Sejak raja mataram kuno sampai raja Jawa saat ini, sebagian masyarakat Jawa ada yang masih percaya bahwa seorang raja Jawa harus pandai membina hubungan baik dengan ratu laut kidul sebagai salah satu penguasa alam gaib, agar di tengah-tengah kehidupan masyarakat terdapat kehidupan nyaman, tentram dan damai, karena kedua alam ini apabila dapat berhubungan dengan baik, tentu Gonjang-ganjing jagat akan dapat di cegah, itulah sepenggal kepercayaan sebagian masyarakat Jawa.
Dahulu kala raja Jawa mempunyai wilayah yang begitu luas, bahkan konon raja Jawa mempunyai wilayah tidak hanya di pulau Jawa, namun raja Jawa mempunyai kekuasaan di Nusantara, sehingga hubungan ratu laut kidul dengan raja Jawa semakin intim, karena saling membutuhkan satu sama lain, agar terjadi hubungan yang saling tepa selira antara masyarakat gaib dengan masyarakat Jawa.
Setelah lama raja Jawa berkuasa dengan wilayah yang begitu luas, namun semakin hari ternyata kekuasaan raja Jawa semakin pudar, bahkan saat ini hanya berkisar antara Surakarta dengan Yogyakarta, sehingga laut kidul mulai melihat raja baru yang berada di ngastino Jakarta, disitulah awal perselingkuhan ratu laut kidul sebagai penguasa jagat gaib dengan ngastino Jakarta sebagai penguasa Indonesia, sehingga menimbulkan hubungan yang sangat dekat, bahkan konon raja Jawa agak tersinggung dengan kondisi tersebut, sehingga ketika ngastino Jakarta akan membuat sebuah Undang-undang mengenai pilkada, raja Jawa tadi tetap menginginkan pada pendapat awal, bahwa gubernur daerah di wilayah raja Jawa tetap melalui jalur penetapan, sehingga Gonjang-ganjing jagat tidak dapat di hindarkan.
Perselingkuhan ratu laut kidul dengan ngastino Jakarta, ternyata menimbulkan Gonjang-ganjing tidak hanya di alam gaib, bahkan para pendukung raja Jawa banyak yang demo menganggap kebijakan ngastino Jakarta mengenai pilkada hanya sepihak, sehingga terjadilah Gonjang-ganjing jagat yang dahulu aman dan tentram, sekarang terjadilah saling tuding menuding dan hujat menghujat satu sama lain.
Kalau mengacu dari mitologi Jawa melihat Gonjang-ganjing raja Jawa dengan ngastino Jakarta, sebenarnya raja Jawa cukup mengambil tindakan sederhana, dengan cara mengambil kembali hati ratu laut kidul dan jalin hubungan yang lebih intim lagi, agar terjadi keseimbangan alam gaib dengan alam nyata, sehingga timbullah ketentraman di dalam kehidupan masyarakat Jawa saat ini, karena apabila raja jawa tidak mampu mengambil hati kembali ratu laut kidul, tentu dalam kepercayaan sebagian masyarakat Jawa, berarti raja Jawa sudah mengalami regresi kharisma gaib di tengah-tengah kehidupan masyarakat Jawa.
Mitologi mengenai ratu laut kidul dengan raja jawa, sampai sekarang masih ada sebagian masyarakat jawa yang mempercayai hal tersebut, karena itu raja jawa harus pandai mengambil hati kembali ratu laut kidul, agar terjadi hubungan baik antara alam gaib dengan alam nyata. tetapi apabila raja Jawa tidak mampu mengambil hati ratu laut kidul, konon singgasana raja Jawa akan menghadapi bahaya besar. Wallahu a'lam bisshowab.............
Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..............
Dahulu kala raja Jawa mempunyai wilayah yang begitu luas, bahkan konon raja Jawa mempunyai wilayah tidak hanya di pulau Jawa, namun raja Jawa mempunyai kekuasaan di Nusantara, sehingga hubungan ratu laut kidul dengan raja Jawa semakin intim, karena saling membutuhkan satu sama lain, agar terjadi hubungan yang saling tepa selira antara masyarakat gaib dengan masyarakat Jawa.
Setelah lama raja Jawa berkuasa dengan wilayah yang begitu luas, namun semakin hari ternyata kekuasaan raja Jawa semakin pudar, bahkan saat ini hanya berkisar antara Surakarta dengan Yogyakarta, sehingga laut kidul mulai melihat raja baru yang berada di ngastino Jakarta, disitulah awal perselingkuhan ratu laut kidul sebagai penguasa jagat gaib dengan ngastino Jakarta sebagai penguasa Indonesia, sehingga menimbulkan hubungan yang sangat dekat, bahkan konon raja Jawa agak tersinggung dengan kondisi tersebut, sehingga ketika ngastino Jakarta akan membuat sebuah Undang-undang mengenai pilkada, raja Jawa tadi tetap menginginkan pada pendapat awal, bahwa gubernur daerah di wilayah raja Jawa tetap melalui jalur penetapan, sehingga Gonjang-ganjing jagat tidak dapat di hindarkan.
Perselingkuhan ratu laut kidul dengan ngastino Jakarta, ternyata menimbulkan Gonjang-ganjing tidak hanya di alam gaib, bahkan para pendukung raja Jawa banyak yang demo menganggap kebijakan ngastino Jakarta mengenai pilkada hanya sepihak, sehingga terjadilah Gonjang-ganjing jagat yang dahulu aman dan tentram, sekarang terjadilah saling tuding menuding dan hujat menghujat satu sama lain.
Kalau mengacu dari mitologi Jawa melihat Gonjang-ganjing raja Jawa dengan ngastino Jakarta, sebenarnya raja Jawa cukup mengambil tindakan sederhana, dengan cara mengambil kembali hati ratu laut kidul dan jalin hubungan yang lebih intim lagi, agar terjadi keseimbangan alam gaib dengan alam nyata, sehingga timbullah ketentraman di dalam kehidupan masyarakat Jawa saat ini, karena apabila raja jawa tidak mampu mengambil hati kembali ratu laut kidul, tentu dalam kepercayaan sebagian masyarakat Jawa, berarti raja Jawa sudah mengalami regresi kharisma gaib di tengah-tengah kehidupan masyarakat Jawa.
Mitologi mengenai ratu laut kidul dengan raja jawa, sampai sekarang masih ada sebagian masyarakat jawa yang mempercayai hal tersebut, karena itu raja jawa harus pandai mengambil hati kembali ratu laut kidul, agar terjadi hubungan baik antara alam gaib dengan alam nyata. tetapi apabila raja Jawa tidak mampu mengambil hati ratu laut kidul, konon singgasana raja Jawa akan menghadapi bahaya besar. Wallahu a'lam bisshowab.............
Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..............