Saturday, 10 November 2012

Membedah Generasi Ngak Ngik Ngok ( Alay )


Ironis!, mungkin itu kata yang tepat dalam menggambarkan generasi ngak ngik ngok dinegeri Indonesia. Mengingat generasi ngak ngik ngok sering disebut dengan istilah: generasi alay, sedangkan generasi alay singkatan dari anak layangan atau anak lebay. Merujuk pada gaya hidup berlebihan dan selalu berusaha menarik perhatian. Bahkan tak jarang generasi ngak ngik ngok menyimpang dari kearifan lokal masyarakat setempat. 

Sungguh terlalu!, salah satu bahasa yang tepat dalam memberi sebuah tanggapan tentang generasi ngak ngik ngok dinegeri Indonesia. Mengingat generasi ngak ngik ngok sangat berlebihan dalam mencari sebuah perhatian, padahal perhatian yang di inginkan jauh dari sebuah membangun wawasan tentang kebangsaan.

Generasi ngak ngik ngok merupakan sebuah kumpulan muda-mudi yang galau dalam menatap masa depan. Sehingga generasi ngak ngik ngok memiliki sifat yang gampang menyerah dan mengedepankan ego sesaat, padahal sudah semestinya pemuda maupun pemudi mempunyai sikap tangguh, penuh tanggung jawab dalam membangun kemandirian, berkarakter, dan berbudi luhur ditengah-tengah realita kehidupan, tentu tidak hanya mengedepankan kepentingan individualis semata.

Keberadaan generasi ngak ngik ngok semakin membawa dampak keruntuhan sebuah bangunan kebangsaan. Mengingat pemuda maupun pemudi sudah sepatutnya mempunyai sikap yang berani dan pantang menyerah dalam melakukan berbagai aktivitas ditengah-tengah realita kehidupan.

Kalau generasi ngak ngik ngok tumbuh berkembang ditengah-tengah kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa ada penghalang sedikitpun, berarti tatanan kebangsaan akan mengalami kerusakan dalam segi moral. Karena sebuah bangsa sudah seharusnya mempunyai generasi tangguh bukan generasi ngak ngik ngok yang cenderung alay dalam bersikap maupun bertindak.

Ngak ngik ngok merupakan generasi yang harus diputus secepat mungkin dalam karakter dan kepribadian para pemuda maupun pemudi. Mengingat gaya hidup ngak ngik ngok cenderung dalam pola hidup pragmatis, santai, dan amat konsumtif para pemuda maupun pemudinya, bahkan cenderung apatis terhadap realita kehidupan berbangsa dan bernegara.

Budaya generasi ngak ngik ngok sangat jauh dari kepribadian kearifan lokal masyarakat setempat. Karena kehidupan generasi ngak ngik ngok lebih menganut kehidupan barat yang cenderung dari kehidupan hedonis dalam bersikap maupun bertindak.

Dengan memberi gambaran tentang generasi ngak ngik ngok yang melanda disejumlah belahan bumi, khususnya generasi ngak ngik ngok yang melanda dinegeri Indonesia, sudah semestinya para tokoh masyarakat, pemerintah, dan berbagai pihak membentengi diri dalam membangun budaya para pemuda maupun pemudi, agar tidak terjebak dari kehidupan generasi ngak ngik ngok yang sungguh memperihatinkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kalau generasi ngak ngik ngok tumbuh berkembang tanpa adanya sebuah pemikiran yang cerdas, agar generasi ngak ngik ngok yang cenderung hedonis dan konsumtif dapat ditekan tumbuh-kembangnya secara maksimal, tentu yang ada pemuda maupun pemudi Indonesia akan terjebak dalam masa galau yang mampu merenggut martabat sebuah bangsa dalam mengawal kemandirian, dan kemajuan masa depan para pemuda maupun pemudi dinegeri Indonesia.

Berangkat dari gambaran diatas tentang generasi ngak ngik ngok, maka sudah sepatutnya bagi para penguasa dan para tokoh masyarakat, untuk melakukan sebuah gerakan membendung budaya ngak ngik ngok, agar pemuda-pemudi Indonesia selamat dari generasi ngak ngik ngok dalam sendi-sendi realita kehidupan berbangsa dan bernegara.

Semoga Allah SWT selalu menjaga para pemuda-pemudi Indonesia dengan benteng keimanan yang tangguh dalam menyikapi segala persoalan tentang pengatnya realita kehidupan, Amiin....

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........



Pengusaha Vs Buruh





Mendengar kata pengusaha Vs buruh membuat hati bertanya tentang realita kehidupan industri maupun kehidupan perusahaan ditengah-tengah masyarakat. Mengingat para pengusaha dan para buruh sudah semestinya saling bersinergi dalam membangun sebuah perusahaan yang sehat, tetapi bukan malah saling intrik dan saling serang antar satu sama lainnya.

Pertarungan pengusaha Vs buruh dalam tarik ulur masalah upah minimum propinsi membuat sengit keadaan. Karena buruh menginginkan gaji yang layak sebagai pekerja diperusahaan. Sedangkan pengusaha merasa keberatan menaikkan angka nominal kenaikan gaji para buruh.

Berbagai tuntutan buruh dari mogok masal sampai sweeping disejumlah industri maupun perusahaan membuat suasana carut marut dan memanas. Sehingga yang terjadi saling menggertak satu sama lain, pengusaha dengan menggertak akan menutup perusahaan. Sedangkan para buruh akan tetap melanjutkan  aksi demo sebagai bentuk protes terhadap pengusaha yang dianggap terlalu kecil dalam memberikan gaji terhadap para buruh dalam bekerja.

Sebenarnya, pengusaha dan buruh merupakan sebuah denyut nadi kemajuan disebuah perusahaan, tetapi kalau pengusaha dan buruh terus terjadi sebuah pertarungan yang mengakibatkan tutupnya sebuah perusahaan, tentu mereka sama-sama dirugikan. Sehingga perlu ada sebuah solusi yang cerdas dalam menanggapi permasalahan pengusaha Vs buruh, agar keduanya tidak sama-sama mengalami kerugian.

Ketika buruh digaji kecil, sedangkan pengusaha mendapatkan keuntungan yang begitu besar, tentu akan terjadi ketidak-seimbangan dalam bangunan perusahaan. Mengingat kaum buruh mendapatkan keuntungan kecil. Bahkan untuk menyambung hidup sangat merasa kesulitan, sementara pengusaha mendapatkan keuntungan yang begitu besar, berarti model seperti ini, mengingatkan masa perbudakan masa lampau, cuma perbedaannya masa lampau dengan masa sekarang berbeda zaman. Sehingga lebih tepatnya dikatakan perbudakan pada masa dahulu kala beralih menuju masa perbudakan zaman era globalisasi.

Begitu juga kalau buruh mendapatkan upah yang begitu tinggi, sementara pengusaha mendapatkan keuntungan rendah atau bahkan pengusaha malah mengalami kerugian dengan membayar tinggi para buruh. Sehingga terjadi kebangkrutan perusahaan dalam janga pendek, tetapi kalau kerugian ini, terus berlarut tanpa penyelesaian, berarti kebangkrutan secara permanen dalam perusahaan benar-benar akan terjadi., dan penutupan perusahaan atau industri tak dapat dipungkiri dalam realita kehidupan.

Melihat dari pandangan diatas harus ada keseimbangan antara buruh dan pengusaha, agar terjadi sebuah sinergi yang saling menguntungkan antar satu sama lainnya. Sehingga pengusaha dengan buruh dapat tercipta sebuah hubungan yang saling menguntungkan antar satu sama lainnya, bukan malah merugikan kedua belah pihak.

Pengusaha Vs Buruh sudah saatnya dicari solusi dengan tolak ukur seberapa keuntungan perusahaan antara pemasukan dan pengeluaran, agar tidak terjadi pembengkakan, tetapi terjadi sebuah sistem perusahaan yang sehat, dan tercipta sebuah realita kehidupan perusahaan yang jauh dari kebangkrutan, tentu tetap mempertimbangkan secara manusiawi gaji buruh, agar setara kebutuhan hidup para buruh antara pemasukan dengan pengeluaran ditengah-tengah kebutuhan hidup yang semakin melonjak tinggi. Karena jangan sampai buruh dirugikan sebagai pekerja diperusahaan. Mengingat buruh merupakan denyut nadi kehidupan disebuah perusahaan maupun kehidupan disebuah industri, begitu juga pengusaha merupakan ruh maju maupun mundurnya sebuah kehidupan perusahaan, agar pengusaha tidak mengalami kebangkrutan permanen dalam denyut nadi saat membangun tatanan perusahaan maupun industri secara tepat sasaran.

Semoga Allah SWT memberi rahmat dan berkah kepada para pengusaha dan para buruh dimanapun berada, Amiin.....

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........

Kematian Pendidikan Indonesia



Pendidikan Indonesia sudah semestinya mampu mencetak para pelajar yang mempunyai sifat akhlakul karimah dalam membangun sebuah bangsa dan negara, tetapi fakta dilapangan pendidikan di Indonesia tak jarang mencetak  para koruptor terbesar disegala arah kehidupan. Sehingga bangunan bangsa dan negara mengalami kerugian yang sangat memperihatinkan.

Sungguh miris!, mendengar para alumnus perguruan tinggi banyak yang melakukan tindakan yang jauh dari moral positif. Sehingga tak jarang para alumnus perguruan tinggi melakukan tindak yang sangat merugikan kemajuan bangsa dan negara, kalau bangsa Indonesia terus dibiarkan terjebak dengan pendidikan yang jauh dari suri tauladan yang mencerdaskan, tentu dipastikan keruntuhan sebuah bangsa akan cepat terjadi. Mengingat kemajuan dan kemunduran sebuah bangsa tak lepas dari realita kehidupan para pejabat negara, padahal sebagian besar pejabat negara berlabel sebagai alumnus perguruan tinnggi di negeri Indonesia.

Realitas tentang kebobrokan disebuah bangsa dan negara tak lepas dari sikap aparat yang jauh dari nilai-nilai suri tauladan yang positif. Sehingga realita kehidupan masyarakat mengalami masa sulit disebabkan para aparatur negara gagal menjalankan sistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa dalam membangun sebuah bangsa yang beradab.

Ironis!, salah satu kata yang tepat melihat penyimpangan para aparatur negara dengan melakukan aksi kong kaling kong bersama para  penjahat sumber daya alam, mereka mengambil kekayaan bangsa Indonesia dengan cara sepihak, tentu kejadian tersebut akan berdampak bagi keruntuhan sebuah bangunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pendidikan merupakan tempat membangun mental spiritual yang cerdas dalam membangun tatanan disegala aspek kehidupan, tetapi fakta dilapangan pendidikan tak sedikit menghasilkan para pemalak BUMN maupun  para pemalak instansi pemerintahan lainnya. Sehingga yang terjadi kerusakan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara sangat kentara dirasakan ditengah-tengah kehidupan masyarakat.
Kematian pendidikan Indonesia tak lepas dari tindak alumnus perguruan tinggi yang menjadi perusak sebuah tatanan kenegaraan, tentu mereka para alumnus yang hanya memikirkan diri sendiri dan golongannya, tanpa melihat kepentingan yang lebih luas lagi dalam menjalankan amanah sebagai pelayan masyarakat.

Membangun kembali pendidikan Indonesia harus sesegera mungkin, agar mampu mencetak para pelajar yang berdedikasi tinggi dalam mengemban amanah sebagai pelayan masyarakat. Karena kalau para alumnus pendidikan Indonesia masih banyak yang melakukan penyimpangan didalam kehidupan berbangsa dan bernegara, berarti kematian sebuah bangsa dan negara tinggal menunggu waktu dalam hitungan yang sangat dekat.

Ketika pendidikan Indonesia mengalami kematian, berarti sebuah bangsa dan negara dalam hitungan jangka pendek juga akan mengalami kematian yang mengenaskan. Sehingga dengan adanya kematian pendidikan di  negeri Indonesia, sudah saatnya bangunan pendidikan Indonesia tidak berpijak pada pendidikan liberal yang jauh dari kearifan lokal masyarakat dalam membangun sebuah peradaban dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Mengembalikan pendidikan Indonesia yang berpangkal pada kearifan lokal, dan berdasarkan nilai-nilai agama Islam merupakan pengejawantahan yang tak dapat ditolak, apabila pendidikan Indonesia menginginkan sebuah perbaikan disegala sistem, sebelum pendidikan Indonesia benar-benar mati dan dikubur dalam lembaran hitam sejarah yang kelabu. Mengingat pendidikan Indonesia saat ini, masih menghasilkan para pelajar yang jauh dari nilai-nilai budi luhur dalam mengemban amanah sebuah bangsa dan negara yang adil, makmur, sentosa, dan sejahtera dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Semoga Allah SWT memberikan petunjuk kebenaran dalam membangun pendidikan di negeri Indonesia kepada seluruh anak bangsa, Amiin........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........

Merangkai Kata





Merangkai kata menjadi sebuah makna, bukan perkerjaan mudah, tetapi juga bukan pekerjaan sulit, namun merangkai kata dengan mengumpulkan huruf-perhuruf  membuat sebuah imajinasi mengalami fantasi tanpa batas. Mengingat merangkai kata membuat kita berpikir ulang dengan berusaha menerjemahkan sebuah realita kehidupan maupun sebuah hayalan, agar dapat tertuang lewat kumpulan huruf-perhuruf.

Dengan merangkai kata dari huruf-perhuruf membuat hati tertantang, untuk berusaha menyelesaikan sebuah kumpulan huruf, agar menjadi sebuah rangkaian kata yang mempunyai makna tersendiri, tentu semua membutuhkan kejernihan berpikir dalam melakukan sebuah tindakan merangkai sebuah kata.

Menulis dengan merangkai sebuah kata membuat otak berupaya melakukan sebuah kajian, agar tulisan yang menjadi rangkaian kata dapat bermakna yang indah, paling tidak rangkaian kata dapat menjadi memori, untuk menyimpan sebuah imajinasi maupun pengalaman yang dihadapi dari sang perangkai kata.

Berusaha merangkai kata dengan kesungguhan hati dibutuhkan pendalaman berpikir yang lebih serius, agar dalam merangkai kata dapat memperoleh hasil yang lebih mendalam, semua butuh proses dalam melebur dan mengabungkan huruf-perhuruf, untuk mewujudkan sebuah rangkaian kata yang bermakna dan indah saat dibaca sebuah rangkaian kata tersebut.

Sebuah rangkaian kata membutuhkan ketelitian dalam mengumpulkan huruf-perhuruf, agar hasil rangkaian kata dapat dinikmati dengan penuh keindahan dari sebuah bentuk kumpulan huruf-perhuruf yang tertuang dalam bentuk rangkaian kata. Sehingga tulisan dari huruf-perhuruf menjadi sebuah rangkaian kata yang bermakna bagi para penikmat rangkaian kata.

Proses merealisasikan sebuah rangkaian kata menjadi bermakna dibutuhkan kesabaran dan ketabahan. karena merangkai kata membutuhkan proses yang penuh kehati-hatian, agar rangkaian kata dapat dinikmati bagi para pembacanya.

Selamat mencoba merangkai kata dengan indah dan penuh makna, agar menjadi sebuah kumpulan huruf -perhuruf yang dapat menjadi spirit bagi para penikmat sebuah rangkaian kata, khususnya para penikmat perangkai kata itu sendiri.

Semoga Allah SWT selalu menuntun kami dijalan kebajikan, Amiin.....

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........

Pengusaha Vs Buruh




Mendengar kata pengusaha Vs buruh membuat hati bertanya tentang realita kehidupan industri maupun kehidupan perusahaan ditengah-tengah masyarakat. Mengingat para pengusaha dan para buruh sudah semestinya saling bersinergi dalam membangun sebuah perusahaan yang sehat, tetapi bukan malah saling intrik dan saling serang antar satu sama lainnya.

Pertarungan pengusaha Vs buruh dalam tarik ulur masalah upah minimum propinsi membuat sengit keadaan. Karena buruh menginginkan gaji yang layak sebagai pekerja diperusahaan. Sedangkan pengusaha merasa keberatan menaikkan angka nominal kenaikan gaji para buruh.

Berbagai tuntutan buruh dari mogok masal sampai sweeping disejumlah industri maupun perusahaan membuat suasana carut marut dan memanas. Sehingga yang terjadi saling menggertak satu sama lain, pengusaha dengan menggertak akan menutup perusahaan. Sedangkan para buruh akan tetap melanjutkan  aksi demo sebagai bentuk protes terhadap pengusaha yang dianggap terlalu kecil dalam memberikan gaji terhadap para buruh dalam bekerja.

Sebenarnya, pengusaha dan buruh merupakan sebuah denyut nadi kemajuan disebuah perusahaan, tetapi kalau pengusaha dan buruh terus terjadi sebuah pertarungan yang mengakibatkan tutupnya sebuah perusahaan, tentu mereka sama-sama dirugikan. Sehingga perlu ada sebuah solusi yang cerdas dalam menanggapi permasalahan pengusaha Vs buruh, agar keduanya tidak sama-sama mengalami kerugian.

Ketika buruh digaji kecil, sedangkan pengusaha mendapatkan keuntungan yang begitu besar, tentu akan terjadi ketidak-seimbangan dalam bangunan perusahaan. Mengingat kaum buruh mendapatkan keuntungan kecil. Bahkan untuk menyambung hidup sangat merasa kesulitan, sementara pengusaha mendapatkan keuntungan yang begitu besar, berarti model seperti ini, mengingatkan masa perbudakan masa lampau, cuma perbedaannya masa lampau dengan masa sekarang berbeda zaman. Sehingga lebih tepatnya dikatakan perbudakan pada masa dahulu kala beralih menuju masa perbudakan zaman era globalisasi.

Begitu juga kalau buruh mendapatkan upah yang begitu tinggi, sementara pengusaha mendapatkan keuntungan rendah atau bahkan pengusaha malah mengalami kerugian dengan membayar tinggi para buruh. Sehingga terjadi kebangkrutan perusahaan dalam janga pendek, tetapi kalau kerugian ini, terus berlarut tanpa penyelesaian, berarti kebangkrutan secara permanen dalam perusahaan benar-benar akan terjadi., dan penutupan perusahaan atau industri tak dapat dipungkiri dalam realita kehidupan.

Melihat dari pandangan diatas harus ada keseimbangan antara buruh dan pengusaha, agar terjadi sebuah sinergi yang saling menguntungkan antar satu sama lainnya. Sehingga pengusaha dengan buruh dapat tercipta sebuah hubungan yang saling menguntungkan antar satu sama lainnya, bukan malah merugikan kedua belah pihak.

Pengusaha Vs Buruh sudah saatnya dicari solusi dengan tolak ukur seberapa keuntungan perusahaan antara pemasukan dan pengeluaran, agar tidak terjadi pembengkakan, tetapi terjadi sebuah sistem perusahaan yang sehat, dan tercipta sebuah realita kehidupan perusahaan yang jauh dari kebangkrutan, tentu tetap mempertimbangkan secara manusiawi gaji buruh, agar setara kebutuhan hidup para buruh antara pemasukan dengan pengeluaran ditengah-tengah kebutuhan hidup yang semakin melonjak tinggi. Karena jangan sampai buruh dirugikan sebagai pekerja diperusahaan. Mengingat buruh merupakan denyut nadi kehidupan disebuah perusahaan maupun kehidupan disebuah industri, begitu juga pengusaha merupakan ruh maju maupun mundurnya sebuah kehidupan perusahaan, agar pengusaha tidak mengalami kebangkrutan permanen dalam denyut nadi saat membangun tatanan perusahaan maupun industri secara tepat sasaran.

Semoga Allah SWT memberi rahmat dan berkah kepada para pengusaha dan para buruh dimanapun berada, Amiin.....

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........