Para pendidik merupakan garda depan dalam membangun sumber daya manusia yang handal diseluruh kawasan Nusantara. Sehingga peran para pendidik sangat urgen dalam membangun sebuah kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi kalau para pendidik jauh dari realita kehidupan dalam mengajarkan tentang berbagai aspek keilmuan, berarti masa depan anak bangsa akan mengalami kondisi yang darurat.
Banyak perguruan tinggi yang telah menghasilkan alumnus dengan berbagai tindak penyimpangan, mulai dari yang sederhana sampai yang paling pelik. Sehingga terjadilah sebuah tindak koruptor, kolusi, dan nepotisme, semua tak lepas dari moral anak didik yang diajarkan para pendidik mengalami kegagalan dalam membangun sebuah akhlakul karimah yang beradab.
Papan tulis para pendidik sudah seharusnya mampu menghasilkan sebuah catatan maupun sebuah inspirasi positif bagi para anak didik, agar kelak suatu saat anak didik mampu mengaplikasikan ilmu yang diajarkan dari papan tulis para pendidik, untuk diwujudkan ditengah-tengah realita kehidupan secara baik dan tepat sasaran.
Dengan kejadian berbagai aksi tawuran para pelajar merupakan salah satu bentuk kegagalan para pendidik dalam membangun moral anak didik, padahal para pendidik sudah seharusnya mempunyai tanggung jawab penuh, untuk melakukan kewajiban dalam mengajarkan ilmu yang bermanfaat bagi para anak didik, agar anak didik lebih mandiri dalam menjalankan berbagai aktivitas kehidupan.
Keberadaan para pendidik dituntut tidak hanya sebatas mengajarkan rumus-rumus belaka, apalagi rumus-rumus yang jauh dari realita kehidupan, karena kalau para pendidik sebatas mengajarkan rumus-rumus semata, dan mengacuhkan berbagai permasalahan realita kehidupan, untuk dipecahkan melalui pemahaman secara tepat, maka yang terjadi anak didik dalam belajar hanya sebatas teori semata.
Keberadaan papan tulis sudah seharusnya tidak sebatas menulis rumus-rumus dari buku semata, apalagi buku-buku yang berasal dari paradigma pemikiran barat, tetapi sudah seharusnya para pendidik mampu melakukan berbagai bentuk aktivitas dengan cara melihat realita kehidupan. Sehingga para pendidik dengan melihat maupun mengamati realita kehidupan mampu menghasilkan sebuah rumus-rumus baru yang mendatangkan kemaslahatan bagi anak didik.
Para pendidik dituntut mengamati berbagai realita kehidupan, agar mampu melihat gejala-gejala sosial, dan pada akhirnya menghasilkan sebuah rumusan yang tidak berseberangan antara teori dengan realita kehidupan.
Ketukan keyboardku terus berupaya, untuk melakukan sebuah bentuk berproses, agar mampu mengintegrasikan antara papan tulis dengan realita kehidupan, agar keduanya mampu berjalan secara seimbang, dan tentunya sangat menolak papan tulis yang diajarkan para pendidik yang jauh dari realita kehidupan, apalagi papan tulis para pendidik yang hanya mengejar setoran kurikulum semata.
Semoga Allah SWT memberikan ketajaman ketukan keyboardku, untuk melakukan berbagai pengamatan tentang realita kehidupan, mulai dari yang sederhana sampai yang paling pelik sekalipun, agar suatu saat mampu mencapai sebuah realita kehidupan yang penuh rahmat dan berkah, Amiin....