Monday 5 September 2011

Fenomena Perjodohan Putri Kyai di Jawa-Timur





Pernikahan melalui perjodohan masih membudaya di kalangan putri Kyai di Jawa timur, fenomena ini merupakan peristiwa yang masih membudaya dan masih di pertahankan dalam kehidupan keluarga Kyai yang ada di Jawa-timur, lalu yang menjadi pertanyaan apakah budaya perjodohon putri Kyai akan terus di pertahankan?.......Kalau melihat dari pola pikir Kyai Jawa-timur yang cenderung melihat pacaran di anggap sebagai hal yang tabu, tentu budaya perjodohan akan terus di pertahankan dan di lestarikan di kalangan keluarga Kyai di daerah jawa-timur.



Melihat fenomena perjodohan di kalangan putri Kyai di Jawa-timur merupakan kejadian yang saat ini masih membudaya, sehingga di saat putri dari Kyai jawa timur menginjak dewasa, tentu orang tua akan menunggu pinangan dari seorang lelaki yang di anggap pantas mendampingi hidup putrinya kelak, bahkan tak Segan-segan orang tua dari putri Kyai akan mencarikan jodoh si anak lewat memilih dari salah satu murid terbaik atau dengan bentuk lainnya. Inilah fenomena unik di kalangan keluarga Kyai Jawa-timur dalam mencarikan jodoh putri kesayangannya.



Permasalahan perjodohan sebenarnya tidak terlalu ada masalah, sepanjang antara putri si Kyai dengan si calon suaminya mampu mencintai dengan ikhlas dan menerima perjodohan dengan lapang, tetapi yang menjadi permasalahan ketika si putri Kyai tidak mencintai si calon atau sebaliknya, karena banyak budaya perjodohan yang menghasilkan ketidak-harmonisan dalam berumah tangga dan mengakibatkan perceraian, dikarenakan belum mengetahui karakter satu sama lain, sehingga pacaran setelah menikah yang di anggap mampu membahagiakan, ternyata persepsi itu salah di sebabkan gagalnya berkomunikasi dan memahami watak antara sang istri dengan sang suami.



Perjodohan putri Kyai dari jawa-timur sepanjang memahami satu sama lain, tentu tidak ada permasalahan yang mendasar, lalu yang menjadi pertanyaan bagaimana dengan perjodohan putri Kyai yang masih kecil (di bawah umur) ?....Sebenarnya perjodohan harus di pahami secara bijak antara si calon istri dengan sang calon suami, agar keduanya menerimanya dengan ikhlas tanpa tekanan, namun apabila terjadi perjodohan yang masih kecil dan masih di bawah umur, tentu harus dipikir ulang tentang budaya seperti ini, karena kedua calon belum dapat berpikir secara dewasa dan jernih dalam mengartikan sebuah makna pernikahan, sehingga lebih baik perlu di tunda perjodohan tersebut, tentu tidak lain dan tidak bukan untuk kemaslahatan kedua calon tersebut, sehingga menunggu dewasa antara calon si istri dengan sang suami, agar keduanya dapat berpikir dengan bijak dalam memberikan jawaban mengenai perjodohan tersebut.



Fenomena perjodohan putri Kyai di Jawa-timur merupakan suatu peristiwa yang unik untuk dipahami dan di kaji lebih dalam lagi, sebab kita tahu bahwa Kyai merupakan suri-tauladan bagi umat, sehingga langkah Kyai apabila itu memberikan kemaslahatan bagi umat, tentu akan menjadi cermin kearifan dari seorang yang di hormati dan di segani di tengah-tengah kehidupan masyarakat, namun apabila langkah perjodohan salah dalam menempatkan, tentu akan menjadi pemandangan yang tidak baik buat masyarakat, sehingga perlu ada perjodohan yang sehat antara si calon istri dengan sang calon suami, tidak lain dan tidak bukan keduanya harus saling memahami karakter dan menerima dengan lapang, agar setelah menikah nanti mampu membina keluarga sakinah, mawaddah, warahmah, Amiens............



Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.
.

No comments:

Post a Comment