Inilah bentuk peristiwa yang harus dihindarkan para kaum santri, bahwa perbedaan corak pandang jangan sampai menjadi sebuah azab maha dahsyat bagi kehidupan para kaum santri.

Para kaum santri mempunyai kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, bahwa para kaum santri harus kembali kepada ajaran Al-Qur'an dan Hadits, sebagai jawaban atas sebuah perbedaan yang terjadi dalam kehidupan para kaum santri, agar para kaum santri dalam memahami berbagai realita kehidupan dapat mencapai titik kemaslahatan secara kafah ditengah-tengah keberagaman.

Pemahaman ke-Islaman para kaum santri sudah semestinya mampu menyerap kebenaran secara hakiki, bukan pemahaman secara parsial, apalagi sampai mengakibatkan berbagai tafsir yang menyesatkan umat, maka sebaiknya para kaum santri, untuk lebih mengedepankan musyawarah dalam mencapai kata mufakat,  apabila terdapat multi tafsir yang membahayakan bagi keutuhan umat, dan tentunya para kaum santri harus kembali kepada sumber pokok ajaran Islam, yaitu: Al-Qur'an dan Hadits.

Dengan perbedaan corak pandang para kaum santri yang tak dapat dipungkiri lagi keberadaannya, tetapi semua walau terdapat berbagai perbedaan corak pandang, tentu harus lebih mengedepankan dalam bentuk musyawarah, untuk mencapai mufakat yang berpegang pada falsafah Jawa "tepa selira", agar terhindar dari segala bentuk opini yang tidak sehat, maka perlu ada sebuah bingkai keberagaman kaum santri dalam mengedepankan legowo (saling menerima) dengan jalan mengedepankan kepentingan yang lebih luas lagi.

Tindak kekerasan dalam segala bentuk apapun, bukanlah jalan arif dan bijaksana dalam menyelesaikan sebuah perbedaan, tetapi memang terkadang tidak menutup kemungkinan jalur kekerasan dijadikan salah satu alternatif, namun semua bentuk kekerasan seminimal mungkin harus dihindarkan, agar pertumpahan darah tidak terjadi dalam menanggapi sebuah perbedaan. Karena perbedaan adalah rahmat bagi kehidupan para kaum santri.

Perbedaan paradigma pemikiran dalam kehidupan para kaum santri memang mempunyai keberagaman, untuk memahami berbagai permasalahan tentang ke-Islaman, tetapi semua perbedaan harus dirajut dalam bingkai persaudaraan sesama santri, agar dapat menggapai kehidupan yang maslahat disetiap tarikan nafas para kaum santri.

Berpikir positif disetiap perbedaan para kaum santri salah satu jalan pencapaian perdamaian yang hakiki, agar ketenangan dan ketentraman sesama kaum santri dapat tercapai dengan keindahan yang membawa manfaat sebesar-besarnya bagi kehidupan secara kafah.

Semoga Allah SWT memberikan rasa persaudaraan yang tinggi kepada para kaum santri, agar segala perbedaan para kaum santri dapat diselesaikan dengan jalan perdamaian dan penuh ketentraman, Amiin...

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........

Kaum Santri "Meretas Perbedaan"



Keberagaman ditengah-tengah kehidupan merupakan sebuah warna tersendiri bagi para kaum santri, apalagi dalam kehidupan para kaum santri mempunyai corak pandang disetiap diri pribadi masing-masing. Sehingga perbedaan ditengah-tengah kehidupan para kaum santri dapat dikatakan salah satu cerminan, bahwa perbedaan corak pandang adalah rahmat, kata inilah yang menjadi kata mujarab  dalam meretas segala bentuk perbedaan, agar tidak terjadi sebuah penyelesaian dalam bentuk perbedaan yang menyimpang dari pranata sosial.

Memang perbedaan adalah rahmat, apabila para kaum santri mampu mengamalkan ajaran agama Islam secara benar, tetapi apabila ajaran agama Islam sudah terbawa memasuki dalam wilayah tetentu, bahkan memasuki wilayah intrik yang tidak pernah berkesudahan, maka yang terjadi dalam kehidupan para kaum santri akan mengalami konflik intern. Inilah bentuk peristiwa yang harus dihindarkan para kaum santri, bahwa perbedaan corak pandang jangan sampai menjadi sebuah azab maha dahsyat bagi kehidupan para kaum santri.

Para kaum santri mempunyai kewajiban yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, bahwa para kaum santri harus kembali kepada ajaran Al-Qur'an dan Hadits, sebagai jawaban atas sebuah perbedaan yang terjadi dalam kehidupan para kaum santri, agar para kaum santri dalam memahami berbagai realita kehidupan dapat mencapai titik kemaslahatan secara kafah ditengah-tengah keberagaman.

Pemahaman ke-Islaman para kaum santri sudah semestinya mampu menyerap kebenaran secara hakiki, bukan pemahaman secara parsial, apalagi sampai mengakibatkan berbagai tafsir yang menyesatkan umat, maka sebaiknya para kaum santri, untuk lebih mengedepankan musyawarah dalam mencapai kata mufakat,  apabila terdapat multi tafsir yang membahayakan bagi keutuhan umat, dan tentunya para kaum santri harus kembali kepada sumber pokok ajaran Islam, yaitu: Al-Qur'an dan Hadits.

Dengan perbedaan corak pandang para kaum santri yang tak dapat dipungkiri lagi keberadaannya, tetapi semua walau terdapat berbagai perbedaan corak pandang, tentu harus lebih mengedepankan dalam bentuk musyawarah, untuk mencapai mufakat yang berpegang pada falsafah Jawa "tepa selira", agar terhindar dari segala bentuk opini yang tidak sehat, maka perlu ada sebuah bingkai keberagaman kaum santri dalam mengedepankan legowo (saling menerima) dengan jalan mengedepankan kepentingan yang lebih luas lagi.

Tindak kekerasan dalam segala bentuk apapun, bukanlah jalan arif dan bijaksana dalam menyelesaikan sebuah perbedaan, tetapi memang terkadang tidak menutup kemungkinan jalur kekerasan dijadikan salah satu alternatif, namun semua bentuk kekerasan seminimal mungkin harus dihindarkan, agar pertumpahan darah tidak terjadi dalam menanggapi sebuah perbedaan. Karena perbedaan adalah rahmat bagi kehidupan para kaum santri.

Perbedaan paradigma pemikiran dalam kehidupan para kaum santri memang mempunyai keberagaman, untuk memahami berbagai permasalahan tentang ke-Islaman, tetapi semua perbedaan harus dirajut dalam bingkai persaudaraan sesama santri, agar dapat menggapai kehidupan yang maslahat disetiap tarikan nafas para kaum santri.

Berpikir positif disetiap perbedaan para kaum santri salah satu jalan pencapaian perdamaian yang hakiki, agar ketenangan dan ketentraman sesama kaum santri dapat tercapai dengan keindahan yang membawa manfaat sebesar-besarnya bagi kehidupan secara kafah.

Semoga Allah SWT memberikan rasa persaudaraan yang tinggi kepada para kaum santri, agar segala perbedaan para kaum santri dapat diselesaikan dengan jalan perdamaian dan penuh ketentraman, Amiin...

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........

Sepak Terjang Kaum Santri






Sepak terjang kaum santri, baik ditingkat lokal, regional, dan juga Internasional, telah membawa perubahan bagi kaum santri menuju berbagai gerakan aksi dalam membenahi tatanan kehidupan masyarakat secara luas. Mengingat kerusakan sebuah bangsa dan negara tak lepas dari sebuah degradasi moral disegala aspek kehidupan, bahkan degradasi moral telah memasuki berbagai wilayah kekuasan negara. Sehingga yang terjadi dari sebuah degradasi moral, telah menimbulkan berbagai kasus korupsi, kolusi, dan berbagai  kasus negatif lainnya.

Dengan terjadinya sebuah degradasi moral disegala aspek kehidupan, sudah selayaknya para kaum santri mampu berdiri digarda depan perubahan dalam menyikapi berbagai permasalahan bangsa dan negara, terutama kebobrokan moral para pemegang tampuk kekuasaan. Karena kalau pemimpin bobrok dalam segi moral dipastikan negara akan mengalami kehancuran, maka dengan sangat mendesak, sepak terjang dari berbagai kalangan kaum santri sangat dibutuhkan, untuk terus mengawal sebuah perubahan dari degradasi moral menuju rekonstruksi moral secara totalitas.

Sepak terjang para kaum santri dimulai dari pembenahan dunia pendidikan. Mengingat dunia pendidikan di negeri Indonesia sudah dikuasai budaya asing dan paradigma asing dengan berkedok kemanusiaan, padahal semua itu tak lebih dari sebuah kebohongan atas nama HAM, tetapi HAM yang dibawa berjenis kelamin dari pemahaman westernisasi.

Membedah westernisasi dalam kaca mata kaum santri diperlukan sebuah kecermatan dalam berpikir, apalagi westernisasi sering berwajah kemanusiaan, padahal semua itu tak lepas dari topeng semata, maka kaum santri dituntut, untuk jeli dalam menyikapi sebuah persoalan tentang realita kehidupan didunia pendidikan yang sebagian besar mengadopsi pola paradigma dari bangsa barat.

Selain dunia pendidikan dalam mencapai sebuah hasrat perubahan, agar tercipta sebuah kehidupan yang sehat, maka kaum santri harus menata ulang kebobrokan birokrasi dinegeri Indonesia dengan jalan melakukan berbagai aksi, baik aksi damai maupun dalam bentuk aksi lainnya.

Kebobrokan birokrasi di negeri Indonesia yang tidak melayani masyarakat secara optimal, maka perlu ada sebuah reformasi, bahkan kalau perlu ada sebuah aksi revolusi total, ketika birokrasi pemerintahan yang sudah seharusnya sebagai pelayan masyarakat, namun fakta dilapangan jauh dari harapan masyarakat secara luas, maka tidak ada kata lain, selain perombakan secara totalitas harus dilakukan, agar bangsa Indonesia mampu berbicara lagi  dikancah Internasional.

Kerusakan sendi-sendi bangunan moral yang mengakibatkan krisis kepemimpinan. Berangkat dari sinilah, bahwa waktu yang tepat telah tiba, untuk kaum santri berdiri tegak melakukan berbagai aksi perubahan, bahkan sudah seharusnya kaum santri mampu menjadi pemegang tampuk kepemimpinan, baik ditingkat lokal, regional maupun Internasional.

Dengan adanya sepak terjang dari para kaum santri, untuk pembenahan diberbagai sistem kehidupan berbangsa dan bernegara, tentu diharapkan para kaum santri mampu menjadi garda perjuangan dalam memberikan jasa yang terbaik buat agama dan bangsa, semua membutuhkan sebuah proses yang panjang dari generasi-kegenerasi, baik melibatkan kaum santri secara intern maupun ekstern.

Membangun sebuah kekuatan bangsa dan negara diseluruh penjuru Nusantara, sudah dipastikan memerlukan sebuah gagasan paradigma pemikiran dari kalangan kaum santri, agar kelak kaum santri mampu bangkit dari berbagai kendala yang dihadapi, selanjutnya para kaum santri mampu bangkit melakukan pembenahan diri dari berbagai aspek, baik dari aspek sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, tehnologi, kepemimpinan, dan berbagai aspek lainnya.

Peran serta kaum santri dalam membangun sebuah kehidupan berbangsa dan bernegara, agar kembali  bermartabat dikawasan Asia Tenggara, bahkan diberbagai kawasan belahan bumi lainnya, semua membutuhkan sebuah dedikasi tinggi dari para kaum santri, untuk terus memberikan sebuah perubahan yang lebih baik bagi kehidupan masyarakat secara kafah.

Kaum santri dengan segala sepak terjangnya merupakan sebuah tindakan yang terus berusaha keras, untuk mencari solusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mengingat bangsa Indonesia mengalami berbagai krisis, baik krisis moral, krisis ekonomi, dan berbagai krisis lainnya, maka tidak ada kata lain, selain seindah kata sepak terjang kaum santri dalam berjuang menegakkan "amar ma'ruf nahi munkar" disegala penjuru alam Nusantara.

Semoga Allah SWT memberikan daya juang yang gigih kepada para kaum santri, agar kelak para kaum santri mampu berbuat banyak dalam membangun sendi-sendi kehidupan yang sesuai dengan sabda dan fiman, Amiin....

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........