Saturday, 28 November 2015

Islam Dalam Kubangan Golongan


By: Khoirul Taqwim

Ketika membicarakan Islam seolah-olah pikiran umat Islam dibawa dari zaman Nabi sampai zaman kontemporer, namun ada pembeda di saat zaman Nabi Muhammad, bahwa Islam masih manunggal dalam ajaran kenabian, namun dengan perkembangan zaman ajaran Islam mulai bercampur dari Sahabat Nabi sampai para pemuka agama. Sehingga memunculkan fenomena ajaran Islam tidak lagi manunggal, tetapi menjadi beragam ajaran Islam, mulai dari syari'at sampai ajaran aqidah mengalami reduksi dari zaman Nabi menuju zaman berikutnya.

Islam mulai mengalami perpecahan sejak zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib, Dari sinilah Islam menjadi tiga golongan, pertama golongan Syi'ah yaitu: mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah yang paling utama di antara para sahabat dan yang berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan atas kaum Muslimin, begitu juga anak cucunya berhak menjadi pemimpin umat Islam dalam bentuk kekhalifahan.

Golongan kedua yaitu: Murji'ah merupakan sebuah golongan Islam yang muncul dari golongan yang tak sepaham dengan Khawarij. Paradigma pemikiran Murji'ah dengan pemahaman tentang keimanan yang cukup hanya dalam hati, dan golongan Murji'ah tak mengkafirkan seorang Muslim yang berdosa besar, sebab yang berhak menjatuhkan hukuman terhadap seorang pelaku dosa hanyalah Allah SWT, sehingga seorang Muslim, sekalipun berdosa besar, dalam kelompok ini tetap diakui sebagai Muslim dan punya harapan untuk bertaubat.

Golongan ketiga Khawarij dalam istilah ilmu kalam merupakan suatu golongan pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar dan meninggalkan barisan, karena ketidaksepakatan terhadap keputusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim), dalam perang Shiffin pada tahun 37/648 Masehi dengan kelompok Muawiyah bin Abu Sufyan dalam permasalahan persengketaan kekhalifahan. Sehingga golongan ini keluar dari golongan Ali bin Abi Thalib dan membuat golongan sendiri dalam percaturan politik maupun dalam pemahaman ajaran agama Islam.

Dari ketiga golongan inilah yang ikut andil besar Islam menjadi beragam golongan. Karena setelah ketiga golongan di atas Islam menjadi beragam golongan, mulai dari Qodariah, Jabariyah, Sunni, Mu'tazilah, Wahabi dan masih banyak lagi golongan Islam yang lainnya.

Perkembangan golongan Islam sejak zaman Sahabat Nabi sampai era masa kini, ternyata Islam menuju kubangan yang sangat dalam. Sehingga memunculkan gesekan yang tidak hanya dalam masalah pola pikir, tetapi lebih jauh lagi mengarah gesekan yang bersifat aksi kekerasan. 

Kalau masalah pola pkir kita sering mendengar pertarungan Islam yang mengatasnamakan diri Islam liberal dengan pertarungan melawan Islam Khilafah, begitu juga Islam tradisional yang dengan gigih melawan penghakiman-penghakiman dari Islam khilafah maupun Islam liberal. Sehingga adu olah pikir baik melalui diskusi maupun melalui dunia tulis menulis tak terhindarkan dengan beragam argumen yang menjadi alat untuk menguatkan argumen masing-masing golongan.

Sedangakan kalau melihat peta golongan Islam di dunia, ternyata umat Islam dihadapkan tidak hanya permasalahan berkutat pada pola pikir, namun golongan Islam sudah masuk dalam kubangan kekerasan, baik di Suriah, Irak, Mesir, Libya, Yaman, Afghanistan, dan masih banyak lagi negara yang dihuni sebagian besar umat Islam masuk dalam kubangan golongan, dan yang populer dengan istilah golongan Sunni, Wahabi dan Syiah. Ketiga golongan inilah yang memberi warna dalam percaturan politik, sosial, budaya, yang semuanya tak lepas dikaitkan dengan ajaran Islam golongan masing-masing dalam pemahaman ajaran ke-Islaman.

Islam dalam kubangan golongan sejak zaman Sahabat Nabi sampai masa kini merupakan keperihatinan yang sangat mendalam bagi umat Islam di dunia. Karena Islam yang ajarannya menonjolkan cinta damai, seakan-akan berubah menjadi aksi kekerasan dalam pertarungan antar golongan sesama umat Islam.

Semoga Allah SWT melindungi kami umat Islam dari kejahatan jiwa maupun kejahatan raga, Amin.......................

Wednesday, 25 November 2015

Ateis Dalam Pandangan Islam


By: Khoirul Taqwim

Tak sedkit para pemikir Ilmu yang mengedepankan cara pandang melalui rasionalitas menganggap bahwa agama itu candu, bahkan menganggap Tuhan itu sudah mati. Sehingga memunculkan gagasan ateis atau disebut dengan istilah orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Berangkat dari sinilah dibutuhkan analisa yang tajam tentang keberadaan Tuhan dalam pandangan ateis maupun dalam pandangan Islam.

Bagi orang yang beriman tentunya mempercayai keberadaan Tuhan itu ada, tetapi bagi orang ateis menganggap Tuhan hanya sebatas bualan belaka. Bahkan lebih jauh lagi kitab-kitab suci dianggap hanya sebatas dongeng semata.

Ajaran ateis mengedepankan rasionalitas yang cenderung mengarah untuk menegasikan sebuah logika jiwa. Sehingga mereka para pengagum ateis lebih berkutat kepada logika akal dengan menegasikan logika jiwa. Sehingga paradigma kaum ateis lebih cenderung menonjolkan akal belaka, padahal akal terkadang tertipu hanya sebatas dalam indera penglihatan semata, tetapi tidak mampu melihat misteri dibalik suatu kondisi yang lebih rumit, sedangkan keberadaan logika akal tak jarang belum mampu menembusnya.

Kaum ateis menganggap alam semesta hanya sebatas hasil evolusi belaka, begitu juga manusia lahir dari hasil evolusi semata, bahkan lebih jauh lagi agama samawi tak lepas dari hasil evolusi kepercayaan sederhana yaitu: hasil dari evolusi kepercayaan totemisme, animisme dan dinamisme. Sehingga keyakinan tentang adanya sang maha pencipta tak lepas dari hasil evolusi keyakinan sederhana lalu menuju hasil agama samawi.

Melihat realitas tentang adanya pemahaman ateis yang mulai merasuki paradigma pemikiran para pelajar, baik pelajar dari barat maupun para pelajar dari timur, tentunya menjadi permasalahan besar bagi lembaga pendidikan dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, untuk terus berupaya memberikan pemahaman secara gamblang dan jujur, untuk memilah antara logika akal dengan logika jiwa, supaya dua logika ini tidak saling tumpang tindih.

Ketika logika akal cenderung berlebihan dalam memberikan penjelasan tentang permasalahan kehidupan, tentunya yang ada nantinya akan memunculkan sebuah paradigma pemikiran ateis. Karena keyakinan dalam beragama dikupas melalui logika akal semata, tanpa melihat logika jiwa. Begitu juga kalau lebih mengedepankan logika jiwa sehingga akan memunculkan pola pikir mitologi yang berlebihan. Sehingga segala permasalahan dikaitkan dengan logika jiwa, tanpa melihat logika olah akal.

Berangkat dari pemahaman diatas Islam mengajarkan suatu olah pikir yang mengambil jalan tengah, bahwa antara logika akal dengan logika jiwa sudah seharusnya saling mengisi antara satu sama lain, tentunya untuk menguatkan keimanan bagi umat Islam, bukan malah mengambil satu sisi dan berakibat melemahkan keimanan.

Islam jelas mengajarkan bagi umat Islam untuk mngimani adanya Allah. Bahkan seseorang tidak dikatakan beriman hingga dia mengimani adanya Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah. 

Islam juga mengajarkan untuk mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah.

Islam juga mengajarkan untuk mengimani kepada kitab-kitab Allah, bahwa seluruh kitab Allah adalah firman-Nya dan bukanlah ciptaanNya. 

Islam juga mengajarkan untuk mengimani kepada para rasul Allah, bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, 

Islam juga mengajarkan untuk mengimani kepada hari akhir, dan pada substansinya Islam mengajarkan rukun Iman yang terdiri dari: Beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat Allah, beriman kepada Kitab-kitab Allah, beriman kepada Para Nabi dan Rasul Allah, beriman kepada hari kiamat,  beriman kepada Qada dan Qadar.

Kembali kepada gagasan ateis yang tidak mempercayai akan adanya Tuhan, berarti ateis sama dengan mengingkari keberadaan rukun iman. Sehingga ateis sangat tidak sejalan dengan ajaran Islam yang mempercayai adanya rukun iman.

Berangkat dari argumen diatas berarti ajaran ateis sangat bertentangan dengan ajaran Islam, apalagi Islam mengajarkan Tauhid Uluhiyyah yaitu: mentauhidkan Allah dalam segala bentuk peribadahan baik yang zhahir maupun yang batin, begitu juga Islam mengajarkan bentuk Tauhid Rububiyyah yaitu: mentauhidkan Allah dalam kejadian-kejadian yang hanya bisa dilakukan oleh Allah, serta menyatakan dengan tegas bahwa Allah Ta’ala adalah Rabb dan Pencipta semua makhluk, dan Allahlah yang mengatur dan mengubah keadaan manusia maupun keadaan alam semesta.

Semoga Allah memberi petunjuk dan jalan kebaikan bagi mereka yang mau memahami makna keimanan yang tersurat maupun yang tersirat, Amin......

Tuesday, 24 November 2015

22 Oktober, Hari Santri


By: Khoirul Taqwim

22 Oktober
Hari Santri telah tiba
Hening cipta berkumandang di negeri khatulistiwa
Untuk mengingat jasa-jasa para Santri
Dalam membela agama dan negara

Udara ketenangan terasa
Disaat kedatangan hari Santri
Begitu juga angin terhenti sejenak
Disaat menyambut hari Santri
Dengan adanya hari Santri
Menimbulkan sebuah renungan besar
Bagi umat manusia seutuhnya

Dahulu kala
Disaat para Santri berjuang
Sampai titik darah penghabisan
Dalam melawan penjajahan bangsa asing
Semua dilakukan tanpa pamrih
Itulah giat semangat para Santri dikala itu

Kesunyian malam ini
Tak terasa air mata
Mengalir dipangkuan bumi pertiwi
Sebagai bakti mengenang para Santri
Dikala itu dengan senjata seadanya
Berjuang kemedan tempur
Dalam menempuh resolusi Jihad
Demi kebangkitan nusa dan bangsa
Maka sudah selayaknya
Kita mengenang mereka

Hari ini
Kutulis sejarah besar di hari santri
Disaksikan berjuta-juta bintang diangkasa
Disaksikan udara dingin menggigil
Semua terasa alam menyambut hari santri
Sebagai hari mengenang para Santri
Sebagai hari pahlawan khatulistiwa
Sebagai hari kebangkitan umat
Dinegeri maritim dengan puluhan ribu
Berjajar pulau-pulau dari Sabang sampai Merauke

Kutulis dimalam gelap gulita
Ditemani semangat menghijau
Sebagai tanda kesuburan alam Nusantara
Yang penuh kemakmuran
Yang tiada tara kekayaannya

Hari Santri
Dengan kopyah hitam dikepala
Sarung sebagai simbol kekuatan
Untuk melawan segala tirani
Dalam mempertahankan kemerdekaan
Yang telah dibangun para pendahulu negeri

Dengan keberadaan hari Santri
Dapat dijadikan semangat introspeksi
Dalam mengeja langkah selanjutnya
Demi kejayaan
Demi kemerdekaan
Dan sudah seharusnya
Kita dapat mengambil
Suri tauladan yang baik
Dengan adanya hari Santri
Saat ini dan selamanya

Semoga hari Santri
Membawa rahmat dan nikmat
Dan membawa keberkahan
Dalam mengamalkan segala kebajikan
Demi kemajuan, keadilan, dan kemakmuran
Bagi rakyat Nusantara
Amin.......

Islam Dalam Kubangan Golongan


By: Khoirul Taqwim

Ketika membicarakan Islam seolah-olah pikiran umat Islam dibawa dari zaman Nabi sampai zaman kontemporer, namun ada pembeda di saat zaman Nabi Muhammad, bahwa Islam masih manunggal dalam ajaran kenabian, namun dengan perkembangan zaman ajaran Islam mulai bercampur dari Sahabat Nabi sampai para pemuka agama. Sehingga memunculkan fenomena ajaran Islam tidak lagi manunggal, tetapi menjadi beragam ajaran Islam, mulai dari syari'at sampai ajaran aqidah mengalami reduksi dari zaman Nabi menuju zaman berikutnya.

Islam mulai mengalami perpecahan sejak zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib, Dari sinilah Islam menjadi tiga golongan, pertama golongan Syi'ah yaitu: mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah yang paling utama di antara para sahabat dan yang berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan atas kaum Muslimin, begitu juga anak cucunya berhak menjadi pemimpin umat Islam dalam bentuk kekhalifahan.

Golongan kedua yaitu: Murji'ah merupakan sebuah golongan Islam yang muncul dari golongan yang tak sepaham dengan Khawarij. Paradigma pemikiran Murji'ah dengan pemahaman tentang keimanan yang cukup hanya dalam hati, dan golongan Murji'ah tak mengkafirkan seorang Muslim yang berdosa besar, sebab yang berhak menjatuhkan hukuman terhadap seorang pelaku dosa hanyalah Allah SWT, sehingga seorang Muslim, sekalipun berdosa besar, dalam kelompok ini tetap diakui sebagai Muslim dan punya harapan untuk bertaubat.

Golongan ketiga Khawarij dalam istilah ilmu kalam merupakan suatu golongan pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar dan meninggalkan barisan, karena ketidaksepakatan terhadap keputusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim), dalam perang Shiffin pada tahun 37/648 Masehi dengan kelompok Muawiyah bin Abu Sufyan dalam permasalahan persengketaan kekhalifahan. Sehingga golongan ini keluar dari golongan Ali bin Abi Thalib dan membuat golongan sendiri dalam percaturan politik maupun dalam pemahaman ajaran agama Islam.

Dari ketiga golongan inilah yang ikut andil besar Islam menjadi beragam golongan. Karena setelah ketiga golongan di atas Islam menjadi beragam golongan, mulai dari Qodariah, Jabariyah, Sunni, Mu'tazilah, Wahabi dan masih banyak lagi golongan Islam yang lainnya.

Perkembangan golongan Islam sejak zaman Sahabat Nabi sampai era masa kini, ternyata Islam menuju kubangan yang sangat dalam. Sehingga memunculkan gesekan yang tidak hanya dalam masalah pola pikir, tetapi lebih jauh lagi mengarah gesekan yang bersifat aksi kekerasan. 

Kalau masalah pola pkir kita sering mendengar pertarungan Islam yang mengatasnamakan diri Islam liberal dengan pertarungan melawan Islam Khilafah, begitu juga Islam tradisional yang dengan gigih melawan penghakiman-penghakiman dari Islam khilafah maupun Islam liberal. Sehingga adu olah pikir baik melalui diskusi maupun melalui dunia tulis menulis tak terhindarkan dengan beragam argumen yang menjadi alat untuk menguatkan argumen masing-masing golongan.

Sedangakan kalau melihat peta golongan Islam di dunia, ternyata umat Islam dihadapkan tidak hanya permasalahan berkutat pada pola pikir, namun golongan Islam sudah masuk dalam kubangan kekerasan, baik di Suriah, Irak, Mesir, Libya, Yaman, Afghanistan, dan masih banyak lagi negara yang dihuni sebagian besar umat Islam masuk dalam kubangan golongan, dan yang populer dengan istilah golongan Sunni, Wahabi dan Syiah. Ketiga golongan inilah yang memberi warna dalam percaturan politik, sosial, budaya, yang semuanya tak lepas dikaitkan dengan ajaran Islam golongan masing-masing dalam pemahaman ajaran ke-Islaman.

Islam dalam kubangan golongan sejak zaman Sahabat Nabi sampai masa kini merupakan keperihatinan yang sangat mendalam bagi umat Islam di dunia. Karena Islam yang ajarannya menonjolkan cinta damai, seakan-akan berubah menjadi aksi kekerasan dalam pertarungan antar golongan sesama umat Islam.

Semoga Allah SWT melindungi kami umat Islam dari kejahatan jiwa maupun kejahatan raga, Amin.......................

Monday, 23 November 2015

Ateis Dalam Pandangan Islam


By: Khoirul Taqwim

Tak sedkit para pemikir Ilmu yang mengedepankan cara pandang melalui rasionalitas menganggap bahwa agama itu candu, bahkan menganggap Tuhan itu sudah mati. Sehingga memunculkan gagasan ateis atau disebut dengan istilah orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Berangkat dari sinilah dibutuhkan analisa yang tajam tentang keberadaan Tuhan dalam pandangan ateis maupun dalam pandangan Islam.

Bagi orang yang beriman tentunya mempercayai keberadaan Tuhan itu ada, tetapi bagi orang ateis menganggap Tuhan hanya sebatas bualan belaka. Bahkan lebih jauh lagi kitab-kitab suci dianggap hanya sebatas dongeng semata.

Ajaran ateis mengedepankan rasionalitas yang cenderung mengarah untuk menegasikan sebuah logika jiwa. Sehingga mereka para pengagum ateis lebih berkutat kepada logika akal dengan menegasikan logika jiwa. Sehingga paradigma kaum ateis lebih cenderung menonjolkan akal belaka, padahal akal terkadang tertipu hanya sebatas dalam indera penglihatan semata, tetapi tidak mampu melihat misteri dibalik suatu kondisi yang lebih rumit, sedangkan keberadaan logika akal tak jarang belum mampu menembusnya.

Kaum ateis menganggap alam semesta hanya sebatas hasil evolusi belaka, begitu juga manusia lahir dari hasil evolusi semata, bahkan lebih jauh lagi agama samawi tak lepas dari hasil evolusi kepercayaan sederhana yaitu: hasil dari evolusi kepercayaan totemisme, animisme dan dinamisme. Sehingga keyakinan tentang adanya sang maha pencipta tak lepas dari hasil evolusi keyakinan sederhana lalu menuju hasil agama samawi.

Melihat realitas tentang adanya pemahaman ateis yang mulai merasuki paradigma pemikiran para pelajar, baik pelajar dari barat maupun para pelajar dari timur, tentunya menjadi permasalahan besar bagi lembaga pendidikan dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, untuk terus berupaya memberikan pemahaman secara gamblang dan jujur, untuk memilah antara logika akal dengan logika jiwa, supaya dua logika ini tidak saling tumpang tindih.

Ketika logika akal cenderung berlebihan dalam memberikan penjelasan tentang permasalahan kehidupan, tentunya yang ada nantinya akan memunculkan sebuah paradigma pemikiran ateis. Karena keyakinan dalam beragama dikupas melalui logika akal semata, tanpa melihat logika jiwa. Begitu juga kalau lebih mengedepankan logika jiwa sehingga akan memunculkan pola pikir mitologi yang berlebihan. Sehingga segala permasalahan dikaitkan dengan logika jiwa, tanpa melihat logika olah akal.

Berangkat dari pemahaman diatas Islam mengajarkan suatu olah pikir yang mengambil jalan tengah, bahwa antara logika akal dengan logika jiwa sudah seharusnya saling mengisi antara satu sama lain, tentunya untuk menguatkan keimanan bagi umat Islam, bukan malah mengambil satu sisi dan berakibat melemahkan keimanan.

Islam jelas mengajarkan bagi umat Islam untuk mngimani adanya Allah. Bahkan seseorang tidak dikatakan beriman hingga dia mengimani adanya Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah. 

Islam juga mengajarkan untuk mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah.

Islam juga mengajarkan untuk mengimani kepada kitab-kitab Allah, bahwa seluruh kitab Allah adalah firman-Nya dan bukanlah ciptaanNya. 

Islam juga mengajarkan untuk mengimani kepada para rasul Allah, bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, 

Islam juga mengajarkan untuk mengimani kepada hari akhir, dan pada substansinya Islam mengajarkan rukun Iman yang terdiri dari: Beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat Allah, beriman kepada Kitab-kitab Allah, beriman kepada Para Nabi dan Rasul Allah, beriman kepada hari kiamat,  beriman kepada Qada dan Qadar.

Kembali kepada gagasan ateis yang tidak mempercayai akan adanya Tuhan, berarti ateis sama dengan mengingkari keberadaan rukun iman. Sehingga ateis sangat tidak sejalan dengan ajaran Islam yang mempercayai adanya rukun iman.

Berangkat dari argumen diatas berarti ajaran ateis sangat bertentangan dengan ajaran Islam, apalagi Islam mengajarkan Tauhid Uluhiyyah yaitu: mentauhidkan Allah dalam segala bentuk peribadahan baik yang zhahir maupun yang batin, begitu juga Islam mengajarkan bentuk Tauhid Rububiyyah yaitu: mentauhidkan Allah dalam kejadian-kejadian yang hanya bisa dilakukan oleh Allah, serta menyatakan dengan tegas bahwa Allah Ta’ala adalah Rabb dan Pencipta semua makhluk, dan Allahlah yang mengatur dan mengubah keadaan manusia maupun keadaan alam semesta.

Semoga Allah memberi petunjuk dan jalan kebaikan bagi mereka yang mau memahami makna keimanan yang tersurat maupun yang tersirat, Amin......

Sunday, 22 November 2015

Antara Darah Eropa Dengan Darah Timur Tengah


By: Khoirul Taqwim

Menggelapar senjata api tak mengenal siang maupun malam
Ledakan dari sudut-sudut sepi maupun sudut-sudut keramaian
Pertanda darah mulai berjalan diatas udara basah kematian
Rasa aman sudah menjadi barang mahal bagi kehidupan

Negeri timur tengah
Saat Palestina berlumuran darah
Dunia terasa bungkam
Karena dianggap sebuah kewajaran
Begitu pula saat darah Suriah mengalir dijalanan
Dunia tak ada suara
Begitu juga tak ketinggalan
Saat Irak berlumuran darah
Dunia terasa diam dengan seribu bahasa kata

Booom
Ledakan tiba
Dooor
Rentetan senjata api datang di Negeri Eropa
Perancis berdarah
Dunia seakan mencekam
Dunia seakan bersuara dengan lantang
Mengutuk segala tindakan penyebab darah keluar dari rahim-rahim Eropa
Lalu kemana Dunia?
Saat Irak, Suriah, Palestina dan negeri Timur tengah banjir darah
Dunia seakan diam membisu tanpa sepatah kata

Suriah berdarah itu sudah menjadi hal biasa
Irak berdarah itu sudah menjadi tabiat alam
Palestina berdarah itu sudah tak asing lagi bagi mereka
Namun disaat Perancis berdarah
Keluar ribuan bahasa
Jutaan bahasa keluar dari media-media
Bahkan tak mengenal lintas batas darat, laut, udara mengutuk darah tragedi Perancis
Karena Eropa sudah lama tak melihat sebuah darah

Inilah sajak sederhana
Antara darah Eropa dengan darah Timur tengah
Dalam pusaran kematian dan kehidupan

Geguritan Samudra Kekuwaosan


Dening: Khoirul Taqwim

Samudra jiwa
Menggelepar teng antawis puing-puing kesugengan
ngupadi secercah harapan
Kian dinten miwiti tenggelam lebet badai cemeng kesugengan

Kekuwaosan
dados rebatan para piyambakipun sedaya ingkang salit kalenggahan
amargi kekuwaosan teng anggap samudra keistimewaan
ngantos samukawis margi ditempuh
mboten perduli samudra waspa
mboten perduli samudra jiwa
dados margi pangasinggihanan salira menuju kekuwaosan
ngantos korban-korban mboten ketang inggil asma kekuwaosan

Adalem mriksa saking tebih
sayangipun kian dinten tambah celak nyelak
inggil asma kekuwaosan kaliyan samukawis upakara upaya
ngupadi margi nulayani muslihat kagem ngrenakaken
Perebutan kursi-kursi samudra kekuasaaan

Samudra kekuwaosan
kados angan-angan badhe kemegahan
kados angan-angan badhe kegemilangan
Padahal sedaya mboten lukar saking bayang-bayang
Ilusi tebih badhe kekasinggihanan

Geguritan Kerudung Pethak


Dening: Khoirul Taqwim

Tawang bintu membahana
mraos angkasa nan tebih teng angkasa
ngatingal keperkasaan alam ingkang kian dinten
miwiti risak dening asta-asta mboten nanggel-wangsul
satuhu malapetaka miwiti teng ngajeng soca
jagi melenyapkan samukawis ingkang wonten

Sonten menika
kesaen tawang nampak ngampil swanten kemerduan
Menyejukkan rongga-rongga jiwa ingkang kaken
lajeng mlebet kesanubari ingkang paling lebet
ngantos ngampil ketenangan ingkang satuhu linangkung
Penuh kaliyan kenikmatan raos ugi asa kesugengan

Kerudung pethak
Melintas kados bayang-bayang cahaya surya sonten
sae kemriksa soca
Sejukkan sanubari paling lebet
ngantos terpaut sareng alam teng njawi nalar kesugengan
Kian dipunmriksa tambah celak lebet detakan jantung asmara raga

Sonten menika
tawang bintu membahana
sareng bayang-bayang kerudung pethak
mraos dipunsaben relung jiwa
ngantos mboten kraos dinten miwiti gelap
ngantos ical bayang-bayang kerudung pethak teng sonten dinten

Kerudung pethak
kados misteri alam ingkang mboten terpecahkan
amargi dinten kaliyan enggal nggantos
antawis surya kaliyan rembulan
Silih nggantos ugi gumantos lebet ambakan kesugengan

Samudra Kekuasaan


By: Khoirul Taqwim

Samudra jiwa
Menggelepar di antara puing-puing kehidupan
Mencari secercah harapan
Kian hari mulai tenggelam dalam badai hitam kehidupan

Kekuasaan
Menjadi rebutan para mereka yang haus jabatan
Karena kekuasaan di anggap samudra keistimewaan
Hingga segala jalan ditempuh
Tak perduli samudra air mata
Tak perduli samudra jiwa
Menjadi jalan pembenaran diri menuju kekuasaan
Hingga korban-korban tak terhitung atas nama kekuasaan

Kulihat dari jauh
Namun kian hari semakin dekat mendekat
Atas nama kekuasaan dengan segala cara upaya
Mencari jalan tipu muslihat untuk memenangkan
Perebutan kursi-kursi samudra kekuasaaan

Samudra kekuasaan
Bagai angan-angan akan kemegahan
Bagai angan-angan akan kegemilangan
Padahal semua tak lepas dari bayang-bayang
Ilusi jauh akan kebenaran

Kerudung Putih


By: Khoirul Taqwim

Langit biru membahana
Menghias angkasa nan jauh di angkasa
Menampakkan keperkasaan alam yang kian hari
Mulai rusak oleh tangan-tangan tak bertanggung-jawab
Sungguh malapetaka mulai di depan mata
Siap melenyapkan segala yang ada

Sore ini
Keindahan langit nampak membawa suara kemerduan
Menyejukkan rongga-rongga jiwa yang kaku
Lalu masuk kesanubari yang terdalam
Hingga membawa ketenangan yang sungguh luar biasa
Penuh dengan kenikmatan rasa dan asa kehidupan

Kerudung putih
Melintas bagai bayang-bayang cahaya matahari sore
Indah terlihat mata
Sejukkan sanubari terdalam
Hingga terpaut bersama alam di luar nalar kehidupan
Kian dilihat semakin dekat dalam detakan jantung asmara raga

Sore ini
Langit biru membahana
Bersama bayang-bayang kerudung putih
Menghias disetiap relung jiwa
Sampai tak terasa hari mulai gelap
Hingga hilang bayang-bayang kerudung putih di sore hari

Kerudung putih
Bagai misteri alam yang tak terpecahkan
Karena hari dengan cepat berganti
Antara Matahari dengan rembulan
Silih berganti dan mengganti dalam nafas kehidupan

Bacalah! Ayat Qauliyah Dan Kauniyah


By: Khoirul Taqwim

Alam berguncang
Aliran debu bertebaran di wajah-wajah kehidupan
Flora Fauna sekarat diterpa ombak lautan
Hari itu manusia bertanya-tanya
Ada apa dengan alamku?
Yang kian garang menyongsong dikala senja

Tahukah engkau wahai manusia
Bumi yang tercipta dengan kesempurnaanya
Telah kau rusak dengan tangan-tanganmu
Hingga hari ini
Datanglah gelombang tsunami
Datanglah wedus gembel dari gunung-gunung tinggi menjulang
Dan daratan menjadi lautan kemurkaan

Usaplah wajahmu
Dengarlah bisikan nuranimu
Apa yang telah engkau lakukan selama ini?
Hingga datanglah kerusakan bumi
Setelah tercipta dengan baik

Bacalah!
Ayat Qauliyah
Supaya jiwamu tenang
Bahwa Allah telah mencipta manusia dalam bentuk kesempurnaan
Kemudian dikembalikan ketempat yang serendah-rendahnya
Kecuali mereka yang beriman

Bacalah!
Ayat Kauniyah
Supaya engkau berpikir
Bahwa Allah akan memperlihatkan mereka tanda-tanda kekuasaan
Disegala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri
Hingga jelas pada mereka
Bahwa Al-Qur'an adalah: kebenaran

Kutulis tentang kehidupan
Yang muncul dari lubuk jiwa
Bersama Ayat Qauliyah dan Kauniyah

Saturday, 21 November 2015

Geguritan Tahajud


Dening: Khoirul Taqwim

Rembulan dipuntawang miwiti gelap
kartika-kartika bertaburan miwiti tenggelam
ngenget fajar miwiti tiba
nembekaken bumi sunyi mboten wonten swanten
ingkang wonten sawates bisikan sekaran binatang
ingkang kereksa saking sarenipun

Sajadah adalem paringke
saking ujung wetan ngantos ujung kilen
dados wujud bektos adalem inggil kagungan kang moho wenang
amargi teng dalu dinten menika
Allah badhe menganugerahkan kenikmatan
ugi badhe ngalenggahan derajatipun
kagem piyambakipun sedaya ingkang bertahajud

Tahajud
mukawis amalan ibadah kebajikan
dipunngrikaa penghambaan salira
ingkang dipunlebetipun wonten taman-taman Syurga
ugi soca-soca tirta kesaen
punika punagi sang mentis pencipta
kagem piyambakipun sedaya ingkang bertaqwa

Oh! dalu tahajud kawula
mukawis dalu kepasrahan salira
dhateng Allah pangagungan tawang ugi bumi

Oh! dalu tahajud kawula
yaiku: dalu panggen adalem berdo'a
panggen adalem bersandar wonten Ilahi
kaliyan penuh andhap penggalih ugi penuh harap
mawi penuh keikhlasan

Tasbih kawula
ugi sabar kawula dipundalu menika
yaiku: karunia ugi nikmat
saking Allah SWT

Sujud kawula
dados bentuk kepasrahan paling inggil
amargi dalem mboten kersa dados rencang Iblis
Apalagi Iblis salajeng kersa ndhestar manusia
amargi Iblis salajeng menggoda saben insan manusia
kagem dipundadosaken rencang piyambakipun sedaya

Tahajud kawula
dados bentuk penghambaan salira wonten Ilahi
amargi panjenenganipun yaiku: sang mentis pencipta samukawis
ingkang wonten teng alam semesta ugi seisinipun

Friday, 20 November 2015

22 Oktober, Hari Santri


By: Khoirul Taqwim

22 Oktober
Hari Santri telah tiba
Hening cipta berkumandang di negeri khatulistiwa
Untuk mengingat jasa-jasa para Santri
Dalam membela agama dan negara

Udara ketenangan terasa
Disaat kedatangan hari Santri
Begitu juga angin terhenti sejenak
Disaat menyambut hari Santri
Dengan adanya hari Santri
Menimbulkan sebuah renungan besar
Bagi umat manusia seutuhnya

Dahulu kala
Disaat para Santri berjuang
Sampai titik darah penghabisan
Dalam melawan penjajahan bangsa asing
Semua dilakukan tanpa pamrih
Itulah giat semangat para Santri dikala itu

Kesunyian malam ini
Tak terasa air mata
Mengalir dipangkuan bumi pertiwi
Sebagai bakti mengenang para Santri
Dikala itu dengan senjata seadanya
Berjuang kemedan tempur
Dalam menempuh resolusi Jihad
Demi kebangkitan nusa dan bangsa
Maka sudah selayaknya
Kita mengenang mereka

Hari ini
Kutulis sejarah besar di hari santri
Disaksikan berjuta-juta bintang diangkasa
Disaksikan udara dingin menggigil
Semua terasa alam menyambut hari santri
Sebagai hari mengenang para Santri
Sebagai hari pahlawan khatulistiwa
Sebagai hari kebangkitan umat
Dinegeri maritim dengan puluhan ribu
Berjajar pulau-pulau dari Sabang sampai Merauke

Kutulis dimalam gelap gulita
Ditemani semangat menghijau
Sebagai tanda kesuburan alam Nusantara
Yang penuh kemakmuran
Yang tiada tara kekayaannya

Hari Santri
Dengan kopyah hitam dikepala
Sarung sebagai simbol kekuatan
Untuk melawan segala tirani
Dalam mempertahankan kemerdekaan
Yang telah dibangun para pendahulu negeri

Dengan keberadaan hari Santri
Dapat dijadikan semangat introspeksi
Dalam mengeja langkah selanjutnya
Demi kejayaan
Demi kemerdekaan
Dan sudah seharusnya
Kita dapat mengambil
Suri tauladan yang baik
Dengan adanya hari Santri
Saat ini dan selamanya

Semoga hari Santri
Membawa rahmat dan nikmat
Dan membawa keberkahan
Dalam mengamalkan segala kebajikan
Demi kemajuan, keadilan, dan kemakmuran
Bagi rakyat Nusantara
Amin.......

Bacalah! Ayat Qauliyah Dan Kauniyah


By: Khoirul Taqwim

Alam berguncang
Aliran debu bertebaran di wajah-wajah kehidupan
Flora Fauna sekarat diterpa ombak lautan
Hari itu manusia bertanya-tanya
Ada apa dengan alamku?
Yang kian garang menyongsong dikala senja

Tahukah engkau wahai manusia
Bumi yang tercipta dengan kesempurnaanya
Telah kau rusak dengan tangan-tanganmu
Hingga hari ini
Datanglah gelombang tsunami
Datanglah wedus gembel dari gunung-gunung tinggi menjulang
Dan daratan menjadi lautan kemurkaan

Usaplah wajahmu
Dengarlah bisikan nuranimu
Apa yang telah engkau lakukan selama ini?
Hingga datanglah kerusakan bumi
Setelah tercipta dengan baik

Bacalah!
Ayat Qauliyah
Supaya jiwamu tenang
Bahwa Allah telah mencipta manusia dalam bentuk kesempurnaan
Kemudian dikembalikan ketempat yang serendah-rendahnya
Kecuali mereka yang beriman

Bacalah!
Ayat Kauniyah
Supaya engkau berpikir
Bahwa Allah akan memperlihatkan mereka tanda-tanda kekuasaan
Disegala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri
Hingga jelas pada mereka
Bahwa Al-Qur'an adalah: kebenaran

Kutulis tentang kehidupan
Yang muncul dari lubuk jiwa
Bersama Ayat Qauliyah dan Kauniyah

Bacalah! Ayat Qauliyah Dan Kauniyah


By: Khoirul Taqwim

Alam berguncang
Aliran debu bertebaran di wajah-wajah kehidupan
Flora Fauna sekarat diterpa ombak lautan
Hari itu manusia bertanya-tanya
Ada apa dengan alamku?
Yang kian garang menyongsong dikala senja

Tahukah engkau wahai manusia
Bumi yang tercipta dengan kesempurnaanya
Telah kau rusak dengan tangan-tanganmu
Hingga hari ini
Datanglah gelombang tsunami
Datanglah wedus gembel dari gunung-gunung tinggi menjulang
Dan daratan menjadi lautan kemurkaan

Usaplah wajahmu
Dengarlah bisikan nuranimu
Apa yang telah engkau lakukan selama ini?
Hingga datanglah kerusakan bumi
Setelah tercipta dengan baik

Bacalah!
Ayat Qauliyah
Supaya jiwamu tenang
Bahwa Allah telah mencipta manusia dalam bentuk kesempurnaan
Kemudian dikembalikan ketempat yang serendah-rendahnya
Kecuali mereka yang beriman

Bacalah!
Ayat Kauniyah
Supaya engkau berpikir
Bahwa Allah akan memperlihatkan mereka tanda-tanda kekuasaan
Disegala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri
Hingga jelas pada mereka
Bahwa Al-Qur'an adalah: kebenaran

Kutulis tentang kehidupan
Yang muncul dari lubuk jiwa
Bersama Ayat Qauliyah dan Kauniyah

Laki-Laki Pendamba Wanita Surga


By: Khoirul Taqwim

Ku sapa lewat sms dari jauh
Pukul tiga tepat dini hari waktu itu
Di saat dia sibuk bergelut dengan sajadah
Di waktu Kalung tasbih masih melingkar diantara jari-jemari
Khusuk hening dalam sholat lailmu
Menghiasi malammu yang sepi merajuk
Keikhlasan bukti kesetiaanmu pada-NYA
Tangan mengadah penuh Do'a-do'a gaib
Menunduk kepala sampai kamu tak bangun dari sujudmu
Karena jiwamu hanya untuk-NYa

Bila saya dihadapkan dengan wanita itu
Sungguh aku tak mampu berucap sepatah kata
Dia adalah wanita surga menjelma manusia
Aku ingin selalu sms di setiap sepertiga malam
Agar aku dapat belajar dari kesetianmu pada-NYA
Biar sayap malaikat pembawa rahmat malam itu
Hiasi seluruh ruang hatimu dan juga jiwaku
Tak ada kata bimbang maupun ragu dalam dada
Semua terasa kau ada dalam kesempurnaan

Wanita surga yang ada disana
Bolehkah aku tulis pesan untukmu
Ajarkan padaku tentang Ilmu yang kamu raih
Hingga aku mampu duduk tenang di alam raya
Di kala air matamu menetes di atas sajadah
Aku hanya berucap subhanallah
Wanita mulia berbudi luhur

Setiap jengkal nafas laki-laki
Pasti akan mendambakan wanita penghuni surga
Bila itu jadi harapanku amatlah keterlaluan diriku
Seperti keinginan bulan memeluk matahari
Jika di bumi masih ada kembaranmu
Sejuta kebajikan akan bertebaran di udara terang itu

Aku laki-laki pendamba wanita surga
Tak mungkin kan jadi pendampingmu di bumi
Walau ada itu hanya ilusi waktu tidur
Tapi aku cukup sehelai do'a
Agar setelah mati aku dipertemukan denganmu
Karena kau tak pernah jadi takdirku

Rahasia Cinta Wanita di Balik Jilbab


By: Khoirul Taqwim

Wanita di balik jilbab
Kau terlihat begitu tegar pancarkan sebuah makna kata
Saat di kau menatap setiap detak jantung yang kian mulai melambat
Namun aku tahu di balik kerudung rahasiamu
Bahwa kamu begitu rapuh saat memahami makna rasa kata cinta
Karena kamu tercipta dari tulang rusuk yang ada dalam daku
Sehingga aku tahu kalau kamu tak berdaya memahami sebuah jiwa

Wanita di balik jilbab
Menggoda di setiap mata kepala sang lelaki yang ada
Saat mengingat jilbab membentang rahmat di langit biru
Bersandar di atas kepala wanita dalam naungan sang maha Ilahi

Wanita di balik jilbab
Setiap waktu kan bersinar di setiap qalbu sang lelaki
Bahkan tetesan air matamu mengandung cairan salju
Sejukkan setiap jengkal jantung di balik sanubari
Selangkah indah wanita berjilbab nan ayu rupawan
Saat hati ini kering membisu rasa dalam benak
Kau wanita punya rahasia nikmat yang agung terasa

Wanita di balik jilbab
Rahasiamu ada di alam jiwa, terlantun saat pujian datang
Sampai hari nan waktu tak menentu dalam getaran rasa jiwa
Cinta rahasia wanita ada di balik jilbab yang terurai lewat bahasa rasa

Perkembangan dan Pemikiran Islam Tradisional Indonesia


By: Khoirul Taqwim

Islam tradisional tumbuh berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia sejak awal agama Islam datang ke-Nusantara, tetapi dalam perjalanan Islam tradisional mendapatkan berbagai tantangan dari berbagai sekte Islam dengan gagasan ke-Islaman yang cenderung sepihak dalam membedah khazanah tentang Nilai-nilai yang terkandung dalam ke-Islaman. Bahkan tantangan yang terkuat datang sejak bangsa eropa datang ke-Indonesia dengan membawa bendera kolonialisme. Sehingga memunculkan Islam dengan corak modern dengan meniru gaya hidup ala bangsa eropa, padahal corak ke-Islaman model dari bangsa eropa tidak sesuai dengan masyarakat di nusantara.

Perjalanan Islam tradisional semakin kuat di saat kemerdekaan bangsa Indonesia telah hadir dalam kehidupan masyarakat. Bahkan Islam tradisional dengan gencar mendirikan berbagai pendidikan melalui pondok pesantren maupun dalam bentuk pendidikan lain, tetapi dalam perjalanan selanjutnya Islam tradisonal semakin menghadapi beragam tantangan yang kuat dari dominasi bangsa barat dan para pejuang khilafah. Sehingga Islam trdaisional semakin di anggap sebagai budaya yang ketinggalan zaman. Bahkan ada istilah Islam konservatif yang di alamatkan penganut Islam tradisional, tetapi stigma yang paling menyakitkan Islam tradisonal di anggap sebagai pengejawantahan terhadap nenek moyang yang jauh dari Nilai-nilai ke-Islaman.

Melihat beragam serangan dari berbagai argumen para penganut di luar Islam tradisional, perlu ada sebuah bentuk pemahaman secara tepat, bahwa tuduhan dari luar Islam tradisional bukanlah sebuah kebenaran, sebab Islam tradisional merupakan sebuah pengejawantahan antara Nilai-nilai ke-Islaman dengan budaya masyarakat setempat, agar terjadi saling berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya.

Perjalanan Islam tradisonal setelah era reformasi dengan berbagai gejolak ke-Islaman datang begitu gencar, Bahkan kita kenal dengan sebutan istilah ke-Islaman dengan pemahaman Liberal, Khilafah dan masih banyak lagi Istilah-istilah lainnya. Sehingga membuat Islam tradisonal mencoba menjawab tantangan zaman yang datang dari berbagai kalangan dengan seonggok dogma yang tidak cocok dengan masyarakat Islam tradisional.

Geliat Islam tradisional dalam menjawab sebuah argumen Islam liberal dengan berusaha memberikan sebuah pemaparan dengan cara mengerahkan dengan berpegang pada sebuah nilai keseimbangan antara tekstual dengan kontekstual.

Keberadaan Islam Liberal cenderung secara kontekstual dalam memberikan sebuah makna kehidupan. Sehingga terkadang Islam liberal kebablasan dalam menerjemahkan masalah kajian ke-Islaman tanpa mengindahkan tekstual. Nah! dari sinilah perlu ada sebuah pemaparan yang saling berkaitan antara tekstual dengan kontekstual secara tepat dalam menempatkan sebuah permasalahan.

Sedangkan Islam khilafah cenderung mengarah kepada pembahasan seputar pemurnian Islam. Bahkan kajian Islam Khilafah cenderung mengarah dalam bentuk tekstual, padahal antara tekstual dengan kontekstual sudah semestinya harus sejalan dalam melihat beragam fenomena kehidupan masyarakat secara luas.

Pasca reformasi telah terjadi sebuah pola pikir dengan mengarah kebablasan dalam mengkaji ke-Islaman baik dari Islam Liberal maupun Islam Khilafah. Sehingga menghasilkan satu sama lain saling menaruh curiga sesama masyarakat Islam. Nah! Islam tradisional pasca reformasi merupakan wajah dinamika baru dalam memberikan sebuah pemahaman dengan jalan tengah, bahwa Islam merupakan perpaduan antara tekstual dengan kontekstual dalam menjawab dan menerjemahkan beragam permasalahan kehidupan masyarakat secara umum.

Keberadaan Islam tradisional merupakan sebuah proses menuju jalan tengah antara pergolakan Islam ala barat dengan pergolakan Islam ala timur tengah. Nah! disinilah Islam tradisional berperan sebagai media jalan tengah dalam memajukan Islam di Indonesia dalam mencari sebuah makna Nilai-nilai ke-Islaman yang tersurat maupun tersirat.

Dengan melihat berbagai permasalahan tentang ke-Islaman di Indonesia sebelum kemerdekaan, saat kemerdekaan dan setelah kemerdekaan membuat Islam tradisional mencoba mengubah dan menyesuaikan dalam menempatkan sebuah gagasan. Sebab agama Islam merupakan sebuah pengejawantahan antara Nilai-nilai ke-Islaman dalam kehidupan masyarakat secara universal. Semoga Allah Membekali kita dengan ilmu yang bermanfa'at, menjadikan kita termasuk orang yang berilmu dan menjadikan kita termasuk golongan manusia yang mulia di dunia maupun di akhirat, Amiin........

Antara Darah Eropa Dengan Darah Timur Tengah


By: Khoirul Taqwim

Menggelapar senjata api tak mengenal siang maupun malam
Ledakan dari sudut-sudut sepi maupun sudut-sudut keramaian
Pertanda darah mulai berjalan diatas udara basah kematian
Rasa aman sudah menjadi barang mahal bagi kehidupan

Negeri timur tengah
Saat Palestina berlumuran darah
Dunia terasa bungkam
Karena dianggap sebuah kewajaran
Begitu pula saat darah Suriah mengalir dijalanan
Dunia tak ada suara
Begitu juga tak ketinggalan
Saat Irak berlumuran darah
Dunia terasa diam dengan seribu bahasa kata

Booom
Ledakan tiba
Dooor
Rentetan senjata api datang di Negeri Eropa
Perancis berdarah
Dunia seakan mencekam
Dunia seakan bersuara dengan lantang
Mengutuk segala tindakan penyebab darah keluar dari rahim-rahim Eropa
Lalu kemana Dunia?
Saat Irak, Suriah, Palestina dan negeri Timur tengah banjir darah
Dunia seakan diam membisu tanpa sepatah kata

Suriah berdarah itu sudah menjadi hal biasa
Irak berdarah itu sudah menjadi tabiat alam
Palestina berdarah itu sudah tak asing lagi bagi mereka
Namun disaat Perancis berdarah
Keluar ribuan bahasa
Jutaan bahasa keluar dari media-media
Bahkan tak mengenal lintas batas darat, laut, udara mengutuk darah tragedi Perancis
Karena Eropa sudah lama tak melihat sebuah darah

Inilah sajak sederhana
Antara darah Eropa dengan darah Timur tengah
Dalam pusaran kematian dan kehidupan

Perang Adalah Rahmat


By: Khoirul Taqwim

Ketika membaca tentang perang sadar atau tidak sadar pikiran kita secara langsung melayang jauh akan terjadinya dampak yang destruktif (merusak), sebab dengan adanya perang tak dapat di pungkiri akan terjadinya hilangnya nyawa, harta benda dan akan terjadi banyak janda-janda dan anak-anak yatim dan masih banyak lagi yang berdampak negatif dari peperangan tersebut, tetapi sebenarnya ada sisi positif dalam perang jika kita mau memahami secara universal.

Sebelum lebih jauh kita membahas tentang perang adalah rahmat, lebih bijaknya kalau kita terlebih dahulu memberikan pengertian perang yaitu sebuah aksi fisik dan non fisik antara dua kelompok atau lebih untuk melakukan dominasi di suatu tempat yang dipertentangkan.namun secara umum perang merupakan pertentangan antar kelompok dalam melakukan suatu gerakan dan yang menjadi penyebab perang adalah adanya perselisihan ideologi yang di pengaruhi sarat kepentingan, keinginan untuk memperluas wilayah kekuasaan, perebutan sumber daya alam di suatu tempat, dan masih banyak lagi yang menyebabkan adanya peperangan.

Perang sudah menjadi ruh sejarah manusia dari generasi ke generasi dalam menjalani hidup, sehingga sejak dahulu kala sampai generasi saat ini kita tak lepas dari generasi yang bebas dari perang, jadi wajar apabila kita selalu melihat perang di belahan dunia, tentunya dari situ akan ada reaksi yang mendukung perang maupun yang menolak adanya peperangan, itulah bentuk keberagaman manusia dalam menafsiri perang, tetapi yang pasti perang sudah menjadi watak manusia dalam berkompetisi, untuk itu perang yang punya nilai rahmat di butuhkan pemikiran yang dalam, sebab tidak semua perang adalah rahmat bahkan perang juga membawa bencana kalau kita tidak memahami perang yang punya nilai kemanusiaan. lalu yang menjadi pertanyaan besar adalah perang yang seperti apa yang mempunyai nilai rahmat? pertanyaan inilah yang nantinya membawa kita dalam pembahasan yang lebih mengkerucut.

Perang yang punya nilai rahmat adalah ketika perang tersebut mengarah menuju tercapainya masyarakat yang damai, adil, makmur dan sejahtera, sehingga terjadinya perang adalah bentuk perwujudan pembebasan masyarakat dari suatu cengkeraman penjajahan, dari peristiwa tersebut kita punya kewajiban perang sebagai tanggung jawab memerdekakan manusia dalam melakukan rekonstruksi di segala aspek kehidupan masarakat, agar terjadi kehidupan yang lebih beradab dan jauh dari sifat kemunkaran. Adanya perang merupakan bentuk efesien dan efektif dalam melakukan sebuah gerakan perlawanan, dalam agama Islam tidak pernah mengajarkan peperangan selain untuk tujuan pembebasan; yaitu: pembebasan dari berbagai bentuk penindasan, diskriminasi dan tindakan melanggar HAM, dan lain sebagainya. Dalam sejarah Islam menegaskan bahwa tentara Islam masuk ke Mesir dengan tujuan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi, bahkan di negara kita sendiripun perang juga pernah terjadi saat memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia dalam mengusir penjajahan yang menindas masyarakat pribumi.

Jadi ketika perang dikatakan rahmat apabila sesuai dengan nilai kasih.

Pendidikan Indonesia Dalam Kubangan Paradigma Bangsa Barat


By: Khoirul Taqwim

Pendidikan Indonesia sejak SD sampai tingkat perguruan tinggi, tak di nyana dan tak di kira dalam keilmuan hampir seratus persen mengadopsi bagian dari paradigma bangsa barat, Bahkan ironis kekayaan pemikiran di kawasan nusantara di telan habis dalam pola pikir bangsa barat. Inilah bentuk keprihatinan terbesar dari kalangan masyarakat yang perduli atas keselamatan dari masyarakat bangsa nusantara dari dogma bangsa barat yang saat ini berkembang pesat dalam dunia pendidikan Indonesia.

Bangsa Indonesia merupakan negara dengan tingkat pendidikan yang masih cenderung mengekor dalam teori berbagai ilmu pengetahuan, bagaimana tidak? pendidikan Indonesia masih mengadopsi sejumlah besar teori tentang paradigma bangsa barat yang tidak sejalan dengan falsafah nusantara. Sehingga wajar banyak para cendekiawan Indonesia yang tegila-gila dengan gagasan bangsa barat, tetapi lupa dengan gagasan teori yang sejalan dengan budaya dalam kehidupan masyarakat secara luas.

Soekarno merupakan tokoh besar dengan gagasan pancasila tak lepas dari menggali kekayaan nusantara, tetapi para cendekiawan Indonesia saat ini cenderung mengadopi paradigma pemikiran bangsa barat, baik berupa teori positivisme, liberalisme, nihilisme, pluralisme, marxisme, kapitalisme, materialisme, dan masih banyak lagi istilah paradigma pemikiran bangsa barat yang tumbuh berkembang di nusantara Indonesia. Namun sayangnya para cendekiawan yang di harapkan mampu mengimbangi paradigma bangsa barat malah terejerat dengan konsep bangsa barat. Sungguh ini merupakan peristiwa yang sangat ironis atas nasib pendidikan di tanah nusantara Indonesia.

Impor pengetahuan bangsa barat merupakan penerapan yang syah dalam memperoleh ilmu pengetahuan, apabila dalam pengejawantahan tak lupa dengan menggali kekayaan masyarakat nusantara itu sendiri dalam mendisplinkan antara ilmu pengetahuan bangsa barat dengan konteks kepentingan masyarakat nusantara, tetapi kalau hanya sebatas mengadopsi dari paradigma pemikiran bangsa barat dan di bawa kewilayah nusantara, berarti tak ada bedanya hanya sebatas memperpanjang kaki tangan idiologi bangsa barat.

Ilmu pengetahuan dengan segudang teori bangsa barat memang begitu sistematis masuk kewilayah pendidikan Indonesia dengan rapi. Sehingga banyak kalangan pelajar yang lupa kacang atas kulitnya, entah ini sebuah tindakan di sengaja bangsa barat atau memang ketidak mampuan para cendekiawan nusantara membendung gagasan bangsa barat.

Paradigma gagasan bangsa barat begitu cerdas membius sebagian besar para pelajar Indonesia, tentu semua tak lepas dari para Duta-duta cendekiawan bangsa barat, baik datang dari para cendekiawan bangsa barat itu sendiri, pada saat masuk kedunia pendidikan Indonesia atau datang dari duta cendekiawan masyarakat pribumi itu sendiri.

Keberadaan pendidikan Indonesia saat ini dalam kubangan paradigma bangsa barat. Nah! untuk melepaskan diri dari kubangan paradigma bangsa barat, sudah saatnya para cendekiawan melakukan penggalian ilmu dari khazanah nusantara, bahwa para cendekiawan nusantara harus mampu membuktikan diri dalam membangun sebuah teori dengan tidak mengekor konsep bangsa barat yang tumbuh berkembang secara pesat di dunia pendidikan Indonesia saat ini.

Ekspansi ilmu pengetahuan bangsa barat begitu deras menerpa bangsa Indonesia, kalau tidak sekarang melakukan sebuah gagasan dalam membendung teori bangsa barat, lalu kapan ekspansi ilmu pengetahuan bangsa barat akan berakhir? Inilah tantangan para pelajar Indonesia dalam menjawab gagasan bangsa barat yang saat ini banyak di gandrungi para pelajar dengan menamakan diri para kaum liberal.

Membendung keilmuan bangsa barat yang berpaham tak sejalan dengan ruh masyarakat nusantara di perlukan sebuah penggalian ilmu pengetahuan dari dalam maupun dari luar, tentu dengan berlandaskan Islam sebagai pengejawantahan dalam kehidupan akhirat maupun dalam kehidupan dunia. Semoga Allah membimbing kami dengan ilmu yang berkah dan bermanfa'at, Amiin......

Islam Tradisional

By: Khoirul Taqwim

Eksistensi Islam tradisional sudah mulai menjadi kajian para pemikir di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Bahkan saat ini Islam tradisional sudah mulai menjadi pembicaraan para akademisi dalam menggali tentang khazanah ke-Islaman dengan budaya masyarakat setempat. Sebab Islam dengan budaya merupakan sebuah bangunan yang saling berkesinambungan secara utuh, tanpa terpisah sama sekali dalam kehidupan masyarakat Islam.

Sejak zaman dahulu kala Islam tradisional sering di petakan oleh para ahli dari barat. Bahwa Islam tradisional merupakan sebuah bentuk bangunan konservatif yang tertutup, padahal Islam tradisional bukan masalah tertutup atau terbuka dalam menerjemahkan kehidupan yang serba multi real, tetapi paradigma Islam tradisional cenderung mengarah pada memfilters sebuah budaya asing yang ingin masuk dalam ranah multi real kehidupan masyarakat secara universal.

Paradigma berpikir Islam tradisional dalam membangun tentang dunia ke-Islaman, agar tidak terjadi kebebasan yang dilandasi bukan semangat dari kepribadian masyarakat pribumi. Maka Islam tradisional lebih mengedepankan tentang kebijakan tepa selira dalam membangun falsafah keberagaman ditengah-tengah kehidupan masyarakat secara luas.

Islam tradisional dianggap para pemikir barat sebagai corak pemikiran yang cenderung tertutup dalam pola berpikir, padahal barat sendiri tertutup di saat mendapatkan penjelasan dari paradigma Islam tradisional.

Gagasan para pemikir barat lebih berpikir cenderung menghakimi masyarakat tradisional, dan para pemikir barat menganggap paradigma mereka merupakan sebuah pencerahan, padahal budaya dan kepribadian bangsa barat berbeda jauh dengan masyarakat tradisonal.

Masalah ketertutupan masyarakat tradisional sering disalah artikan oleh para pemikir barat, tentu dengan tujuan membuat sebuah argumen tentang Islam tradisional, agar di pandang sebelah mata oleh para pelajar didalam negeri maupun luar negeri. Sehingga menghasilkan sebuah stigma, bahwa Islam tradisional merupakan ajaran yang lebih mengedepankan kepada ketertutupan secara sempit dalam memberikan kajian tentang ke-Islaman, padahal semua itu tidaklah benar atas tuduhan dari bangsa barat.

Lebih jauh lagi, bangsa barat selalu berusaha membuka masyarakat tradisional dengan cara keterbukaan yang sesuai dengan adat istiadat dalam diri mereka, padahal kalau dilihat secara jernih tentang Islam tradisional. Bahwa keterbukaan dan kebebasan dalam Islam tradisional, tentu sesuai dengan corak pandang masyarakat tradisional sendiri, begitu pula keterbukaan dan kebebasan bangsa barat, tentu tidak lerlepas dari kepribadian bangsa barat sendiri dalam menerjemahkan tentang makna tersebut.

Keberadaan Islam tradisional merupakan sebuah pengejawantahan antara teks dan konteks, agar kedua hal ini dapat terjadi sebuah sinergi yang saling berkaitan secara utuh. Karena Islam tradisonal merupakan wajah ke-Islaman dengan mengambil Nilai-nilai yang terdapat dalam kawasan Nusantara, untuk di gali dalam khazanah ke-Islaman yang lebih membumi dalam kehidupan secara kaffah. Sehingga Islam tradisional mampu memberikan sebuah pemahaman tentang ke-Islaman secara kaffah dalam kehidupan masyarakat secara luas.

Islam tadisional merupakan sebuah gagasan dalam membangun masyarakat pribumi, agar mampu memberikan sebuah pemahaman tentang ke-Islaman antara teks dan konteks, agar dapat sejalan dan beriringan dalam menerjemahkan tentang kehidupan.

Ketika berbicara Islam tradisional dalam corak pandang para pemikir barat, sering menghasilkan sebuah penilaian tentang Islam tradisional secara konservatif ala barat, padahal Islam tradisional merupakan sebuah kearifan lokal dalam mengkaji tentang ke-Islaman.

Gagasan cerdas Islam tradisional merupakan sebuah pengejawantahan tentang nilai luhur masyarakat, agar dapat menyatu secara utuh dalam ajaran dan Nilai-nilai tentang ke-Islaman, supaya menghasilkan sebuah bangunan yang kokoh dalam membangun khazanah Islam di kawasan Nusantara. Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan berkah kepada kami, Amiin......

Bahasa Wong Nganjuk


Oleh: Khoirul Taqwim

Siapa lupa Nganjuk
Jangan itu kataku
Apa kau lupa disini ada Dr. Soetomo
Dia pendiri Budi Utomo
Dia Pahlawan yang dihargai sejagad Nusantara
Apa kau lupa disini banyak tokoh jagad Brathayuda
Jangan kau lupa sejarah

Aku berpikir kembali jangan lupa melupa
Bisikan hati kecilku terucap dari dalam
Kupijakkan kaki di Nganjuk
Kemana kau tak datang
Hamparan sawah menunggu
Kamu tak datang jua hari
Kerdil nyaliku
Tapi aku tak takut walau aku kentut buta
Menyeret kamu keduniaku
Aroganku kambuh
Simpuh sembah kuminta ma’af
Ampuni aku bos
Ampuni aku semua
Terucap dari simpuh nadirku

Hari Nganjuk telah tiba nanta
Kota nan kecil
Tapi jangan kau kecilkan
Sebab negeri Nganjuk masih lumayan surga
Alamnya
Suburnya
Semua kurasa
Nafas Nganjuk
Mengarungi petani disawah
Mengarungi langkah sahabat
Itu bahasa wong Nganjuk berkata

Nurani Nganjukku terucap dalam bahasa nyawa
Biar semua lebur
Nganjukku harus berdiri tegak menjulang di jagad raya
Bahasa Nganjuk menggema seantera negeri maya

Terima kasih Kuucap makna
Nganjuk bicara lewat bahasa maya
Hari ini dan selamanya

Thursday, 19 November 2015

Membangun Politik Islam


By: Khoirul Taqwim

Politik Islam mengedepankan tentang kejujuran dalam meletakkan pondasi berbagai strategi, untuk menciptakan masyarakat yang sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam, supaya tercipta masyarakat yang berpegang tegung pada firman dan sabda. Karena firman dan sabda merupakan sebuah sumber tatanan kehidupan, untuk di jadikan sebagai cara pandang bagi keberlangsungan di tengah-tengah realita kehidupan masyarakat.

Membangun politik Islam membutuhkan strategi yang arif dan bijaksana, supaya ajaran Islam dengan berbagai ajarannya dapat di terima di tengah-tengah realita kehidupan masyarakat dengan cara sebaik-baiknya, apalagi mengingat segala kehidupan tak lepas dari sebuah pondasi dasar, supaya masyarakat luas tidak terjebak dalam kehidupan yang penuh dengan kemunkaran, maka Islam sebagai tuntunan berdiri di garis depan, untuk berupaya menciptakan sebuah masyarakat yang jauh dari perbuatan tercela, agar dapat di gantikan dengan sifat yang baik dan benar.

Kehidupan masyarakat yang penuh dengan berbagai dilema, baik dari permasalahan ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, keamanan, dan berbagai permasalahan lainnya. Semua tak lepas disebabkan dari permasalahan masyarakat yang jauh dari tuntunan ajaran agama Islam. Sehingga berangkat dari sinilah masyarakat perlu di beri sebuah masukan tentang ajaran Islam yang penuh dengan perdamaian, ketenteraman, agar masyarakat di dalam kehidupannya mendapatkan sebuah inspirasi positif saat menjalankan berbagai aktivitas sehari-harinya.

Keberadaan politik dengan bentuk tipu daya, bahkan politik tak jarang berbentuk menghalalkan segala cara. Sehingga bentuk politik jauh dari sifat amanah, jujur, dan jauh dari berbagai bentuk positif lainnya. Mengingat bentuk politik yang terjadi saat ini, penuh dengan intrik dengan tujuan sebatas menjatuhkan lawan politik. Berangkat dari sinilah politik yang di hasilkan hanya sebatas mengejar kehidupan duniawi belaka, tentu dengan tujuan tak lepas dari sebuah kekuasaan, tetapi bukan sebuah politik yang mendidik menuju perilaku yang baik dan mencerdaskan.

Politik Islam dengan melihat kerancuan di tengah-tengah realita kehidupan perpolitikan saat ini, maka politik Islam berupaya membangun politik yang penuh dengan sopan santun, dan jauh dari sifat tercela, supaya di tengah-tengah realita kehidupan masyarakat tercipta sebuah bangsa dan negara yang aman, damai, tenteram, dan di berkahi Allah SWT.

Membangun politik Islam merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat di tawar-tawar lagi, untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat saat ini, terutama masalah akhlak yang semakin tergerus arus zaman, apalagi mengingat kerusakan sebuah bangsa tak lepas dari akhlak yang rusak, tetapi begitu juga, apabila terjadi sebuah kemajuan bangsa, tentu semua tak lepas pula dari akhlak masyarakat yang baik. Inilah yang harus menjadi perhatian segenap umat muslim, bahwa politik Islam mengedepankan perilaku yang jujur, amanah, di segala tindakan dalam berpolitik.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan berkah kepada para politisi Islam, supaya mampu membangun bangsa yang adil, aman, tenteram, dan damai di tengah-tengah realita kehidupan masyarakat luas, Amiin....

Islam Tradisional


By: Khoirul Taqwim

Eksistensi Islam tradisional sudah mulai menjadi kajian para pemikir di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Bahkan saat ini Islam tradisional sudah mulai menjadi pembicaraan para akademisi dalam menggali tentang khazanah ke-Islaman dengan budaya masyarakat setempat. Sebab Islam dengan budaya merupakan sebuah bangunan yang saling berkesinambungan secara utuh, tanpa terpisah sama sekali dalam kehidupan masyarakat Islam.

Sejak zaman dahulu kala Islam tradisional sering di petakan oleh para ahli dari barat. Bahwa Islam tradisional merupakan sebuah bentuk bangunan konservatif yang tertutup, padahal Islam tradisional bukan masalah tertutup atau terbuka dalam menerjemahkan kehidupan yang serba multi real, tetapi paradigma Islam tradisional cenderung mengarah pada memfilters sebuah budaya asing yang ingin masuk dalam ranah multi real kehidupan masyarakat secara universal.

Paradigma berpikir Islam tradisional dalam membangun tentang dunia ke-Islaman, agar tidak terjadi kebebasan yang dilandasi bukan semangat dari kepribadian masyarakat pribumi. Maka Islam tradisional lebih mengedepankan tentang kebijakan tepa selira dalam membangun falsafah keberagaman ditengah-tengah kehidupan masyarakat secara luas.

Islam tradisional dianggap para pemikir barat sebagai corak pemikiran yang cenderung tertutup dalam pola berpikir, padahal barat sendiri tertutup di saat mendapatkan penjelasan dari paradigma Islam tradisional.

Gagasan para pemikir barat lebih berpikir cenderung menghakimi masyarakat tradisional, dan para pemikir barat menganggap paradigma mereka merupakan sebuah pencerahan, padahal budaya dan kepribadian bangsa barat berbeda jauh dengan masyarakat tradisonal.

Masalah ketertutupan masyarakat tradisional sering disalah artikan oleh para pemikir barat, tentu dengan tujuan membuat sebuah argumen tentang Islam tradisional, agar di pandang sebelah mata oleh para pelajar didalam negeri maupun luar negeri. Sehingga menghasilkan sebuah stigma, bahwa Islam tradisional merupakan ajaran yang lebih mengedepankan kepada ketertutupan secara sempit dalam memberikan kajian tentang ke-Islaman, padahal semua itu tidaklah benar atas tuduhan dari bangsa barat.

Lebih jauh lagi, bangsa barat selalu berusaha membuka masyarakat tradisional dengan cara keterbukaan yang sesuai dengan adat istiadat dalam diri mereka, padahal kalau dilihat secara jernih tentang Islam tradisional. Bahwa keterbukaan dan kebebasan dalam Islam tradisional, tentu sesuai dengan corak pandang masyarakat tradisional sendiri, begitu pula keterbukaan dan kebebasan bangsa barat, tentu tidak lerlepas dari kepribadian bangsa barat sendiri dalam menerjemahkan tentang makna tersebut.

Keberadaan Islam tradisional merupakan sebuah pengejawantahan antara teks dan konteks, agar kedua hal ini dapat terjadi sebuah sinergi yang saling berkaitan secara utuh. Karena Islam tradisonal merupakan wajah ke-Islaman dengan mengambil Nilai-nilai yang terdapat dalam kawasan Nusantara, untuk di gali dalam khazanah ke-Islaman yang lebih membumi dalam kehidupan secara kaffah. Sehingga Islam tradisional mampu memberikan sebuah pemahaman tentang ke-Islaman secara kaffah dalam kehidupan masyarakat secara luas.

Islam tadisional merupakan sebuah gagasan dalam membangun masyarakat pribumi, agar mampu memberikan sebuah pemahaman tentang ke-Islaman antara teks dan konteks, agar dapat sejalan dan beriringan dalam menerjemahkan tentang kehidupan.

Ketika berbicara Islam tradisional dalam corak pandang para pemikir barat, sering menghasilkan sebuah penilaian tentang Islam tradisional secara konservatif ala barat, padahal Islam tradisional merupakan sebuah kearifan lokal dalam mengkaji tentang ke-Islaman.

Gagasan cerdas Islam tradisional merupakan sebuah pengejawantahan tentang nilai luhur masyarakat, agar dapat menyatu secara utuh dalam ajaran dan Nilai-nilai tentang ke-Islaman, supaya menghasilkan sebuah bangunan yang kokoh dalam membangun khazanah Islam di kawasan Nusantara. Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan berkah kepada kami, Amiin......

Paradigma Islam Tradisional Pasca Reformasi


By: Khoirul Taqwim

Reformasi merupakan sebuah agenda besar dalam melakukan sebuah perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan reformasi di jadikan sebuah bentuk bangunan pembebasan dari belenggu kediktatoran dari sebuah rezim kepemimpinan. Karena reformasi merupakan salah satu proses dalam membangun sebuah peradaban bangsa secara terbuka dan berani dalam mengambil sebuah sikap, untuk mengemban amanat dan tanggung jawab suci dalam mewujudkan sebuah perubahan.

Perjalanan reformasi yang menjadi sebuah impian besar para pelopor gerakan dalam mengggulingkan rezim kepemimpinan diktator, telah mengubah paradigma kebangsaan dari tertutup menuju sebuah sistem keterbukaan. Sehingga dengan sistem terbuka mengakibatkan sebuah idiologi baru masuk keranah kebangsaan. Berangkat dari sinilah sistem keterbukaan dengan mengedepankan dalil sebuah kebebasan telah menjadikan keberagaman corak berpikir berkembang secara pesat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lebih jauh lagi, bahwa pasca reformasi dengan sistem keterbukaan telah masuk keranah keagamaan, agama Islam sebagai lumbung gagasan baru muncul di era reformasi dengan berbagai wajah dalam menampakkan diri saat menggagas tentang dunia ke-Islaman. Sehingga terjadilah sebuah pertarungan yang sangat gencar dalam pemahaman tentang ke-Islaman di era pasca reformasi.

Pergolakan pasca reformasi dalam dunia Islam berkembang begitu pesat dalam kajian ekonomi, sosial, politik, budaya. Mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling kontroversial. Bahkan sebuah gagasan yang cenderung mengarah di luar sebuah adat kebiasaan masyarakat secara luas juga berkembang pesat. Sehingga terkadang memunculkan sebuah paradigma berseberangan antara yang satu dengan lainnya.

Reformasi merupakan salah satu pintu gerbang keterbukaan dalam memahami dan menerjemahkan beragam persoalan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Bahkan reformasi menjadi sebuah jalan idiologi dari luar berkembang begitu pesat masuk kewilayah Indonesia, baik masalah ekonomi, sosial, budaya, politik, pendidikan maupun dalam bidang yang lain.

Keberadaan reformasi telah dijadikan alat oleh sebagian kelompok dalam menyebarkan sebuah gagasan yang menjadi sebuah idiologi. Sehingga pasca reformasi berbagai pola pikir dari paham yang menyimpang maupun paham yang ingin meluruskan agama Islam bermunculan dengan berbagai wajah yang berbeda.

Paling mencolok dalam paradigma Islam pasca reformasi merupakan pertarungan sebuah wajah besar antara liberal dengan wajah khilafah. Sehingga kedua wajah ini sering bersitegang mulai dari adu argumen sampai pertarungan yang lebih fenomenal lagi. Mengingat pertarungan antara liberal melawan khilafah merupakan sebuah pertarungan dari sebuah gagasan dan budaya dari luar nusantara.

Liberal merupakan gagasan yang datang dari bangsa barat. Sehingga paradigma berpikir dari kelompok liberal cenderung mengarah terhadap permasalahan akal dalam menafsiri sebuah kehidupan. Karena liberal menekankan kepada aspek kebebasan hak individu, tetapi kelemahan terbesar dalam liberal terletak dalam penekanan tentang masalah gagasan yang cenderung menegasikan masalah hak sosial.

Hasil olah pikir liberal sering mengadopsi dari pemikiran barat dalam menerjemahkan tentang sebuah kehidupan beragama. Berangkat dari sinilah liberal terjebak pengulangan gagasan dengan mengarah pada kebebasan semu dalam membangun paradigma berpikir. Sebab liberal cenderung pada olah konteks dalam memberikan sebuah tafsir tentang keagamaan, padahal dalam menafsirkan keagamaan tidak hanya sebatas mengandalkan tentang konteks belaka. Namun antara teks dan konteks harus mampu di sinergikan dengan tepat.

Sedangkan khilafah mengarah terhadap cara pandang tekstual dalam memberikan sebuah tafsir tentang ke-Islaman. Sehingga paradigma khilafah terjebak dalam pemahaman secara teks dan jauh dari multi real kehidupan. Berangkat dari sinilah sebuah bangunan khilafah cenderung mengadopsi paradigma gagasan budaya dari bangsa timur tengah dalam memberikan sebuah gambaran tentang Nilai-nilai ke-Islaman.

Pasca reformasi dengan ranah paradigma ke-Islaman yang berkembang dalam pertarungan idiologi liberal barat melawan khilafah timur tengah, ternyata memunculkan sebuah gagasan dari Islam tradisional sebagai penyeimbang antara liberal dengan khilafah. Sebab Islam tradisional lebih menekankan pada aspek teks dan konteks secara sinergi dalam lingkup NIlai-nilai tentang ke-Islaman. Sehingga dalam wajah Islam tradisional merupakan sebuah bentuk penerapan masyarakat pribumi dalam menggali sebuah ajaran Islam dengan konteks budaya, agar terjadi sebuah mutualisme secara real antara teks dan konteks dalam ajaran Islam.

Islam tradisional lebih cenderung mengarah menuju sebuah gagasan dari menggali nilai luhur masyarakat pribumi sendiri dalam menggagas sebuah konsep ke-Islaman. Sebab budaya timur tengah maupun budaya dari barat sangat tidak cocok dengan kepribadian masyarakat pribumi. Karena itu dengan menggali nilai luhur dalam memunculkan sebuah nilai tentang kearifan lokal dengan di masuki ajaran Islam sebagai penyeimbang antara kehidupan profan dan sakral. Berangkat dari sinilah antara kearifan lokal dapat berjalan berdampingan dengan Nilai-nilai ajaran Islam, untuk mengkaji sebuah teks dan konteks yang saling berintegrasi.

Paradigma Islam tradisional merupakan sebuah jalan tengah dalam menerjemahkan tentang Nilai-nilai ke-Islaman, agar bangsa Indonesia di era pasca reformasi mampu menggali khazanah nusantara, agar dapat di padukan antara teks dan konteks secara tepat dalam mencapai sebuah kemaslahatan umat yang berlandaskan dari ajaran suci agama Islam. Dan Allah Memberi petunjuk kepada kebenaran, atas rahmat, keagungan, dan kemuliaan-NYA.